•Tandai Typo•
Di minggu pagi ini terlihat Rafael, Raya dan yang lainnya sudah selesai sarapan. Seperti yang dibilang, hari ini mereka akan langsung pindah ke rumah Fernan dulu. Koper sudah dibawa keluar kamar, tinggal pamit kemudian pergi. Namun wajah Raya terlihat tidak begitu ceria, makannya pun tidak lahap seperti biasa. Gadis itu berat meninggalkan rumah penuh kenangan ini. Rasanya enggan sekali beranjak dari sana.
Menyadari itu sang ibu membuka suara. "Rumah ini selamanya tetap menjadi rumah mu Raya kapan pun pintu selalu terbuka. Tapi kamu juga harus ikut nak Rafael."
Atensi berubah ke arah Raya, tak terkecuali Rafael dus juga melihat sekilas kerahnya. Ia tertunduk, tak lama kemudian mereka beranjak dari sana untuk mengantarkan Raya keluar sementara Rafael sudah terlebih dahulu untuk memanaskan mobil.
Di teras terlihat Raya masih menggenggam tangan sang ibu. "Ingat ya pesan Ibu, kalau mau apa-apa biasakan izin dulu sama nak Rafael."
Ia mengangguk lalu berkata lirih, "Iya."
Keduanya pun berpelukan, sedikit lama. Mungkin karena Raya tau ia akan jarang ke sini lagi. Rafael yang baru saja memasukkan koper ke bagasi ikut menghampiri mereka untuk berpamitan.
"Hati-hati ya, Ibu percaya kamu bisa jagain Raya."
Dengan ragu laki-laki itu menjawab, "Ya Bu."
Nadya pun tak lupa memberi sedikit wejangan. "Kalian itu jangan canggung-canggung dan....," Perempuan itu lanjut membisikkan sesuatu.
Melihat itu Raya sedikit menatap curiga ke arah Nadya. Lalu ia mendekati ibu satu anak itu.
"Aku pergi dulu ya Dit, kapan-kapan kita main lagi." Ucapnya lalu tersenyum manis ke arah balita itu. Tidak lupa mendaratkan kecupan kecil di pipi gembil tersebut.
Setelah selesai berpamitan Rafael dan Raya berjalan ke sisi samping pintu mobil kemudian segera masuk ke dalam. Tak lama mobil itu mulai melaju meninggalkan pekarangan rumah.
Beberapa saat dalam perjalanan hanya ada keheningan. Rafael yang fokus pada jalanan sedangkan Raya sibuk melamun. Lalu tak disadari cowok itu membelokkan mobilnya ke arah mini market.
"Mau ikut atau tunggu sini."
Karena Raya tak menjawab Rafael pun memilih untuk segera turun dari mobil. Sedetik kemudian gadis itu akhirnya mengikuti Rafael turun dari mobil dan menyusulnya ke dalam mini market.
Didalam sana terlihat Rafael sedang berada di rak khusus minuman. Tangannya mengambil beberapa minuman kaleng. Ketika ia membalikkan badan sedikit terkejut karena keberadaan Raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFRA
Teen FictionRafael itu cuek Raya itu pemalu Bagaimana jika mereka tiba-tiba dijodohkan? Ini adalah kisah dua remaja yang dipersatukan dalam sebuah ikatan suci. Keduanya tidak menolak atau lebih tepatnya tidak bisa menolak. Semuanya terjadi begitu saja di kehidu...