4

1.5K 193 3
                                    

"Kenapa kau kaget sekali melihatku?' Ucap sahabatnya Jung Jeno lalu duduk dihadapan sahabatnya yang kembali berwajah datar itu.

"Bukan apapun." Ucap jaemin datar.

"Oh iya, aku dengar-dengar Paman Na akan menikah lagi, apa benar?"

"Hmmm"

"Kau berarti akan punya ibu bukan? Apa kau tak senang?"

"Apa aku harus perduli soal itu?"

"Tapi, sepertinya tadi kau tersenyum? Kalau bukan karena akan punya ibu baru lalu apa? Kau sedang jatuh cinta?"

"Anio."

"Baiklah terserah saja. Oh iya, datanglah ke acara ulangtahun adikku sungchan malam ini." Ucap jeno memberikan kartu undangannya.

"Aku tak janji untuk yang satu itu." Datar jaemin bahkan tak tertarik melihat undangan itu.

"Ayolah na jaemin, lagian akan banyak uke dan wanita cantik di pesta itu. Siapa tau kau akan berkencan nantinya."

"Kau tau aku bagaimana bukan?"

"Sangat tau, itulah kenapa aku mengundangmu, agar kau berubah. Siapa yang tahu kalau nantinya kau bisa saja menikah lebih dulu dariku." Ucap jeno.

"Terserah kau saja." Datar jaemin.

"Baiklah, aku anggap iya untuk jawabanmu itu. Aku pamit." Ucap jeno lalu diapun pergi begitu saja.  Jaemin hanya bersifat datar dan kembali mengerjakan semua berkas-berkas yang memang sudah menunggu itu, walaupun dia adalah anak dari pemilik perusahaan itu, tapi dia juga tak mau bertingkah seenaknya saat ini. Setidaknya dia tak mau menyalahgunakan kekuasaan yang dia miliki.







At. Jung corp.

Terlihat pria yang berusia sekitar setengah abad tengah melamun didalam ruangannya, dia adalah pimpinan Jung corp, Jung Jaehyun. Ntah apa yang sedang dia pikirkan, lalu diapun mengeluarkan sebuah foto yang terlihat sudah sedikit usang.

"Bagaimana kabarmu setelah hari itu si Cheng, maafkan aku karena meninggalkanmu padahal aku yang bersalah, tapi aku takut kehilangan semuanya saat ini, aku tak mau menderita, maaf karena aku egois. Bagaimana keadaan anak itu? Apa dia sehat dan tak bertanya soalku? Atau apakah kau mengatakan aku pria yang jahat? Maafkan aku." Monolog jaehyun dengan airmata yang langsung keluar dari matanya tanpa diminta, belakangan ini rasa penyesalan nya semakin besar apalagi saat mimpi buruk dimana anaknya membencinya bahkan mengatakan sangat malu memiliki ayah sepertinya.

Tok...tok...tok...

Jaehyun lantas menyimpan kembali foto usang itu dan diapun menghapus airmatanya seketika.

"Ya masuk!"

Ceklek.

Jaehyun hanya menatap dengan wajah datar anak sulungnya itu.

"Kenapa Mark?"

"Daddy, aku akan pergi ke Busan hari ini, apa kira-kira Daddy ingin aku kesuatu tempat?"

"Aaa, ya. Ada restoran yang menjual makanan kesukaan mommy disana. Kau bawakan saja untuk mommy, ingat jangan pulang telat karena hari ini ada acara ulangtahun adikmu bukan?"

"Ya dad, aku mengerti. Lagian kalau aku telat setidaknya masih ada jeno. Kalau begitu aku pergi dulu dad." Ucap anak sulung jaehyun, Mark Jung yang berumur 30 tahun tapi masih betah sendirian.


















At. Mansion utama keluarga Na.

Yuta dan winwin akhirnya pulang setelah selesai melihat tuxedo untuk pernikahan mereka. Lalu keduanya di sambut oleh bibi kwon.

"Bi, dimana renjun?"

"Tuan muda ada ditaman belakang nyonya." Ucap bibi kwon.

"Aaa, baiklah. Hyung, aku ke anakku dulu." Ucap winwin tersenyum dan yuta hanya menganggukkan kepalanya. Tapi, belum ada selangkah winwin melangkah diapun tersenyum melihat anaknya berlari sembari tersenyum.

"Mama!" Panggil renjun sembari berlari dan memeluk winwin membuat semua pekerja baik, maid ataupun bodyguard benar-benar gemas pada calon anak tiri pimpinan mereka itu.

"Mama bersyukur kau sampai dengan selamat "

"Iya Mama." Ucap renjun tersenyum lalu pelukan mereka terlepas dan renjun pun membungkuk pada yuta.

"Jaemin Hyung baik padamu bukan renjun?"

"Ne Paman, Hyung sangat baik." Ucap renjun tersenyum.

"Ayolah renjun, Paman akan menikah dengan ibumu, jadi panggil aku Daddy oke?" Ucap yuta tersenyum karena sangat gemas, gimana tidak gemas, renjun saat ini memakai Hoodie yang terlihat kebesaran ditubuhnya dan celana pendek yang tertutupi Hoodie itu.

"Ne pam—daddy." Ucap renjun tersenyum dan yutapun mengelus kepalanya.

"Lalu dimana Hyung?"

"Hyung katanya harus kekantor karena ada pekerjaan makanya Hyung pergi setelah mengantarkanku." Ucap renjun tersenyum dan yuta hanya mengangguk tanda mengerti. Bahkan bibi kwon merasa kalau kehadiran renjun dan winwin adalah sumber kehangatan mansion itu.

"Oh iya Daddy, aku dengar-dengar Daddy yang akan mengurus sekolahku bukan? Bagaimana kalau aku saja Daddy."

"Daddy tidak akan membiarkannya. Lagian sebentar lagi juga akan mulai semester baru bukan? Dan Daddy tau dari Mama kalau kau juga melakukan ujian terlebih dahulu untuk keperluan pindah bukan?"

"Hmm, tapi universitas bilang katanya aku bisa langsung mengatakan akan ke universitas mana disini, karena beasiswaku akan pindah Daddy."

"Daddy tau kamu sangat pintar sayang, tapi Daddy tak mungkin membiarkan anak Daddy sekolah dengan beasiswa, Daddy akan menyekolahkanmu dan lagi, Daddy juga akan banyak keluar kota ataupun keluar negeri karena pekerjaan dan Mama pasti akan ikut, juga hyungmu sama seperti Daddy, jadi Daddy tak mau kau sendirian disini. Lagian Daddy juga bisa membiarkanmu ikut bukan mau itu dengan Daddy dan mama ataupun dengan hyungmu." Ucap yuta.

"Memangnya injunie boleh ikut dengan mama dan Daddy. Mama dan daddy tak mau hanya berdua saja? Siapa tau injunie punya adek lagi kan?" Goda renjun.

"Injunie, kamu ini." Ucap winwin sembari mencubit pelan kedua pipi chubby anaknya itu.

"Injunie hanya bercanda Mama."Ucap renjun tersenyum dan itu membuat semua yang ada disana juga ikut tersenyum bahkan yuta saja tersenyum untuk yang pertama kalinya. Ingat pertama kalinya mereka lihat saat ini. Dan itu karena kegemasan seorang Huang Renjun.



























🔜🔜🔜

Step Brother (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang