Y/n, Adena dan Jaemin terlihat tengah asyik mengobrol dan bersenda gurau di kantin sekolah sembari menunggu kedai lengang dari para murid-murid.
"Jadi kalian berdua tuh tetanggan pas masih SD dulu?" tanya Adena yang bergantian melihat ke arah y/n dan Jaemin.
Y/n dan Jaemin keduanya terlihat mengangguk.
Adena sontak tertawa terpingkal-pingkal lalu memukul bahu y/n. Walau pelan tetapi tetap saja pukulan tersebut terasa sakit bagi y/n. Jangan lupa bahwa Adena adalah seorang Taekwondoin sejati.
"Bisa-bisanya lu y/n lupa sama temen sendiri, parah banget sumpah," ucap Adena sembari bergantian mengusap kedua sudut luar matanya yang berair karena tertawa berlebihan tadi.
Y/n yang mendengar perkataan Adena barusan hanya tersenyum canggung sembari mengelus-elus bahunya yang terkena pukulan dari Adena tadi. Jangankan bertahun-tahun yang lalu, barang yang baru ia taruh beberapa menit saja ia bisa lupa.
Sementara disisi lain, Jaemin hanya terlihat tertawa kecil menanggapi perkataan Adena.
"Eh iya, lu berdua udah pada ngerjain PR dari Pak Agus kemarin belum?" tanya Adena, raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi serius.
"Udah dong," jawab y/n sembari tersenyum bangga.
Jaemin mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Emangnya lo belum, Den?" tanya y/n.
Adena menggeleng dengan lesu, "Belum gua, susah banget lagian."
"Yaudah, lo salin punya gua aja nanti sebelum jam nya Pak Agus."
"Pasti yang ngerjain PR lu Bang Jake, ya?" tanya Adena yang melihat ke arahnya.
Y/n mengangguk, "iya."
"Hnggg, enak ya jadi lu. PR dikerjain sama abang, tinggal terima jadi aja," Adena mendengus, lalu melipat kedua tangannya di depan dada.
"Engga ya! Gini-gini gua ngerjain juga," sanggah y/n cepat.
"Soal yang lu kerjain sama yang Bang Jake kerjain banyakan mana gua tanya?"
"Oh ya jelas—"
"Banyakan Bang Jake lah, pake nanya segala lagi lo." Penuturan y/n barusan membuat Adena kembali memukul bahunya, "Yee, dasar!"
"Tapi asli dah, pusing gua. Tuh guru killer kalo kasi pr selalu ga kira-kira, banyak banget gila. Curiga gua si Agus ada dendam sama kita," keluh Adena panjang lebar yang membuat y/n dan Jaemin tertawa mendengarnya.
"Gue cari-cari daritadi, rupanya ada disini lu."
Y/n, Adena dan Jaemin dengan serentak langsung melihat ke arah sumber suara tersebut.
Pemilik suara tersebut rupanya adalah Haechan. Haechan merupakan anak nakal di angkatan mereka, dia sering kali menjahili murid-murid dengan segala keisengannya yang membuatnya sering keluar masuk ruang BK. Haechan juga ternyata adalah tetangga sekaligus teman Jaemin. Hal tersebut baru diketahui y/n kemarin saat Jaemin bercerita padanya di perpustakaan.
Haechan terlihat berjalan menghampiri tempat y/n, Adena dan Jaemin duduk lalu dengan tanpa basa-basi langsung duduk di bangku samping Jaemin.
"Excuse me, lu ngapain duduk disini?" ucap Adena yang memandang Haechan tak suka.
Adena sangat tidak menyukai Haechan. Mendengar namanya saja sudah membuatnya kesal, apalagi bertemu dengannya. Mereka berdua sudah tidak akur seperti ini dari semenjak MPLS. Alasannya karena Adena adalah korban pertama kejahilan dari Haechan.
Haechan terlihat menengok ke kanan dan ke kiri, kemudian menunjuk dirinya sendiri menggunakan jari telunjuknya sembari melihat ke arah Adena dengan wajah setengah meledek, "Ngomong sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's ENHA
FanfictionMengisahkan keseharian seorang gadis remaja yang tinggal dengan tujuh abang sepupunya, yang tentu saja memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Mulai dari yang selalu perhatian sampai ke yang selalu usil padanya. Membuat dirinya setiap har...