40 'ALVKIY'

40 2 0
                                    

"Setiap perilaku pasti akan diminta pertanggung jawabannya"

_ALVKIY

--------------------------------------

Dor!

"Berhenti atau saya lumpuhkan!" serkas salah satu polisi yang sudah siap meluncurakn peluru.

Maora berhenti dengan mendadak dengan cepat para polisi meringkus.

Setelah kejadian almarhum Kiyara. Satu orang perempuan curiga pada Maora, akhirnya tanpa berlama-lama perempuan itu langsung melaporkan Maora, dan benar saja Maora lah pelakunya. Saat polisi mendatangi kediamannya Maora sudah kabur entah kemana sampai dua Minggu tidak ada kabar tentang tempat persembunyiannya. Hari ini adalah ketiga Minggu pencarian Maora sekaligus mengetahui tentang persembunyian Maora tidak harus menunggu lama mereka langsung datang pada persembunyian itu.

"Anak tidak tau diri!" teriak Maora langsung di seret oleh para polisi.

"Makasih ya nak? Berkat kamu kami bisa tau tentang kejadian meninggalnya almarhum Kiyara," tutur Papa Rangga menatap wajah perempuan seumuran anaknya yang sudah meninggal.

"Kamu yang sabar ya, kami semua tau kamu anak yang kuat," timpal Linda memeluk perempuan itu.

"Iya Tan, Om, terimakasih. Karena kasus ini juga Dinda bisa tau kalau dia bukan lah ibu kandung Dinda dan Dinda hanya di jadikan kambing hitam saja oleh dia," tidak dapat di pungkiri airnya perempuan itu jatuh, sedikit ada rasa sakit di hatinya.

"Lihat Maora demi dendam kamu padaku, kamu banyak membuat orang menangis termasuk anak angkatmu yang kau jadikan kambing hitam agar kau bisa menghancurkanku," Rangga Papa dari almarhum Kiyara itu masih tidak habis pikir tentang jalan pemikiran Maora.

"Aku mau keluar negeri aja Tan, memulai hidup yang baru," ucap Dinda tiba-tiba tetapi terlihat yakin.

Linda dan Rangga serta ibu dan ayah Varo syok mendengar itu. "Kamu yakin Din? Kalau misalnya kamu yakin gapapa cari kebahagiaanmu di sana, kami selalu mendukung kamu dari sini nak."

Dinda terharu mendengar itu, wajar Kiyara sangat menyayangi Mamanya itu ternyata Linda lebih baik dari pada Mami angkatnya.

*****

Pada kediaman Radit dan Cia sudah ramai di datangi orang-orang tersayang, dari orangtua Arzan, orang Cia dan Radit, orangtua almarhum Kiyara, orang tua Varo serta Dewi, Dinda dan Varo.

"Ih cantik betul, gemus!" Dinda tidak henti-hentinya mengunyel-uyel pipi gadis kecil itu.

"Din, lo beneran langsung berangkat selesai dari ke kuburan Kiyara?" tanya Cia sambil menyelesaikan kunciran terakhir pada putrinya.

"Iya, gue mau nata hidup baru di negera orang," ucap Dinda sambil meraih Mia untuk di gendong.

"Ndaaaaa da..." oceh Mia memanggil Dinda.

"Ngomong apa hm? Kamu mau ngobrol sama aku?" tanya Dinda pada Mia yang memegang empong berwarna pink.

"Nda ... Da?" ucapnya sekali lagi.

"Iya ..."

Tiba-tiba pintu terbuka memunculkan Dewi di sana.

"Ci, udah mau mulai itu tinggal nunggu Mia," panggil Dewi.

Dewi langsung melihat siapa yang menggendong bayi itu. Dinda? Apakah benar itu Dinda?

"Iya, ini mau turun kok," jawab Cia.

Miss u {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang