•Tandai Typo•
Sama seperti remaja lainnya Raya juga mempunyai keinginan atau istilah sekarang wish list yang harus ia wujudkan. Menikmati masa remaja kemudian berganti ke masa menjadi mahasiswi. Membayangkan memakai topi toga dengan ibu disampingnya. Dan itu semua sungguh ingin Raya rasakan. Akan tetapi sepertinya mulai saat ini ia harus mengubur dalam-dalam keinginannya itu.
Karena satu jam yang lalu Rafael baru saja selesai mengucapkan ijab qobul dan kini hidupnya telah berubah. Tidak mungkin jika Raya akan egois dengan tetap menginginkan cita-citanya.
Kemudian tidak ada acara pesta ataupun semacamnya. Mengingat kembali jika Rafael dan Raya masih sekolah jadi sederhana saja. Tamu yang datang hanya beberapa kerabat dekat, rekan bisnis Fernan pun tidak ada yang diberi tahu.
Akhirnya acara itu telah berakhir beberapa menit yang lalu. Tinggallah kedua orang tua Rafael dan ibu beserta keluarga kecil Raya. Mereka sedang berbincang, sedangkan Raya duduk di bawah beralaskan karpet. Ia tengah menjaga Adit karena ditinggal sebentar oleh Nadya ke warung.
Tentang Rafael, laki-laki itu juga sedang pergi ke minimarket. Entah apa yang dibeli namun tadi pamitnya kesana.
"Mamama aauss," celoteh balita yang berada di pangkuannya. Tak lupa tangan kecil itu menepuk-nepuk dadanya yang berarti balita tersebut haus.
"Sebentar ya nunggu mama," ucapnya berharap Adit mengerti.
Tapi ternyata bibir balita itu malah melengkung ke bawah, matanya juga sudah berkaca-kaca. Tebakan nya pun benar Adit langsung menangis.
Untungnya bertepatan dengan itu Nadya telah kembali. Langsung saja dia mengambil alih putranya. Raya sendiri bernafas lega. Bukannya tak suka anak kecil hanya saja jika sudah menangis ia tak tau cara menenangkannya. Lebih parahnya dirinya malah ikut panik.
Selanjutnya niatnya ingin ke kamar tapi gadis itu urungkan karena kedatangan Rafael. Dia kemudian duduk di single sofa yang berada didekatnya. Terlihat Rafael masih mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung sampai siku. Hanya saja celananya sudah ganti dengan jeans yang tadi pagi dia pakai sebelum berganti dengan celana bahan.
Suhu siang hari ini sedikit lebih panas dari hari biasanya. Ibunya Raya pun menyuruh putrinya itu untuk mengantar Rafael ke kamarnya agar berganti pakaian.
"Raya antar nak Rafael ke kamar kamu, biar dia ganti baju. Gerah pasti pakai kemeja dari tadi,"
Sempat terdiam beberapa detik iapun mulai melangkah duluan ke kamarnya. Sebetulnya ia merasa malu jika ada orang lain kecuali keluarganya masuk ke dalam kamarnya. Tapi harusnya Raya ingat jika sekarang Rafael bukanlah orang asing lagi. Walaupun keduanya belum cukup saling mengenal.
"Masuk aja, kalau mau ke kamar mandi ada di dekat dapur," ucapnya pelan.
Rafael menatap sekilas gadis disampingnya ini lalu segera masuk kedalam kamar yang tak terlalu besar itu. Selagi Rafael berganti pakaian Raya memutuskan untuk ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFRA
Teen FictionRafael itu cuek Raya itu pemalu Bagaimana jika mereka tiba-tiba dijodohkan? Ini adalah kisah dua remaja yang dipersatukan dalam sebuah ikatan suci. Keduanya tidak menolak atau lebih tepatnya tidak bisa menolak. Semuanya terjadi begitu saja di kehidu...