12 'ALVKIY'

69 41 110
                                    

Teriknya sengatan mentari pada kulit siswa dan siswi, semakin membuat keringat bercucuran dari dahi mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teriknya sengatan mentari pada kulit siswa dan siswi, semakin membuat keringat bercucuran dari dahi mereka. Upacara yang sedang di langsungkan dengan beberapa jam, terasa lama oleh mereka semua.

Rombongan belakang telah di isi oleh Varo dan teman-temannya. "Panas bener ini ya ampun, gue lupa pakek sunscreen lagi."

"Arzan. Lakik geh Zan, LAKIK!" tegas Radit.

"Halah sok iya juga lo. Giliran kulit lo item aja nanti sibuk nyari-nyari merek skin care yang bikin putih," sindir Arzan.

"Kayak lo nggak," ceplos Radit.

"lah gue mah menjaga kulit. Maaf nih ya mutihinnya susah bro," ucap Arzan.

"Berisik lo bedua!" bentak Varo.

Arzan menatap Radit sekilas, tetapi laki-laki hanya menggidikan bahu acuh.

"PNS lo Var?" tanya Arzan.

Radit yang mendengar itu menghela nafas. "Pantes lo gak punya pacar Zan."

"Kenapa?" tanya Arzan heran.

"Satu, lo suka mancing amarah orang. Kedua, emang dasar nya lo jomblo. Ketiga, lo agak lebay."

"Pengen gue cabein mulut lo. Pedes bener nyet!" kesal Arzan.

"Ye! orang gue jujur kok," ucap Radit.

Belum ada lima detik mereka menyudahi obrolan itu. Ibu Meti selaku guru yang mengawasi mereka saat upacara datang, menghampiri mereka.

"Sudah? Kenapa Ibu datang langsung diam? Kalian ini," cecar Bu Meti.

"Dit ... Sutt! Ini guru kenapa gak pindah-pindah dari belakang tubuh gue?" lirih Arzan bertanya.

"Lo jadi anak kesayangan dia kalik," kekeh Radit.

"Cukup orang tua kandung aja, gak mau nambah orang tua lagi gue," gumam Arzan.

"DIAM!"

"Kalian pikir Ibu gak denger bisik-bisikan kalian itu? Liat temen kalian yang ini diem, ayem," ucap Bu Meti.

"Ibu tadi nyuruh diem, tapi ini Ibu yang ngomong terus. Diem deh Bu, kalo gak jangan di sini," ucap Varo.

"Gilak woy temen gue berani ngusir guru, gue kasih jempol buat lo cuman hati-hati lo dapet karma," sahut Arzan.

Bu Meti yang sudah darah tinggi dengan tingkah mereka apa lagi perkataan Varo, langsung saja tangan cantiknya menarik telinga Varo.

"Aduh! Aduh! Sakit Bu!"

"Sakit Varo! Lain kali yang sopan jadi murid! Kamu ini gak malu apa di liatin banyak orang kayak gini!" kesal Bu Meti.

"Iya Bu! Yaudah maaf, Varo minta maaf!"

"Yasudah."

Setelah melepaskan telinga Varo, Bu Meti segera kembali pada posisi awalnya.

Berbeda dengan Arzan, saat ini dirinya sedang melirik anak PMR. Hari ini pas sekali yang bertugas rata-rata perempuan. Otaknya seketika berfikir untuk mendapatkan ide.

Miss u {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang