"Assalamualaikum."Ayara membuka pintu rumahnya, tapi nihil tidak ada sahutan dari dalam. Meski begitu Ayara tidak kebingungan mencari kehadiran orangtuanya, kemungkinan ayahnya sedang menjemput ibunya di puskesmas terdekat. Sari selaku ibu sambung Ayara berprofesi sebagai bidan.
Ayara langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur setelah menempuh perjalanan selama dua jam dengan motor, padahal hari ini adalah hari rabu dan masih termasuk weekdays tapi Ayara sengaja meluangkan waktu pulang untuk membicarakan tentang rencana kedepanya bersama dengan Anan.
"Assalamualaikum, Kak..."
Ayara mendengar suara seorang wanita yang baru saja memasuki rumah dan memanggilnya.
"Loh kok pulang? Emang libur?" Sari kaget melihat keberadaan Ayara di dalam kamarnya. "Hehe. Lagi pengen pulang aja, emang gak boleh?" Timbal Ayara seraya mencium tangan Sari.
"Ya boleh tapi telfon Bunda apa ayah dulu, 'kan nanti bisa Bunda masakin apa beliin apa gitu. Kalo kaya gini 'kan di rumah gak ada apa-apa kasihan kamu. Laper gak? Aduh Bunda belum masak lagi." Sari malah kelimpungan sendiri, Ayara lantas tersenyum. Bukanya membandingkan dengan ibu kandungnya, tapi entah kenapa ia dilingkupi perasaan hangat ketika berada di dekat Sari.
"Loh Yaya kok di rumah?" Sekarang giliran ayahnya yang menyapa Ayara, lantas anak gadisnya itupun segera menyalaminya.
"Nah makanya Mas, aku juga kaget. Nanti kita makan di luar aja ya? Di kulkas gak ada apa-apa, Bunda juga kemarin baru pulang dinas dari luar kota jadi belum sempat belanja." Jelas Sari.
"Oke." Sahut Ayara. "Sebenernya, Aya juga mau bahas sesuatu yang penting sih sama ayah sama bunda." Jelasnya kemudian.
"Yaudah nanti sekalian makan aja. Udah ya Kak, Bunda mau bersih-bersih dulu. Kamu istirahat dulu aja, masih jam tiga nanti habis maghrib baru kita otw."
Ayara mengangguk, ayah dan ibunya pun lantas meninggalkan kamarnya.
Ayara kembali merebahkan tubuhnya, seraya memandangi langit-langit kamarnya ia mulai berpikir. Mengumpulkan seluruh keberanian, dan menyusun kalimat demi kalimat yang akan ia layangkan kepada orangtuanya.
"Ah... Gue gak siap." Keluh Ayara seraya menutup wajahnya dengan bantal. "Tapi pak Anan ganteng. Mana pinter lagi, kayaknya baik juga deh." Imbuhnya. "Tapi gue tetep gak siap.."
Ayara lalu mengambil hpnya yang ia simpan dalam tasnya dan mengirim whatsapp ke sahabatnya yakin Yosi.
Anda
knock knock
apa ada orang?
Yosi
?
Anda
Yos mau nanya
Yosi
Langsung
Anda
Menurut lo pak anan beneran ganteng gak?
Yosi
Apaan anjir dateng-dateng bahas pak anan
Tadi aja ogah-ogahan lu bahas dia
Anda
Ihhh beneran jawab