bagian 9

8 1 0
                                    

Happy Reading 💐

Aksa membantu Inara berdiri, ia mengangkat tangannya ke hadapan Inara sebagai pegangan agar lebih memudahkan Inara untuk berjalan. Ketika keluar dari kamar, Inara melongo menatap sekelilingnya yang begitu luas. Rumah Aksa tampak megah dengan cat warna dominan glamor gold dan coklat dengan gaya era Victoria. Tak lepas furniture yang kental dengan nuansa klasik dan mewah.

"Berasa di kerajaan sedangkan gue kayak house maid "ucap Inara masih terkagum-kagum dengan arsitektur dalam rumah Aksa

"Untuk apa menjadi house maid "tanya Aksa

"Tunggu, ini beneran rumah lo?"ucap Inara memastikan

"Siapa lagi"jawab Aksa, "Berhentilah menatap semua nya, saya ingin keluar "lanjutnya.

"Mau kemana??"tanya Inara mengikuti langkah Aksa yang ternyata menuju ke lift rumahnya

"Gak bisa berkata-kata sih gue, ada liftnya juga ternyata rumah ini"ucap Inara yang tak henti-hentinya kagum

"Bertingkahlah seperti biasanya "

"Emang nya kenapa??"ucap Inara menoleh ke Aksa

"Karna saya tidak suka"

Inara hanya mengangkat bahu nya tak peduli. Ketika sampai di depan rumah, tak berselang lama sebuah BMW E90  berhenti tepat di depannya. Aksa pun membukakan pintu untuk Inara sementara ia masuk ke dalam mobil pintu sebelahnya.

"Ke tempat makan seperti biasa nya, pak"ucap Aksa pada sopirnya

"Ini mau kemana?"

"Saya lapar, dan kamu belum makan"

"Emang mau cari makan dimana?"tanya Inara yang tak mengerti tujuan Aksa

Inara menghela nafas panjang karna Aksa enggan untuk menjawab. Inara menatap kaca jendela yang menampilkan jalanan kota yang tidak terlalu ramai. Hingga sampai di sebuah di tenda warung makan, Aksa memerintahkan pada sopirnya untuk parkir sedikit jauh dari warung entah dengan maksud apa Aksa melakukan hal itu.

"Kenapa parkir nya jauhan??"tanya Inara bingung

"Saya tidak suka"jawab Aksa singkat, "Ayo turun"lanjutnya

"Gue masih pake seragam, keliatan aneh anak sekolah malem-malem masih keluyuran gini"ucap Inara membuat Aksa tampak berpikir

Ia pun akhirnya melepas jaket kulitnya yang berwarna hitam lalu menyampirkan nya ke badan Inara sehingga identitas serta bet sekolah tertutup oleh jaket milik Aksa.

"Masalah selesai"

"Boleh juga, gue pinjem dulu yaa"ucap Inara tersenyum lalu Aksa pun ikut tersenyum

Aksa membantu Inara keluar dari mobil dan berjalan menuju tenda warung nasi goreng. Saat sampai, Aksa nampak seperti akrab dengan penjual nasi goreng tersebut.

"Tumben jam segini baru keliatan"ucap penjual nasi goreng melihat kedatangan Aksa serta Inara yang berada di sebelah nya

"Saya lapar kang"

"Itu teteh cantik, pacar nya kamu ya"goda penjual tersebut membuat Aksa tertawa kecil

Inara yang mendengarnya nampak pipinya memerah menahan malu. Ia pun mencubit pelan Aksa yang menoleh ke arah Inara, ia pun mengkode Aksa untuk segera duduk.

"Kang saya nasi goreng seperti biasa 1"ucap Aksa menjeda, "Nara ingin pesan apa?"tanya Aksa

"Nasi goreng sama tapi gak pedes"

"Baik, kang tambah nasi goreng tidak pedas 1"

"Siap!!"

Setelah mendapat tempat duduk, Inara nampak menatap sekelilingnya yang masih cukup ramai orang menikmati makanan nya. Kemudian tatapan nya beralih pada Aksa yang berada di depan nya, ia sibuk menatap ke arah luar tenda yang merupakan jalanan kota.

Aksara BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang