•Tandai Typo•
Sedikit info tentang sekolah dimana Raya sekarang menimba ilmu. Ini adalah satu SMA yang cukup terkenal di kotanya. Raya bersyukur bisa pindah sekolah di sini namun juga merasa takut. Kelihatannya semua siswa siswi di sini merupakan anak dari orang berada. Bisa dilihat kendaraan yang mereka bawa. Sedangkan dirinya...? Lalu berbicara mengenai kendaraan ia jadi teringat bagaimana sore ini dirinya pulang. Kemudian ditengah lamunannya terdengar suara seseorang yang memanggilnya.Bukan memanggil, lebih ke teriakkan.
"RAYA."
"RAY BERHENTI BENTAR."
Akibat teriakan itu semula yang tidak menyadari keberadaannya jadi menatap ke arahnya. Ia meringis kecil akibat malu, kemudian menoleh ke belakang. Ternyata Karin lah yang berteriak. Gadis itu berdiri didepannya dengan nafas yang tak beraturan. Setelah selesai mengatur nafasnya diapun mulai berbicara.
"Lo mau langsung pulang?" Tanya Karin.
Ia mengangguk, "Oh iya lo kan belum tau ya kalo di sini ada beberapa club extra. Jadi lo mau ikut yang mana?"
Raya terlihat bingung pasalnya ia sama sekali tak terpikir akan hal itu. "Belum tau." Jawabnya.
"Nah pas banget, club extra gue lagi open recruitment anggota baru. Minat gabung?"
"Emang kamu ikut apa?"
"Gue ikut club fotografer."
Raya belum menjawab, Karin pun masih berusaha untuk membujuk teman barunya itu. "Ayo Ray, gue jamin seru kalau lo gabung. Kelihatannya lo jago motret, tadi gue nggak sengaja liat waktu lo buka galeri."
"I-itu iseng aja."
Gadis bernama Karin pun tertawa kecil. "Nggak usah malu-malu, tenang aja. Besok gue bawain formulir nya."
Ia mengangguk samar kemudian Karin pun pamit pergi terlebih dahulu. Dilihatnya gadis itu berlari kearah dalam lingkungan sekolah. Entahlah ia sendiri juga tidak tahu, apakah masih ada kegiatan atau tidak.
Setelah itu Raya juga melanjutkan langkahnya kearah gerbang. Dan ia baru sadar jika saat ini koridor sudah terlihat sepi, tidak seperti tadi.
***
Jam menunjukkan pukul empat sore. Rafael masih berada ditempat futsal, terlihat ia tengah duduk di kursi tribun bersama beberapa temannya. Tadi sepulang sekolah ia dan Arcel langsung menuju kesini karena sebelumnya sudah janjian dengan anak-anak yang lain. Dan kini sepertinya mereka baru saja selesai. Beberapa dari mereka ada juga yang memutuskan untuk langsung pulang.
"Mau kemana?" Tanya Arcel ketika melihat sahabatnya itu beranjak dari duduknya.
"Pulang."
"Nggak ganti dulu?"
Rafael menggeleng singkat.
"Tunggu, gue mau ganti bentar." Ujar Arcel kemudian meraih tas yang berada di sampingnya. Cowok itu langsung berlari ke arah ruang ganti. Sementara dirinya memilih untuk duduk kembali.
Lalu ada yang bertanya kepadanya. "Bagas sama Kevin udah jarang ikut futsal, kemana?" Tanya cowok bernama Deon.
"Sibuk."
Deon hanya ber ohh ria, tak lama Arcel pun sudah selesai. Iapun berdiri dan pamit pada mereka.
Melihat itu Arcel juga ikut pamit lalu menyusul Rafael kearah parkiran. Dalam langkah menuju parkiran, Arcel sempat bertanya sesuatu.
"Si manis tadi udah pulang?"
Sang empu mengernyit tak paham yang dimaksud 'si manis' itu siapa.
"Ck. Bini lo tadi udah pulang belum. Gitu aja gak paham."
Ia tak menjawab apapun, namun langkah kakinya terlihat lebih cepat dari tadi. Sesampainya di parkiran keduanya berhenti.
"Gue cabut." Ucapnya.
"Ti-ati bro!" Teriak Arcel ketika sahabatnya itu sudah masuk kedalam mobil. Tidak lama mobil itupun melaju pergi. Kemudian dirinya juga segera masuk ke dalam mobilnya sendiri lalu pergi meninggalkan area tersebut.
Dilain tempat seorang remaja yang tak lain adalah Raya terlihat masih berdiri di halte samping sekolah. Sebetulnya ia bingung apakah akan ada yang menjemputnya atau tidak. Tadi saja ada bus yang berhenti tapi dirinya lebih memilih untuk menunggu. Namun kenyataannya sudah satu jam belum ada yang datang. Dan sialnya bus pun sudah tidak ada yang lewat bahkan angkot pun tidak ada. Mungkin karena ini sudah terlalu sore. Raya pun menghela nafasnya. Kalau naik ojol akan lebih mahal tapi untuk sekarang ini sepertinya ojol menjadi opsi terakhirnya.
Jika saja jarak rumahnya dekat mungkin ia akan jalan kaki.
Beberapa saat mengutak-atik ponselnya, akhirnya ada yang menerima orderannya. Bisa dilihat di maps, ojol tersebut sedang dalam perjalanan ke sini.
Sekitar sepuluh menit kemudian, ojol yang ditunggu-tunggu pun sudah datang.
"Dengan kak Raya?" Tanya mas-mas ojol.
Gadis itu mengangguk lalu menerima uluran helm. Namun belum sempat helm itu sampai ditangannya sudah ada orang yang menepisnya terlebih dahulu.
"Lo bareng gue."
Raya menoleh kearah orang tersebut. Ia masih ngeblank dan hanya mengedipkan matanya. Setelah orang itu menyerahkan satu lembar uang seratus ribu, mas-mas itupun mengendarai motornya pergi dari sana.
"Lo masih mau bengong disitu?"
****
hiii aku balik lagi
dikit yg penting ada kemajuan ygy
see u next part
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFRA
Teen FictionRafael itu cuek Raya itu pemalu Bagaimana jika mereka tiba-tiba dijodohkan? Ini adalah kisah dua remaja yang dipersatukan dalam sebuah ikatan suci. Keduanya tidak menolak atau lebih tepatnya tidak bisa menolak. Semuanya terjadi begitu saja di kehidu...