Eng ing eng....
Mau ngasih tau sesuatu, ada kesalahan nih di cerita ini-_-
Jadi, tokoh sebenarnya bukan Yuina, tapi Kimi. Ketuker sama cerita Terowongan Kiyotaki-_- sorry yaa efek ngabloo jadi ginii. Jadi bukan Yuina ya, tapi Kimi. Arigatou.Kimi membuka laptop. Seketika semua jadi terdiam. Sedangkan aku masih menikmati minuman yang kubeli tadi. Karena masih haus, aku memesan minuman lagi.
"Haus atau.... rakus?" Tanya Kimi. Aku tau dia meledek.
"Entah" jawabku singkat. Kimi tertawa pelan. Lalu setelah itu dia kembali fokus pada laptopnya.
"Kuchisake Onna..." kata Kimi sambil tangannya mengetik tombol tombol yang ada di laptopnya. Setelah lumayan lama menunggu...
"Aha! Ini dia" kata Kimi.
"Bacakan, Kim" kata Kate.
"Kuchisake Onna. Wanita bermulut robek yang biasa menggunakan masker putih" kata Kimi.
"Cari tahu mengapa dia suka membunuh orang yang tidak bersalah" kata Seiko.
"Baik. Tunggu sebentar" kata Kimi. Setelah kita menunggu sekitar 5 menitan...
"Sial!" Kata Kimi. Semua menatap Kimi.
"Ada apa?" Tanya Kate.
"Batrenya low. Lebih baik kita lanjutkan lain waktu" kata Kimi.
"Jadi, sekarang kita pulang?" Tanyaku.
"Iyalah. Mau kemana lagi?" Tanya Seiko.
"Males pulang ah" kataku.
"Yaterus mau kemana?" Tanya Seiko lagi.
"Kalian pulang saja tak apa. Aku ingin ke toko buku habis ini" kataku.
"Berani sendiri?" Tanya Seiko.
"Beranilah. Aiko sudah besar, mama Seiko" kataku lagi.
"Yasudah. Kalau ada yang macam macam padamu, tonjok saja dia. Kau kan jago berantem" kata Seiko. Akupun tertawa.
"Kalau bertemu dengan penjahat sih mendingan. Kalau aku bertemu dengan Kuchisake Onna, bagaimana?" Tanyaku. Kate menjewer telingaku.
"Heh, kalau bicara dijaga. Jangan asal bicara seperti itu, Aikoooo" kata Kate. Aku tertawa lalu menjauhkan tangan Kate dari telingaku.
"Iyaiyaaa. Becandaaa kali itu jangan dibawa serius. Lagipula, siang siang seperti ini memang dia masih ada? Tidaklah. Lagipula aku akan naik taksi" kataku.
"Yasudah. Jaga dirimu baik baik" kata Seiko.
***
Aku melangkahkan kaki menjauh dari cafe. Berhenti di pinggir jalan untuk menunggu taksi.
Saat sekitar 10 menitan menunggu, datanglah sebuah taksi. Aku menaiki taksi itu. Lalu aku menyebutkan tujuanku.
Selama perjalanan, aku memperhatikan supir taksinya. Bapak bapak. Bapak itu terdiam.
"Pak. Kenapa bapak diam? Bapak tau kan tempat tujuan saya dimana?" Tanyaku.
"Ya saya tau" jawab bapak itu.
"Lalu mengapa bapak diam?" Tanyaku lagi. Bapak itu menggeleng pelan. Lalu tidak lama dia memberhentikan taksinya.
"Anak saya..." kata bapak itu tiba tiba.
"Anak bapak kenapa?" Tanyaku.
"Anak saya hilang saat dia sedang bermain petak umpat bersama temannya. Saat itu dia bermain jam 7 malam. Lalu tidak lama teman temannya memberitahu bahwa anak saya tidak ditemukan" kata bapak itu.
"Anak bapak laki laki atau perempuan?" Tanyaku.
"Perempuan" jawab bapak itu. Aneh, mengapa anak itu bisa hilang?
"Kenapa bisa hilang, Pak? Apa anak bapak tidak tau jalan pulang?" Tanyaku.
"Tidak mungkin dia tidak tau jalan pulang. Dia main tidak jauh dari rumah" kata bapak itu.
"Anak bapak hilangnya dari kapan?" Tanyaku lagi.
"Baru semalam" jawab bapak itu.
"Kalau baru semalam.... mungkin anak bapak masih belum jauh dari tempat dia bermain" kataku.
"Saya hanya takut kalau dia di culik" kata bapak itu. Aku mengusap pundak supir taksi itu.
"Bapak yang sabar ya. Sebaiknya bapak hubungi polisi" kataku.
"Sudah. Baru tadi pagi istri saya melaporkan ke polisi. Tapi masih belum ada kabar dari kepolisian" kata bapak itu.
"Boleh lihat foto anak bapak? Kalau saya melihatnya, saya akan membawanya pada bapak" kataku. Lalu bapak itu menunjukkan foto anak perempuan cantik di hp nya. Lalu bapak itu memberikan nomor hp nya padaku.
"Kalau kamu melihat anak saya, tolong hubungi saya di nomor itu" kata bapak itu. Aku mengangguk. Lalu bapak itu melanjutkan menyupir taksinya.
***
Taksi berhenti tepat di tempat tujuanku. Sebuah mall yang lumayan besar. Aku turun dari taksi dan memberikan uang pada bapak itu. Lalu taksi itu pergi, dan aku masuk ke dalam mall.
Aku langsung pergi menuju toko buku. Gramedia.
Saat sudah sampai disana, ternyata sepi. Aku pun masuk ke dalamnya. Aku pergi menuju ke tempat novel novel. Ternyata, novelnya masih yang lama. Aku melihat satu persatu. Dari novel romance, komedi, sampai ke horror. Tidak ada yang asik.
Karena bosan, aku keluar dari toko buku. Aku pergi ke toilet. Sepi. Hanya ada beberapa orang saja.Aku mengambil tisu basah dari tas. Lalu mengusapnya ke wajahku.
Bbrraakkk,,,
Tiba tiba ada suara mengagetkanku. Aku lihat dari cermin seorang anak kecil keluar begitu saja dari dalam toilet lalu dia lari. Semua orang yang ada di dalam toilet melihatnya dengan heran.
Aku mengejar anak kecil itu. Mencoba memanggilnya namun dia tetap berlari. Hingga dia keluar dari mall. Aku tetap mengejarnya.
Lalu saat dia ingin menyebrang, hampir saja dia tertabrak. Tapi, aku tarik tangannya, lalu ku dekap tubuhnya.
"Jangan lari lagi" kataku. Anak kecil itu mengatur nafasnya.
"Aku harus pergi" katanya. Dia pun lari. Aku menatapnya. Wajahnya mirip seperti...... foto anak perempuan yang supir taksi waktu itu berikan! Astaga. Apa itu anak dari bapak bapak itu?
Aku memutuskan untuk mengikutinya. Anak kecil itu tetap berlari. Walaupun aku sudah sulit untuk mengatur nafas, aku tetap mengejarnya.
Hingga anak itu berhenti di suatu tempat. Tempat yang sepi. Dia memasuki tempat itu. Ada sebuah rumah disana. Rumah kecil, kotor, dan tidak terawat.
*bersambung*
Moshi-moshi.
Dikit? Gomennasai.
Jangan lupa VOMMENT, jangan jadi SILENT READER.
Arigatou.22 Mei 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuchisake Onna
HorrorPerempuan memakai masker? Aneh. Tapi, kalau dengan gunting besar di tangannya? Menyeramkan. copyright © 2015 by Nahdah_M17