Aku terus melangkah mundur. Hingga aku berhenti karena merasa diriku sudah tidak bisa mundur lagi. Sesuatu menghalangiku. Dan ternyata, aku sudah menabrak sudut ruangan dan aku tidak bisa bergerak mundur lagi.
Perempuan itu mencoba untuk membuka maskernya, tapi tiba tiba perempuan itu mundur ketika Shirei mengeluarkan sesuatu dan memberikannya pada perempuan itu.
Dan tidak lama, perempuan itu pergi."Apa yang kau berikan padanya?" Tanyaku.
"Ini..." kata Shirei sambil memberikanku sebuah... pomade.
"Pomade?" Tanyaku bingung.
Shirei menaikkan bahunya, lalu dia pergi begitu saja.
"Ada apa dengan pomade?" Tanyaku pada Kimi.
"Entahlah. Perempuan itu takut pomade? Aneh" kata Kimi.
***
Pukul 8 pagi.
(Kimi pov)
Aku merasakan sebuah cahaya masuk kedalam kamar Shirei. Bahkan, mataku yang terpejam pun bisa merasakannya. Apa ini sudah pagi?
Aku mencoba membuka mata perlahan. Terlihatlah pembantu Shirei sedang meletakkan nampan berisi 5 gelas air di atas meja belajar Shirei.
"Selamat pagi. Shirei biasa minum air putih saat dia bangun tidur. Jadi sekalian saja saya siapkan air putih untuk kalian semua. Tolong bangunkan yang lainnya ya, dan kalau sudah silahkan langsung sarapan di bawah. Makanan sudah disiapkan. Kalau mau mandi, setelah sarapan saja. Saya permisi..." kata pembantu Shirei.
Saat pembantu Shirei keluar dari kamar Shirei, aku membangunkan Kate, Aiko, Seiko, dan Shirei.
"Semalam kenapa kamu memberikan pomade pada perempuan itu?" Tanyaku pada Shirei.
"Bertanyanya nanti saja ya, kak. Aku lapar" kata Shirei seraya menghampiri gelas yang ada di atas meja belajarnya, lalu setelah itu dia keluar dari kamarnya.
"Memberikan pomade pada perempuan itu? Maksudnya apa?" Tanya Kate.
"Kau ketinggalan sebuah cerita" kata Aiko. Kate menaikkan alisnya dan memasang wajah bingungnya.
"Cerita apa?" Tanya Kate.
"Akan kuceritakan setelah selesai sarapan. Silahkan minum air putih itu dulu, lalu turun ke bawah untuk sarapan" kataku sambil menunjuk gelas-gelas yang ada di atas meja belajar Shirei.
***
Kami sedang berkumpul di meja makan. Menyantap makanan masing masing. Aku masih penasaran dengan kejadian semalam saat Shirei memberikan pomade pada perempuan itu.
Saat kami makan, tidak ada suara apapun selain suara garpu, sendok, dan piring yang bersentuhan.Lalu, saat sudah selesai makan, aku dan yang lainnya kembali ke kamar Shirei. Di kamar Shirei hanya ada 1 kasur. Jadi, yang baik yang mengalah. Tadi pagi aku dan Aiko tidur di bawah, sedangkan Kate, Shirei, dan Seiko tidur di kasur.
Shirei mandi duluan. Aku, Kate, Aiko, dan Seiko menunggunya sambil menonton tv di kamar Shirei.
"Ceritakan tentang cerita yang kau maksud tadi pagi, dong. Aku penasaran" kata Kate pada Aiko. Aiko tertawa.
"Silahkan kau tanya pada Kimi. Aku malas menceritakannya" kata Aiko.
"Tapi kau yang lebih tau banyak. Kan kau yang melihatnya terlebih dahulu" kataku.
"Hmmm... baiklah. Jadi, tadi malam aku bertemu Kuchisake Onna" kata Aiko. Kate dan Seiko memasang wajah kagetnya. Mulut mereka berdua menganga.
"Haahh? Serius? Dimana?" Tanya Seiko.
"Dirumah ini. Lebih tepatnya di dapur. Jadi, semalam aku haus dan berniat untuk mengambil minum untuk aku dan Kimi. Aku keluar dari kamar Shirei. Suasana rumah ini sangat sepi tadi malam. Sepi dan sunyi. Saat aku menuruni tangga, aku mendengar sebuah suara. Bulu kudukku merinding saat itu. Tapi, aku menganggap bahwa itu hanyalah halusinasiku saja. Lalu, saat aku sudah mengambil air dan ingin kembali ke kamar Shirei, tiba tiba seorang wanita menggunakan masker berdiri di hadapanku. Aku kaget. Sangat kaget. Dia Kuchisake Onna. Dia berdiri di hadapanku. Dia berusaha maju mendekatiku. Namun, aku terus melangkah mundur. Lalu Shirei dan Kimi datang. Shirei menyuruh perempuan itu untuk menjauhiku. Saat perempuan itu mendekatiku dan ingin membuka maskernya... Shirei mengeluarkan sesuatu dan itu membuat perempuan itu takut. Kau tau apa yang dikeluarkan Shirei?" Tanya Aiko pada Kate dan Seiko. Kate dan Seiko menggelengkan kepala.
"Shirei mengeluarkan sebuah pomade. Aneh bukan? Perempuan itu takut dengan pomade" kata Aiko.
"Pomade? Aneh sekali. Lebih baik kita tanyakan pada Shirei setelah dia selesai mandi" kata Kate.
***
Aku, Kate, Aiko, Seiko, dan Shirei sudah selesai mandi. Dan kita sedang berkumpul di halaman depan rumah Shirei.
"Shirei mau jawab pertanyaan kakak yang tadi. Soal pomade" kata Shirei.
"Serius? Silahkan jawab" kataku. Shirei menggeleng.
"Lebih baik kakak cari tau sendiri dulu. Kakak kan ada hp, ada laptop. Cari saja di internet tentang Kuchisake Onna. Biar sekaligus kakak tau tentang perempuan itu. Kalau kakak masih tidak menemukannya, kakak bisa menanyakannya lagi padaku" kata Shirei.
"Kenapa tidak kau jawab langsung?" Tanya Aiko. Shirei menggeleng.
"Biar seru kak, hehe. Kalau aku jawab langsung, nanti jadi gak seru aja. Lebih baik kakak cari tau dulu lewat internet" kata Shirei.
Baiklah. Aku mengeluarkan handphone. Membuka google dan mencari informasi tentang Kuchisake Onna.
Kuchisake Onna adalah seorang wanita yang bermulut robek. Dalam legenda urban Jepang, ia menutupi mulutnya dengan masker operasi dan sering muncul di jalan-jalan yang sepi. Ia bertanya pada orang yang ditemui apakah dirinya cantik. Bila orang itu menjawab tidak atau ketakutan melihat wujud seramnya maka ia akan membunuh orang itu. Bahkan pada akhir 1970-an, beberapa sekolah menyarankan agar murid-muridnya pulang secara berkelompok atau ditemani guru agar selamat.
Dalam legenda, Kuchisake-onna tadinya adalah seorang wanita muda yang hidup pada zaman Heian. Kemungkinan ia adalah seorang istri atau selirsamurai. Ia dikaruniai wajah yang sangat cantik namun sombong, ia juga sering berselingkuh di belakang suaminya. Suaminya merasa sangat cemburu dan dikhianati menyerangnya dan membelah mulutnya dari kuping ke kuping. "Sekarang siapa yang akan berkata kau cantik?" ejek suaminya.
"Tunggu sebentar. Dalam versi legenda, tidak ada hubungannya dengan pomade" kataku.
"Baca terus kebawah, Kim. Itu ada lanjutannya" kata Kate. Aku membaca terus sampai kebawah.
Dalam versi legenda urban, Kuchisake-onna adalah seorang wanita korban operasi wajah yang gagal. Konon dokter yang mengoperasi wajahnya memakai pomade (jenis minyak rambut) dengan bau yang menusuk. Ketika sedang dioperasi ia tidak bisa tenang karena bau itu sehingga si dokter secara tidak sengaja memotong mulutnya hingga robek. Wanita itu menjadi histeris dan marah lalu membunuh dokter itu. Belakangan ia dibunuh oleh para penduduk kota dan menjadi hantu penasaran.
"Nahhh!! Jadi... itu? Karena itu dia takut dengan pomade? Yampun aneh sekali" kataku.
"Tapi kak, banyak versi mengenai asal usul Kuchisake Onna. Tapi tidak begitu populer. Yang populer hanyalah itu" kata Shirei. Aku dan yang lainnya mengangguk.
Jadi, karena itu? Banyak sekali versi mengenai asal usul perempuan bermulut robek itu. Jadi sangat membuatku penasaran.
"Kalau cara membunuhnya, bagaimana?" Tanya Seiko pada Shirei. Shirei menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tau".
*bersambung*
Wayoloh. Maaf kalau ada typo bertebaran. Author ngebut ngetiknya wkwk. VOMMENT yang banyak woy, jangan jadi SILENT READER.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya ya, maaf telat wkwk:v
Arigatou,
23 Juni 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuchisake Onna
Kinh dịPerempuan memakai masker? Aneh. Tapi, kalau dengan gunting besar di tangannya? Menyeramkan. copyright © 2015 by Nahdah_M17