Bagian 1

21 1 0
                                    

Happy Reading 💐

"Adhiraa"

"Dhiraa"

"Adhira Larasati!!!"

Gadis yang masih bergelayut dengan selimut nya mulai terusik dengan teriakan Ibu yang menyuruhnya untuk cepat bangun.

"Dhira ini hampir jam 4 pagi!!!!!"pekik Ibu

Gadis bernama Dhira itu langsung terbangun dengan mata yang masih terpejam hingga kesadaran nya mulai terkumpul sambil menguap ia menatap jam yang menunjukkan angka 3.55. Ia membulatkan matanya, hari pertama masa perkenalan lingkungan kampus yang membuat nya harus bangun sepagi ini.

"Mamahhhh!!! Kenapa nggak bangunin Dhira??!!"ucap Dhira tergesa-gesa mengambil bajunya untuk segera mandi.

"Setengah jam Mamah membangunkan mu."ucap Mamah yang berada di dapur dan menggelengkan kepalanya.

Hanya Dhira yang membuat keributan di pagi buta. Setelah mandi, ia bersiap mengenakan kemeja putih, rok hitam serta mengikat rambutnya dengan pita berwarna putih. Ia bersyukur hari pertama masuk kuliah tidak menyeramkan seperti dulu. Kemudian Dhira pun keluar dari kamarnya, tanpa berlama-lama ia mengambil roti yang sudah disiapkan untuk nya.

"Mahh, Dhira berangkat dulu ya."ucap Dhira sedikit berteriak karna Mamah berada di dapur.

"Berangkat sama siapa nak? Mamah bangunkan Papahmu dulu."ucap Mamah.

"Nggak usah Mah, Dhira berangkat bareng Vano."ucap Dhira lalu memakai pantofel nya kemudian berlari keluar.

.

.

.

"Noo sorry nunggu lama."ucap Dhira menepuk pundak Vano yang berpenampilan sama dengan nya.

"Kalo bukan karna Abang lu yang nyuruh gue jagain lu, udah gue tinggal daritadi."ucap Vano menegakkan badannya.

"Ngehehe, ayoo kita berangkat."ucap Dhira nyengir.

Jarak kampus dengan rumah Dhira cukup jauh ditambah aturan ospek tidak boleh mengendarai motor. Maka dari itu Vano mengendarai sepeda, tentu saja akan menyulitkan Dhira yang mengenakan rok.

"Cepet Nooo, kita bakalan telat kalo lu lambat?!?"gerutu Dhira sambil berpegangan bahu Vano.

Vano menoleh sekilas ke belakang, "lu aja yang di depan sini, berat tau gak sih?!"

"Gue nggak berat yaa Noooo!!"pekik Dhira tepat di telinga, Vano pun mengusap-usap telinganya.

"Iya iya terserah lu"jawab Vano mengalah

Setelah memarkirkan sepeda di tempat yang aman keduanya berlari menuju gerbang utama kampus yang ternyata sudah di tutup. Dengan nafas yang tersengal-sengal, Dhira ingin menyalahkan Vano yang lambat namun dirinya juga yang membuat mereka berdua terlambat.

"Nooo gimana ini???"tanya Dhira menatap nanar gerbang yang sudah tertutup

"Nggak ada guna nyesel, ikut gue!!"ucap Vano setelah berpikir sejenak lalu menarik tangan Dhira

"Ehh! Kita mau kemana"ucap Dhira mengikuti langkah Vano yang semakin cepat

Dhira yang sudah mulai mencurigai gelagat Vano, dan benar dugaan nya bahwa Vano akan melompati pagar bagian lain kampus.

"Noo gila ya lo!?!! Gue suruh lompat pager yang tinggi banget gini."ucap Dhira melotot pagar yang tingginya sekitar 5 meter.

"Bukan urusan gue kalo lo makin telat"ucap Vano hendak melompat namun ditahan Dhira, "Bantuin dulu gue dulu Noo" Dhira memohon.

Aksara BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang