"Lo kenapa? Gak biasanya diem gini," Tanya Jay sembari melihat y/n yang tengah menidurkan kepalanya diatas meja dan menjadikan kedua tangannya sebagai bantalan.
"Gapapa," Balas y/n singkat tanpa mengubah posisinya.
"Lo lagi sakit?"
"Engga."
"So, kenapa?" Tanya Jay yang semakin penasaran.
Y/n menghela napas pelan, "Nanti gua ceritain."
"Kapan?"
"Kapan-kapan."
"Kapan-kapan, kapan?"
Y/n yang mendengar perkataan Jay barusan langsung meliriknya dengan sinis. "Nanti kalo lo udah mati gua ceritain di depan makam lo, puas?"
"Ya ampun dek, jahat banget sih," Balas Jay dengan memasang wajah pura-pura sedih sembari memegang dadanya dengan dramatis.
Y/n yang melihatnya pun hanya memutar bola matanya malas.
Setelahnya, suasana mendadak menjadi hening.
"Mau gue jajanin ga?" tanya Jay memecah keheningan.
"HAH BENERAN BANG?!" tanya y/n dengan mata berbinar-binar. Jay yang melihatnya tersenyum tipis lalu balas mengangguk.
"Yaudah kita ke pasar malem yuk bang sekarang," ajak y/n antusias sembari bergelayutan di lengan kekar abang sepupunya itu.
Jay seketika mengerutkan dahinya bingung. Ia lalu menatap y/n, "Mau ngapain ke pasar malem?"
"Tadi katanya lo mau jajanin gua, gimana sih bang."
"Ya gue pikir lo mau nge-gofood aja, ga jajan keluar rumah."
"Gua pengennya jajan sambil cari angin, habisnya bosen dikamar mulu. Mau sekalian malmingan juga hehe," jelas y/n sembari memamerkan cengirannya.
"Yaudah ayo."
"Gua ganti baju ga nih?" tanya y/n.
Jay terkekeh kecil saat melihat y/n yang memakai piyama teddy bear. Menurutnya, y/n terlihat lucu seperti anak kecil saat memakainya.
"Gak usah gitu aja," Jay langsung menggandeng tangan y/n berjalan keluar kamar.
♡♡♡
Y/n segera masuk dan naik ke kursi penumpang depan, disusul dengan Jay yang juga ikut masuk dan duduk di kursi pengemudi.
"Ayo bang berangkat," ucap y/n yang terlihat sangat tidak sabar pergi ke pasar malam.
"Tunggu," Jay dengan sigap memakaikan y/n seat belt.
Jay kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan ibukota yang lumayan ramai karena sekarang adalah malam minggu.
Ia lalu menyalakan radio dengan volume rendah untuk memecah keheningan diantara mereka berdua.
Y/n sedari tadi sibuk melihat ke arah luar kaca jendela mobil, matanya fokus melihat gedung-gedung tinggi yang bersinar terang dibawah indahnya langit malam kota Jakarta.
Sedangkan Jay terlihat fokus menyetir. Ia terkadang juga terlihat mencuri-curi pandang untuk melihat wajah y/n.
"So, do you want to tell me now?" tanya Jay memulai obrolan.
"Huft..." y/n menghela napasnya panjang, ia lalu menyenderkan kepalanya di kaca jendela mobil sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Jay.
"Gua cuma lagi ga mood aja bang."
"Hm? Gak mood kenapa?"
Y/n kemudian menutup kedua matanya dengan menggunakan tudung hoodie-nya, "Ga tau, bang. Pokoknya lagi ga mood aja."
Jay yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya singkat sembari tersenyum tipis. Pandangannya kembali fokus ke arah jalan, memilih untuk tidak melanjutkan obrolan.
Bukan karena Jay tidak peduli dengannya. Namun, ia tahu jika y/n sedang dalam kondisi suasana hati yang tidak stabil ia memang sulit untuk diajak bicara, seperti sekarang ini. Jay juga tidak ingin memperburuk suasana hati y/n dengan banyak bertanya padanya.
Ya, bisa dibilang kalau y/n itu moody-an. mood nya memang gampang sekali berubah. Misal, mood nya saat ini sedang baik, beberapa saat kemudian mood nya tiba-tiba bisa berubah menjadi buruk. Bisa ada alasan dan tidak ada alasan. Hal itu sering terjadi, terutama saat y/n sedang mengalami menstruasi.
Namanya juga perempuan, walaupun memang tidak semuanya begitu, tapi paling tidak sebagian perempuan pasti seperti itu.
Jay sudah sangat hafal dengan adik sepupu perempuan satu-satunya itu, walaupun kedekatannya dengan y/n tidak sedekat y/n dengan Jake.
Saat sampai di persimpangan jalan, Jay membelokkan arah mobilnya ke sudut kota, padahal pasar malam terletak di tengah kota.
Namun y/n masih belum menyadarinya, hingga Jay memarkirkan mobilnya dan mengajaknya turun di suatu tempat yang terasa tidak asing baginya. Gadis itu sontak mengeryitkan dahinya bingung.
"Kok kita malah ke MCD sih bang, bukan ke pasar malem?" tanya y/n sembari celingak-celinguk melihat ke sekitar lalu menatap Jay.
Jay terlihat tersenyum, balas menatap y/n lalu menjawabnya sebelum akhirnya ia menggandeng tangannya dan mengajaknya masuk ke dalam, "Lo belum makan dari siang tadi, masih kosong perutnya. Lo itu kan punya sakit maag, gak baik kalau langsung makan jajanan. Kita sekarang makan dulu disini baru nanti beli jajan ke pasar malem, ya? oke?"
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's ENHA
FanfictionMengisahkan keseharian seorang gadis remaja yang tinggal dengan tujuh abang sepupunya, yang tentu saja memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Mulai dari yang selalu perhatian sampai ke yang selalu usil padanya. Membuat dirinya setiap har...