Seminggu telah berlalu, semua berkas yang di urus oleh renjun telah selesai dan dia akan berangkat ke Korea besok. Bahkan dia telah mendapatkan pesan dari sang ibu kalau ibunya akan menjemputnya besok karena memang dua hari setelahnya ibunya akan segera menikah.
Renjun tersenyum melihat pesan dari ibunya hingga dia merasa ada seseorang yang duduk di hadapannya karena sekarang dia sedang berada di kantin universitas.
"Alin?"
"Apa kau harus pindah ke Korea renjun?"
"Hmm." Angguk renjun pada temannya sejak sekolah dasar, Lai Guan Lin, anak kaya dari China.
"Kalau kau pergi, aku akan berteman dengan siapa?" Ucap Guan Lin.
"Kau bisa berteman dengan siapa saja alin. Aku memang harus pergi." Ucap renjun.
"Baiklah, tapi dengarkan aku. Karena aku ingin mengatakan semua ini sebelum kau pergi dan aku terlambat mengakuinya." Renjun hanya menatapnya.
"Aku.... Aku sebenarnya mencintaimu." Ucap guan lin setelah mengumpulkan semua keberaniannya. Renjun terdiam dan kaget mendengar pernyataan cinta dari temannya itu, karena baginya Guan Lin akan jadi temannya dan tak akan pernah berubah.
"Bagaimana renjun? Apa kau menerimaku? Aku siap jika harus ldr denganmu."
"Maaf alin, aku tak bisa. Aku tak pernah menganggapmu lebih dari seorang teman. Maafkan aku, aku duluan." Ucap renjun lalu diapun langsung pergi begitu saja. Guan Lin hanya menatap kepergian renjun dan mengepalkan kedua tangannya.
"Aku pastikan akan mendapatkanmu segera renjun, apapun caranya." Monolog Guan Lin.
At. Korea.
Winwin sedang sarapan dengan yuta dan jaemin, karena dia memang harus tinggal di mansion itu walaupun tidur di kamar tamu, sampai dia menikah dengan yuta.
"Bagaimana kabar renjun?" Ucap yuta.
"Dia baik Hyung, besok dia juga akan berangkat"
"Jam berapa dia akan naik pesawat?"
"Katanya jam 09:00"
"Bukankah itu berarti kau tak bisa menjemputnya sayang. Kau tau besok kita ada janji dengan boutique jam segitu."
"Tapi Hyung, renjun tak tau daerah disini. Bagaimana mungkin aku bisa tenang dia kemari tanpa aku jemput."
"Jaemin?" Yuta menatap jaemin dan jaemin menatapnya datar.
"Apa besok ada rapat penting di jam 10:00?"
"Tidak, besok aku senggang dan hanya ada jadwal melihat pabrik di Jeonju."
"Bagus, jemput calon adikmu di bandara oke?"
"Ne." Angguk jaemin.
"Sudahkan sayang?"
"Hmm, maaf harus merepotkan mu jaemin."
"Tak masalah." Datar jaemin. Lalu diapun melihat jam tangannya dan segera pamit karena banyak pekerjaan hari ini di kantor.
"Hyung? Kenapa kau seperti mencoba mendekatkan anakmu dan anakku dalam hubungan yang berbeda? Mereka akan jadi saudara Hyung."
"Jaemin bukan anakku win. Dia aku adopsi karena saat itu aku menemukannya di depan mansion."
"Ne?" Kaget winwin.
"Hmm, aku merawatnya seorang diri, dan aku menyesal mengatakan kalau dia mirip denganku dalam hal sikap. Tapi, dia sangat baik. Kalaupun dia jatuh cinta pada anakmu. Tolong restui mereka. Aku tau jaemin mampu membuat renjun bahagia."
"Tapi Hyung?"
"Kau tak perlu pikirkan perkataan semua orang, karena bagiku kebahagiaan jaemin lebih penting. Kau juga pasti mementingkan kebahagiaan renjun bukan?" Ucap yuta dan winwin hanya menganggukkan kepalanya.
"Karena itulah aku mengatakannya sekarang padamu. Jika keduanya pada akhirnya menjadi alasan untuk bahagia. Tolong kau restui."
"Aku akan melakukannya karena aku juga ingin kebahagiaan anakku Hyung. Aku akan merestui keduanya jika memang benang takdir mengikat mereka." Ucap winwin. Dan yuta tersenyum kecil lalu menggenggam tangan winwin.
"Makasih sayang." Ucap yuta lalu mengecup tangan winwin dan winwin hanya menganggukkan kepalanya saja.
🔜🔜🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother (jaemren)
Fanfiction"Mama akan menikah lagi renjun." Huang Winwin "Daddy akan menikah jaemin." Na Yuta __________________ "Ini salah hyung. Aku tak mau mengecewakan Mama dan Daddy." Huang Renjun. "Ini tidak salah renjun, kita bukan saudara kandung. Apa tak bisa kita sa...