Perempuan itu berdiri membelakangiku.
Aneh sekali, mengapa dia berani sendirian di pinggir jalan seperti itu? Aku saja sangat takut. Apalagi dia, yang sepertinya bukan warga sini.Dddrrttt,,, ddrrttt,,,
Saat aku sibuk memperhatikan perempuan itu, tiba tiba ponsel ku bergetar. Aku mengeceknya. Ternyata ada telepon dari Kate. Aku mengangkatnya.
'Ada apa?' Tanyaku.
'Lagi dimana?' Tanya Kate.
'Mau beli makanan' kataku.
'Wah kebetulan. Beli nasi goreng saja. Aku nitip' kata Kate.
'Yayaya. Pedas atau tidak?' Tanyaku.
'Tidak. Dan satu lagi. Ingat,Kimiii, jangan suka melamun di jalanan. Hati hati terhadap apapun yang menurutmu asing. Jangan mendekat' kata Kate.
'Iyaiyaaa. Aku sedang memperhatikan perempuan yang berdiri di pinggir jalan' kataku.
Tutt,, ttuuutt.
Telpon terputus. Dengan begitu saja Kate mematikan telponnya? Sangat tidak sopan.
Aku pun melanjutkan perjalanan. Tidak memperdulikan perempuan itu. Tapi tiba tiba bulu kudukku berdiri. Seperti ada yang meniup leherku. Tapi, tidak ada apapun di sekelilingku.
Aku mencoba untuk tidak memperdulikannya. Lalu tidak lama aku menemukan tukang nasi goreng. Aku mendekat dan memesan.
"Bang. Nasi goreng 2 ya. Satu pedas satu tidak" kataku. Abangnya mengangguk lalu mulai mmenggoreng. Aroma nasi goreng mulai tercium. Dan bunyi kriuk kriuk diperutku juga semakin jelas terdengar.
Sambil menunggu abang tukang nasi goreng membuat nasi goreng, aku mengambil handphone dan headset. Mencoba untuk memasang headset di telingaku. Tapi, sebuah tangan menahannya. Aku menengok. Seorang anak kecil.
"Kak..." katanya.
"Ya? Kamu siapa?" Tanyaku. Anak kecil itu terdiam.
"Aku ingin pulang" katanya.
"Loh? Rumahmu dimana?" Tanyaku. Anak kecil itu menggeleng.
"Ada perempuan menakutkan mengejarku" kata anak kecil itu.
"Perempuan menakutkan? Siapa?" Tanyaku. Anak kecil itu menarik tanganku. Aku melirik ke arah tukang nasi goreng.
"Bang, saya tinggal sebentar. Nanti saya kembali lagi" kataku.
"Baik" kata tukang nasi goreng itu.
Setelah itu, aku mengikuti anak kecil itu. Sepertinya dia ingin membawaku ke suatu tempat.
Saat sudah sampai, ternyata.... aku dibawa ke tempat dimana perempuan yang kulihat tadi berdiri membelakangiku. Tapi, sekarang dia menatapku dan anak kecil disampingku."Aku berkata padanya bahwa dia jelek" kata anak kecil itu. Aku melotot. Apakah perempuan itu akan marah?
Srriingg,,,
Suara gunting besar yang bergesekan dengan aspal terdengar. Sangat menakutkan. Perempuan itu.... perempuan itu memakai masker dan membawa gunting besar.
'Watashi kirei?' Tanya perempuan itu. Aku hanya diam. Perempuan itu menatap anak kecil itu. Anak kecil itu mundur. Sedangkan aku hanya terdiam. Seakan kakiku kaku untuk digerakkan.
Kulihat anak kecil itu menangis. Mencoba minta pertolongan padaku. Tapi sumpah, aku tidak bisa melakukan apapun saat ini. Kakiku benar benar tidak bisa digerakkan.
Perempuan itu semakin lama semakin mendekat. Mendekat pada anak kecil tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuchisake Onna
Kinh dịPerempuan memakai masker? Aneh. Tapi, kalau dengan gunting besar di tangannya? Menyeramkan. copyright © 2015 by Nahdah_M17