Minhee mengusap sekali lagi kedua matanya yang membengkak. Ia bodoh sekali, bisa-bisanya menuruti ajakan serim untuk berbicara sekaligus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Menyadari masih menyayangi mantan sialannya yang tampan itu, minhee makin memaki dirinya dalam hati.
"Pindah mah pindah aja ngapain minta maaf sama pamit ke gue"
Tarikan nafas agar lekas tenang minhee lakukan berulang kali. Ia mengusap wajahnya dengan tisu yang selalu tersedia di tas lau mulai memakai concealer lagi untuk menutupi bintik coklat cantik di sekitar hidungnya.
"Males pulang anjing. Kemana ya"
Jika sedang galau begini minhee memang kadang enggan pulang ke rumah. Kalau orangtuanya saja sih akan membiarkan minhee menenangkan diri, tapi kalau taeyoung akan memaksa minhee bercerita dan bersikeras tidur dikamarnya.
".....kemana"
Minhee duduk dikursi terdekat setelah keluar dari toilet. Membuka ponselnya berharap ada teman kantor atau sekolah dulu yang kiranya longgar.
Berakhir membuang nafas karena dua orang yang dia chat tidak mau dulu menampung.
Entah kenapa minhee tiba-tiba menghubungi yunseong, anak itu cepat sekali membalas dan bersedia jika minhee ke tempatnya, ayahnya tidak pulang hari ini.
"Yey! Jajan dulu baru deh"
Mood minhee tiba-tiba naik sedikit, ia berencana makan eskrim dan membelikan yunseong makanan.Yunseong menahan diri agar tidak bertanya kenapa minhee terlihat sangat berbeda. Tak seceria biasanya, namun juga tak terlihat kacau.
Pura-pura menikmati tayangan kartun didepannya dengan minhee yang menatap kuku cantiknya sambil bersandar di tubuh yunseong.
"Maaf ya yunseong, dua temen kakak lagi sibuk. Terus yang dua lagi udah nikah, jadi kakak ke kamu"
"Gapapa kak, sering-sering aja"
Minhee tertawa kecil membuat yang lebih muda lega.
Saling diam lagi kemudian
Yunseong sangat gemas! Akhirnya ia mendorong tubuh minhee dengan pundaknya.
Pemuda hwang itu bersiap jika minhee akan memarahinya, yang penting yang lebi tua berbicara.
"Ih!"
Yunseong tertawa, ternyata minhee malah membalas dengan tenaga yang tak seberapa.
Keduanya terbahak sambil terus dorong-dorongan hingga akhirnya minhee berbaring, kerah baju yunseong tertarik dan berakhir keduanya berposisi ambigu.
Yunseong menelan ludah, sedangkan minhee hanya tersenyum tipis, ia tahu bagaimana perasaan yunseong dan mengusap pipi anak itu.
"Maaf kak"
Pelan-pelan bergerak akan duduk, tapi minhee malah menarik kerahnya lagi. Wajah mereka sangat dekat, minhee menatap bibir dan mata yunseong bergantian.
"You like me?"
"I like you so much"
Yunseong terbawa suasana, ia kecup dagu minhee lalu ke bibir. Lumatan lembut ia berikan sambil memejamkan mata.
Minhee awalnya diam, tapi ia berfikir mungkin ini bisa ia jadikan pelampiasan.
Akhirnya minhee peluk leher yunseong dan membalas ciuman yang lebih muda. Semakin intim apalagi tangan yunseong ke leher minhee dan turun menekan-nekan dada minhee.
Kaki jenjang minhee bergerak gelisah. Mereka merubah posisi sejenak untuk melepas celana masing-masing.
Minhee sudah pasrah membuka kaki, wajahnya merah dan mengkilat.
Merasa lubang surgawi minhee sangat basah, yunseong tak melakukan foreplay. Membuat minhee terkejut dan tegang sejenak tapi kemudian lekas menyesuaikan diri. Tubuh minhee tersentak-sentak sembari menatap langit ruang tengah rumah yunseong.
Hujan mulai turun menemani dua orang itu bercinta.
.
Tbc