Melayangkan pandangan kosong, Felix hanya diam menatap dedaunan yang ber ayun tertiup oleh hembusan angin sore ini.
Di sekujur tubuhnya terdapat banyak luka karena ulahnya sendiri. Jika tidak ada Changbin, mungkin dia telah lama tak bernyawa.
...
"Lix, makan dulu! Dari pagi lo belum makan apapun"
Felix membalikkan badannya menatap nampan berisi makanan kesukaannnya yang di bawa oleh Changbin. Dia kemudian menatap sorot mata tulus itu. Mata sayu yang hanya menyiratkan rasa sayang begitu tulus padanya. Ingin menolak, namun melihat bagaimana Changbin merawatnya selama ini, membuatnya enggan melakukannya.
Dia memakan makanan itu walaupun tanpa rasa ingin. Melahapnnya beberapa suap mungkin sudah cukup. Itu sudah membuat Changbin senang.
...
"Lix, lo mau liat lampu kota malam ini? Di sana ada pertunjukan air mancur indah banget"
"Terserah lo aja bin, gue ikut aja"
Tersenyum senang, Changbin memeluknya erat. Di balik senyum itu, Ekspresi Changbin tiba-tiba berubah menjadi sedih.
Teringat kembali bayangan beberapa tahun lalu saat dia masih kecil...
...
"Bin, kamu nggak sendirian. Ada aku disini. Tolong jangan bunuh diri Bin. Nanti aku main sama siapa?" Bocah kecil bernama Felix itu memeluk kaki Changbin agar tidak melompat dari atas gedung lantai lima Apartemen tempat tinggalnya.
Changbin masih menangis. Terdapat banyak luka bekas sayatan, dan sayatan baru yang darahnya masih terkucur deras di tubuhnya. Itu perbuatan ayah angkatnya.
Di adopsi sejak bayi, Orang tua Changbin dulu sangat menyayanginya. Namun karena mereka bercerai karena perselingkuhan, Changbin menjadi pelampiasan amarah ayahnya. Walaupun sebenarnya itu bukan salah Changbin, namun menurut ayahnya, tidak apa melampiaskan pada Changbin. Toh itu bukan anak kandungnya sendiri.
Setelah Orang tua Changbin bercerai, dia hanya tinggal dengan ayah angkatnya. Seperti itulah dia akhirnya mendapatkan banyak siksaan di tubunya. Tinggal di satu apartemen dengan Felix, dia berteman baik dengan Felix.
Felix hanya tinggal dengan neneknya saja. Sejak bayi, orang tuanya tinggal dan menetap di Australia. Karena neneknya sangat menyayanginya, Felix selalu saja di turuti apapun kemauanya. Hidup tanpa kedua orang tua membuatnya menjadi pribadi yang mandiri yang tidak takut pada apapun.
Saat ini, hanya Felix lah yang selalu bisa membujuk Changbin untuk tidak bunuh diri. Pada akhirnya mereka selalu bersama dan tidak meninggalkan satu sama lain. Beranjak remaja, mereka bersekolah di satu sekolah yang sama. Menjadi berandal dan beberapa kali keluar masuk penjara karena pencurian kecil, kasus bully dan tawuran, membuat mereka di kenal bahkan oleh sekelompok mavia di daerah tersebut.
Seungmin yang pada saat itu masih berusia lima belas tahun dan menjadi junior Felix dan Changbin di sekolah, ingin menjadikan mereka berdua teman sekaligus bodyguard untuk dirinya sendiri.
Seungmin adalah putra tunggal Bos mavia di kawasan tersebut. Suatu saat dia akan menggantikan posisi ayahnya untuk menjadi penerus bisnis keluarganya. Jadi, lebih baik memilih orang kepercayaan mulai sekarang kan.
Felix menyetujui permintaan juniornya itu dan masuk ke sekolah khusus bodyguard saat usianya baru enam belas tahun. Di sana dia bertemu dengan Chan yang juga di tunjuk sendiri oleh Seungmin untuk menjadi bodyguardnya di masa depan.
Pertemuan Chan dengan Seungmin bermula saat Seungmin di culik oleh segerombolan preman yang memiliki dendam dengan Ayah Seungmin. Pada saat itu, Chan tidak sengaja melihat Seungmin akan di bunuh dan langsung melawan sekitar sembilan preman itu dengan tangan kosong. Pada akhirnya dia bisa menyelamatkan Seungmin walaupun mendapat luka pukulan cukup parah di kepalanya.
Sejak saat itu, Chan menerima tawaran Seungmin untuk menjadi bodyguardnya. Namun karena obsesinya untuk menjadi kaya belum terpenuhi, dia lantas menyabotase barang milik Seungmin. Karena tak ingin aksinya diketahui, dia kabur ke Bangkok. Di sanalah Chan mengganti identitasnya menjadi Christ kekasih Hyunjin.
Changbin belum menerima tawaran itu karena dia masih memberatkan perasaanya untuk Felix. Walaupun dia tau Felix hanya menganggapnya sebatas sahabat, namun perasaanya lebih dari seorang sahabat. Jika dia masuk ke dalam geng mavia itu, bukan tidak mungkin dia tidak akan bisa sepenuhnya memiliki Felix.
...
Setahun berlalu, tanpa bertemu dengan Felix. Jauh di sana Felix telah menjalin hubungan yang erat dengan Chan. Sama seperti dia memperlakukan Changbin, Felix memperlakukan Chan seperti sahabatnya sendiri, bahkan seperti adik, karena usia mereka berbeda satu tahun. Saat masuk sekolah khusus itu, Chan masih berusia lima belas tahun sama seperti Seungmin. Namun kemampuan bela dirinya sangat mempuni.
Bukan Changbin namanya jika dia bisa jauh dari Felix. Dia memutuskan masuk sekolah bogyguard itu demi bertemu dengan Felix. Bersiap menjadi bogyguard untuk Kim Seungmin, anak boss mavia yang akan memimpin meneruskan kepemimpinan ayahnya di masa depan.
Resiko...? Tentu saja ada resiko yang harus di ambil. Tapi jika dia tidak bisa bertemu lagi dengan Felix, untuk apa dia hidup bukan? Karena alasan dia hidup adalah Felix. Maka dia akan melakukan apapun untuk Felix. Walaupun mereka tidak bisa bersama layaknya sepasang kekasih.
Namun pada akhirnya, Changbin lah alasan satu-satunya Felix kehilangan senyumnya untuk selamanya. Ke egoisan dan kecemburuannya merusak segalannya yang awalnya berjalan baik.
...
"bin... lo mikirin apa?" pertanyaan itu membuyarkan lamunan Changbin.
Mengusap air matanya dan tersenyum memaksa "Nggak lix, gue Cuma kuatir sama lo"
"Gue baik-baik aja bin. Jangan nangis. Jangan terlalu kuatir sama gue. Gue nggak akan bunuh diri lagi. Gue janji?" mengusap lembut air mata yang keluar dari mata Changbin.
Itu sudah empat tahun berlalu. Mereka berdua sudah keluar dari lingkup mavia dan hidup menyendiri di sebuah kota bernama Busan. Changbin mengundurkan diri sesaat setelah Felix di diagnosa mengalami depresi parah setelah kematian Nayeon.
...
"Lix, gue sayang banget sama lo. Akan gue lakukan apapun supaya lo bisa balik seperti dulu. Apa yang harus gue lakuin agar lo bisa senyum lagi Lix?"
"Jangan lakuin apapun bin. Lo tau gue nggak akan bisa senyum lagi setelah kematian Nayeon. Gue pengen nyusulin dia, tapi lo selalu narik gue bin."
"Karena gue sayang lo lix. Dulu lo selalu jagain gue. Dan sekarang gue yang jagain lo"
"Kalo bukan karena gue masih mikirin perasaan lo, gue nggak akan ada di dunia ini lagi"
"Apa lo nggak bisa buka hati lo untuk orang lain?"
"Nayeon satu-satunya bin. Jangan maksa gue ngelakuin hal yang ngebuat gue nggak mau hidup di dunia ini lagi!"
Lagi-lagi Changbin menangis dan memeluknya erat. Changbin benar-benar tidak bisa mengatakan isi hatinya. Bgaimana dia bisa mengatakannya. Jika Felix tau Changbin mencintainya, bukan tidak mungkin Felix benar-benar mengakhiri hidupnya. Felix pasti berpikiran, dia tidak akan bisa membalas perasaan Changbin.
Maka dari itu, dia diam. Hidup Felix berada pada kendalinya sepenuhnya. Baginya, memiliki Felix seperti ini sudah cukup. Asal mereka bisa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Stray [Stray Kids] ✓
Teen FictionBxB - Mavia - Pembunuhan - Kematian Tau rasanya hidup tapi mati? Bernafas tapi tak ada udara? Ingin keluar dari ruang gelap, tapi bahkan tak ada celah? Ingin melangkah tapi tak punya kaki? Ingin bercerita tapi hanya sendirian? Hidupmu bahkan lebih b...