Setelah renjun selesai berpakaian, diapun keluar dan mendekat pada pintu kamar sang kakak tiri lalu mengetuk pintu kamar itu.
Tok...tok...tok...
Ceklek.
Jaemin menatap datar renjun yang ada dihadapannya saat ini.
"Maaf hyung kalau aku mengganggu. Aku hanya mau mengucapkan terimakasih soal yang tadi, juga aku ingin bertanya kenapa Hyung datang ke kamarku tadi?" Jaemin hanya menatap datar adik tirinya itu.
"Hyung?"
"Hyung hanya tak sengaja lewat saja. Dan lagi, kau sepertinya merasa sangat terselamatkan tadi bukan?" Renjun hanya menganggukkan kepalanya.
"Sekarang kau tenang saja, Giselle tak akan bisa masuk kelantai ini karena hanya bisa kau dan aku, kita sudah mengatur sidik jari tadi, kau ingatkan?"
"Hmm." Angguk renjun.
"Apa ada lagi yang ingin kau katakan?" Datar jaemin.
"Tidak, kalau begitu aku akan ke dapur dulu Hyung, sebentar lagi makan malam, aku akan membantu bibi kwon dan Mama." Ucap renjun tersenyum lalu diapun melangkah ingin pergi tapi jaemin menahan tangannya membuat sang empu menatap bingung jaemin.
"Bisa buatkan aku segelas kopi malam ini?"
"Oke Hyung." Ucap renjun tersenyum senang lalu jaeminpun melepaskan pegangan tangannya pada tangan sih mungil dan renjunpun pergi. Jaemin memegang bagian dada sebelah kirinya dimana jantungnya berdebar sangat keras.
"Sepertinya memang ada yang salah denganku." Monolognya pada diri sendiri.
At. Mansion Jung.
Taeyong terlihat berada didalam kamarnya dan sang suami, dia sedang malas mengikuti pesta ulangtahun anak bungsunya. Dan dengan alasan sedang tidak enak badan diapun memilih tetap didalam kamar lantas diapun membuka salah satu laci nakas yang memang selalu dia kunci lalu diapun mengambil selembar foto bayi kecil yang sangat menggemaskan. Lalu diapun meneteskan airmatanya.
"Maafkan Mommy nak, karena mommy membuangmu. Itu karena mommy tak mau kau dibunuh oleh ayahku." Batin taeyong.
Bayi? Kenapa taeyong punya bayi? Apa yang salah selama ini? Dulu sekali, sebelum taeyong menikah dengan jaehyun yang merupakan seorang duda anak dua, dia melakukan kesalahan dengan seseorang yang tak pernah dia temui saat ini, dan ayahnya mengetahui lantas mengamuk bahkan menyuruhnya mengugurkan sang bayi, tapi taeyong tak mau hingga dia melahirkan dan mendengar rencana sang ayah yang akan melenyapkan anaknya, hal itu membuat taeyong yang masih lemah setelah melahirkan langsung membawa bayi yang baru dia lahirkan dan diapun langsung pergi laku meletakkan bayi mungil itu didepan sebuah mansion yang terlihat baru saja ada orang pindah lalu pergi. Itulah sisi kelam taeyong yang selama ini dia sembunyikan dari suaminya juga ayahnya yang tau kalau bayi yang dia lahirkan itu telah tiada.
Back to story.
Taeyong menatap foto bayi itu, dan diapun memeluknya.
"Kau pasti sudah sangat dewasa saat ini nak. Kau pasti sangat dewasa saat ini, maafkan Mommy karena membuangmu nak. Mommy melakukan ini agar kau tetap hidup. Mommy harap kau akan mengerti nak." Monolog taeyong sembari meneteskan airmatanya.
Ceklek.
Taeyong lantas menyembunyikan kembali foto bayi itu didalam laci dan menguncinya laku menghapus airmatanya. Diapun lantas melihat sang suami yang masuk kedalam kamar mereka dan mendekat padanya lalu mengelus kepalanya.
"Bagaimana keadaanmu sayang?"
"Aku sudah jauh lebih baik jae."
"Syukurlah. Aku senang mendengarnya." Ucap jaehyun tersenyum.
"Hmm." Angguk taeyong. Lalu diapun memegang tangan suaminya itu.
"Bagaimana pesta ulangtahun sungchan?"
"Masih berjalan dengan lancar, aku hanya takut kau kenapa-napa makanya aku melihatmu dulu." Ucap jaehyun.
"Apa sungchan masih bersikap layaknya playboy jae?" Ucap taeyong.
"Kau benar, maaf karena sepertinya sifatku saat muda malah turun pada anak kita."
"Tak masalah, aku yakin sungchan akan berubah nantinya." Ucap taeyong tersenyum dan jaehyun hanya mengangguk menyetujui perkataan istrinya itu.
Kembali lagi ke mansion Na, terlihat renjun yang mendekat kearah dapur dimana winwin berada disana bersama dengan bibi kwon juga wooseok dan Giselle.
"Mama?" Keempatnya lantas melihat kearah renjun yang sangat menggemaskan itu.
"Ada yang kau inginkan sayang?"
"Tidak, aku hanya ingin membantu Mama."
"Kau sering membantu ibumu renjun?"
"Aku memang selalu melakukannya imo. Kami selalu melakukannya bersama." Ucap renjun tersenyum dan winwin yang mengangguk.
"Kau harus belajar dari renjun Giselle karena sebentar lagi kau juga akan menikah"
"Aku tidak mau mom, dan kau tau itu." Ucap Giselle datar sedangkan renjun hanya menatap Giselle yang sepertinya kesal itu.
"Giselle?" Sang empu hanya menatap datar renjun.
"Apa kau marah karena jaemin Hyung tadi?" Ucap renjun membuat kedua pria berstatus ibu itu menatap bingung keduanya
"Sudah biarkan saja. Lagian jaemin oppa memang selalu begitu, itu bukan hal baru lagi." Ucap giselle ketus dan renjunpun hanya diam saja lalu diapun langsung membantu winwin waluapun kedua orang berstatus ibu itu terus menatap kearahnya.
🔜🔜🔜🔜🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother (jaemren)
Fanfiction"Mama akan menikah lagi renjun." Huang Winwin "Daddy akan menikah jaemin." Na Yuta __________________ "Ini salah hyung. Aku tak mau mengecewakan Mama dan Daddy." Huang Renjun. "Ini tidak salah renjun, kita bukan saudara kandung. Apa tak bisa kita sa...