Bagian 5

13 0 0
                                    

Happy Reading 💐

Inara terbangun dari tidurnya setelah mendapat Ventolin Inhaler guna meredakan asma serta ia harus menggunakan selang oksigen. Ia menoleh ke samping dan mendapati Bara duduk melipat kedua tangannya dan bersandar pada tembok dengan mata terpejam.

"Bara nungguin gue?"

Inara mengedarkan pandangannya melihat jam menunjukkan pukul 4 sore seketika Inara terperanjat kaget dan menimbulkan suara sehingga Bara terbangun dan ikut terkejut.

"Sorry"ringis Inara melihat Bara kaget

"Kurang lama lo tidur"sindir Bara meregangkan otot nya sesekali ia meringis tangan nya terasa terasa sakit

"Tadi lo yang bawa gue kesini ya?"tanya Inara pelan

"Iya!! Dan lo tau gak sih badan yang berat itu bikin tangan gue sakit sekarang!"sentak Bara lalu memijit tangannya

"Gue cuma bilang makasih udah nolongin gue, dan maaf bikin lo repot dan tangan lo sakit "ucap Inara merasa bersalah

"Repotin banget"

BUGHH!!!

"Apaan sih lempar bantal ke gue"ucap Bara tak terima

"Kalo gak ikhlas gak usah bantuin dari awal"

"Awalnya sih gitu tapi ntar lo mati"jawab Bara enteng membuat Inara mendelik

"Lagian aneh, udah tau lo punya asma maksain lari"

"Gue juga gak tau, kalo Inara punya asma"

Inara tak menyahuti perkataan Bara dan memilih untuk melepas oksigen lalu bangkit berdiri. Namun sebelum Inara hendak pergi, Bara menahan tangannya.

"Lo mau kemana?!"

"Pulang lah!! Gak mau gue nginep disini"ucap Inara menghempaskan tangan Bara yang membuat Bara seketika terdiam

Meskipun kakinya terasa sakit ia memaksakan berjalan ke kelas untuk mengambil tas nya. Namun yang membuat Inara heran adalah Bara terus mengikutinya dari kejauhan bahkan sampai ia berdiri di depan gerbang pun Bara memperhatikannya.

"Ngapain lo??!"tanya Inara menoleh samping saat Bara berhenti tepat di sebelah nya

"Gue temenin lo pulang"ucap Bara

"Gak –

"Jalan rumah lo mana?"potong Bara

"Gue gak nyuruh lo anter gue!"

"Lah emang"

Inara memutuskan untuk jalan kaki menuju rumahnya, ia cukup mengingat arah rumah nya. Di samping itu, Bara mengikuti setiap langkah Inara.

"Tumben lo gak ngasih makanan ke gue lagi?"tanya Bara memecah keheningan

"Buat apa ngasih orang yang pernah ngehargai sesuatu. Mending buat diri sendiri "ucap Inara menjeda sejenak

"Lagian gue juga gak akan ngelakuin hal bodoh itu lagi"ucap Inara tanpa melihat Bara yang sudah menatapnya sejak tadi.

"Dan itu akan menjadi berita bagus, lo gak akan lagi keganggu sama tingkah gue yang ngejar-ngejar lo"ucap Inara menghentikan langkahnya, "itu kan yang lo mau dari gue"lanjut Inara kembali berjalan

Sesampainya di depan rumah, Inara berterimakasih pada Bara tanpa ingin berbasi-basi. Saat Inara masuk ke dalam rumah, ia sudah disambut dengan tatapan satu keluarganya yang tidak bisa dibaca.

"Kenapa??"ucap Inara melihat semuanya menatapnya

"Kenapa muka mu pucat, Nara"tanya Ibu menyadari perbedaan Inara

Aksara BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang