8

1.3K 181 8
                                    

Jaemin dan renjun sampai di boutique dimana mereka akan mencoba tuxedo untuk mereka kenakan besok.

"Selamat datang jaemin." Ucap sang pemilik boutique yang merupakan istri dari sahabat yuta yang merupakan seorang pengusaha sukses Johnny Seo bernama Ten Lee atau Seo Ten.

"Dan ini—"

"Anak dari mama, Huang Renjun." Ucap jaemin datar.

"Aaa, kau sangat mirip winwin. Ah, aku adalah teman ibumu sejak ibumu kemari, namaku Ten Seo. Aku tau kalau kau seusia dengan anak bungsuku."

"Ne?"

"Sudahlah, tak perlu dipikirkan. Ayo kita akan mencoba tuxedo yang akan kalian gunakan diacara besok."

"Ne." Angguk renjun lalu mengikuti ten lebih dulu disusul oleh jaemin.

Di ruangan fitting.

Jaemin hanya duduk dengan datar sembari melihat data perusahaan lewat ponselnya sampai tirai terbuka dan memperlihatkan renjun dengan kemeja berwarna putih dan jas juga celana bahan berwarna pink cerah.

"Wah kau terlihat sangat cantik dan sangat mirip dengan ibumu renjun." Ucap ten kagum sedangkan renjun hanya bisa tersenyum. Jaemin yang mendengar hal itu langsung mengalihkan pandangannya dan terpesona dengan calon adik tirinya itu. Ten lantas melihat jaemin, dan tersenyum kecil karena pada akhirnya ada juga yang bisa membuat jaemin mengalihkan semua atensinya. Sepertinya kali ini dia sangat yakin kalau nantinya jaemin pasti akan bersama dengan renjun dan akan bahagia seperti keinginan yuta dan winwin, dan jangan kaget mengenai ten yang tau identitas jaemin sepenuhnya begitu pula dengan Johnny.

"Jaemin? Bagaimana?" Ucap ten membuat jaemin langsung sadar dan berdehem sedangkan renjun menatap calon kakaknya itu.

"Hmm, bagus. Yang itu saja." Ucap jaemin datar.

"Baiklah, sekarang kau bisa ganti baju renjun, aku akan menyiapkan yang ini untuk besok."

"Ne." Angguk renjun mengerti lalu tirai kembali tertutup dan tenpun mendekat pada jaemin.

"Apa aku benar soal kau yang jatuh cinta padanya Na Jaemin?" Jaemin hanya menatap datar ten tanpa menjawab apapun, dan ten tak ambil pusing karena memang jaemin memiliki sifat yuta sepenuhnya. Dan disaat bersamaan renjun keluar dengan bajunya yang tadi lalu diapun tersenyum.

"Baiklah sekarang giliran kau " Ucap ten dan jaemin langsung masuk kedalam ruang ganti.

"Kita tunggu disini saja. Oke?"

"Ne." Angguk renjun.

Selang beberapa menit kemudian tirai terbuka memperlihatkan jaemin dengan jas dan celana berwarna hitam dan turtleneck berwarna navy didalamnya membuatnya terlihat sangat tampan walaupun dengan wajah datar.

"Wah." Kagum renjun.

"Kau sangat tampan na jaemin " ucap ten tapi jaemin hanya masa bodoh saja.

"Hyung sangat tampan." Ucap renjun tersenyum manis membuat jaemin yang mendengarnya mendadak merasa debaran di jantungnya meningkat juga rasa bahagia dihatinya tapi dia hanya menahan dengan wajah datar andalannya itu.

"Kau setuju kalau jaemin memakai itu renjun?" Ucap ten menatap renjun dan renjubpun mengangguk dengan sangat lucunya.

"Bagaimana jaemin?" Ucap ten melihat jaemin yang masih berwajah datar.

"Hyung akan memakainya bukan?" Ucap renjun dengan senyuman lebarnya.

"Hmm." Datar jaemin lalu diapun langsung mengganti bajunya kembali. Ten hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan jaemin.

Setelah beberapa menit, jaemin sedang mengurus semua biaya yang memang harus dia urus atas perintah ayahnya itu. Renjun menunggu dengan sangat bosan karena benar-benar sangat lama sekali. Lalu diapun mendekat pada jaemin.

"Hyung?" Jaemin lantas melihat renjun yang tampak bosan.

"Aku akan ke minimarket di sebrang jalan sana ya, aku ingin membeli sesuatu."

"Baiklah, jangan lama." Datar jaemin.

"Makasih Hyung." Ucap renjun tersenyum lalu diapun berlari bagaikan anak kecil yang sangat gembira karena dapat cokelat. Membuat jaemin tersenyum karena tingkahnya. Dan ten melihat hal itu untuk pertama kalinya cukup takjub.

"Kau menyukainya?" Jaemin lantas merubah ekspresi wajahnya menjadi datar seketika dan tak mau repot-repot menjawab pertanyaan dari ten untuknya.






Minimarket.

Renjun sampai dan diapun langsung masuk lalu mengambil keranjang dan membeli beberapa cemilan juga susu perisa stroberi untuknya dan minuman kaleng untuk jaemin karena dia tau kalau calon kakak iparnya itu maniak kopi. Renjun berani mengambil banyak karena uang hasil tabungan dari bekerja paruh waktu saat dia masih berada di China sangat banyak, jika dipakai sedikit tak akan masalah sama sekali.

Setelah merasa yang dia butuhkan sudah dia dapatkan renjunpun langsung menuju kasir untuk membayar.

"Semuanya 5000 won nona."

"Saya pria ahjumma." Ucap renjun tersenyum lalu memberikan uangnya.

"Aaa, maafkan saya. Kau terlihat sangat cantik nak."

"Tak masalah ahjumma saya sudah biasa mendengarnya." Ucap renjun tersenyum lalu diapun keluar dari minimarket.

Brak!

Renjun menatap kesal pada orang yang menabraknya itu.

"Maafkan saya." Ucap sih penabrak.

"Lain kali hati-hati tuan. Kau pikir jalan ini hanya milikmu." Kesal renjun. Lalu diapun segera pergi dengan perasaan kesalnya.

"Siapa dia? Kenapa sangat menggemaskan sekali. Sepertinya akan menyenangkan jika dia menjadi kekasihku yang selanjutnya. Sepertinya dia juga sangat polos. Akan menyenangkan jika bermain dengan yang polos." Batin orang itu.

"Mark!" Pria yang ternyata Mark itupun melihat temannya dan mendekat seketika.

"Kapan kau sampai Na Samuel?"

"Aku akan ceritakan. Ayo kita ke cafe disana." Ucap pria yang dipanggil Nakamoto Samuel itu lalu keduanya menuju cafe yang tak jauh itu.






















🔜🔜🔜🔜

Step Brother (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang