08 'ALVKIY'

47 25 31
                                    

Meja makan terdengar ramai akan celotehan yang terus keluar dari Amira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Meja makan terdengar ramai akan celotehan yang terus keluar dari Amira. Sang suami yang setia mendengarkan tidak ada niatan untuk memotong perkataan istrinya, Andrian hanya membalas celotehan Amira dengan senyum.

"Bener loh Ayah!"

"Bunda gak bohong. Varo bener-bener belajar tadi malem!" tegas Amira.

Mata Amira tidak henti-henti melirik sang suami. Tangan kanannya setia menata makanan, tanpa terganggu.

Andrian hanya tersenyum.

"Jangan senyum doang dong yah! Jawab gitu!" kesal Amira.

"Nanti kalau di potong bunda ngomong, jangan potong omongan Bunda, ngerti Ayah?!" ucap Andrian meniru gaya bicara Amira.

"Yakan itu tadi, gimana sih," kesal Amira.

Andrian hanya menghela nafas gusar." Ya, paling dia lagi dapet hidayah Bun."

"Tapi jarang-jarang loh yah, dia blajar kayak gitu. Biasanya juga nongkrong Radit, Arzan," kekeh Amira.

"Yaudah biarin aja. Bagus malah kalau dia mau belajar, berarti Varo serius sekolahnya," papar Andrian.

Amira ingin menjawab perkataan suaminya, tetapi di hentikan dengan langkah kaki.

"Pagi Bunda!"

"Ayah kamu ada di sini juga loh Var!" cetus Andrian.

"Udah-udah jangan ribut. Bunda yang denger pusing, Varo duduk makan," ucap Amira.

Tangan kanan Varo terulur menarik kursi untuk dirinya duduki." Pagi Ayah, Varo lupa hehe ..."

Beberapa menit telah berlalu. Acara sarapan itu telah usai. Andrian yang sudah siap menenteng tas kerja segera berpamitan.

"Ayah berangkat Bun," pamit Andrian seraya mengecup kening Amira.

"Iya hati-hati yah."

"HEH APA ITU!?"

"Varo gak liat, mata Varo ketutupan dasi," lanjutnya seraya menutupi mata kanannya dengan dasi.

Andrian memutar bola matanya jengah." Itu sebelahnya gak ke tutupan ya Var, Ayah selding kamu lama-lama."

Varo hanya menyengir kuda.

"Varo, di pakek itu dasinya," ucap Amira.

"Iya Bunda, Varo makek di sekolah aja udah mau telat. Varo berangkat!"

Secepat kilat Varo menyalimi kedua orangtuanya.

"Assalamualaikum!"

Amira menggeleng melihat Varo yang sudah berlari kecil keluar.

"Varo! Motor kamu gak kepakek lagi apa?" tanya Andrian membuat langkah Varo berhenti.

"Enak aja. Varo loh berangkat sekolah pakek motor," sahut Varo.

Miss u {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang