"Minhee???"
"Ayah-"
"Ayah marah sama kamu! Dan kamu yunseong! Berani kamu ya!"
"Ayah, bukan salah kak yunseong sepenuhnya" ucap minhee pelan. Sang bunda hanya diam menatapi meja kaca ruang keluarganya.
"Ayah tahu, kalian keterlaluan"
"Jadi.." akhirnya bunda buka suara
"Apalagi, mereka harus menikah. Minhee tidak usah lanjut, sudah begini"
"Ayah kok gitu?" Anak cantik itu merengut tak terima.
"Kamu terima hasil dari perbuatanmu sendiri"
Minhee menatap punggung kokoh ayahnya yang beranjak meninggalkan mereka bertiga. Bunda menghela nafas kasar, ia hendak bicara tapi minhee sudah berlari ke kamar dengan wajah ngambek.
Yunseong bingung, ia bahkan tak diijinkan berbicara oleh ayah minhee.
"Ayah sama bunda akan bicara sama orangtua kamu. Kamu pulang ya"
"Baik bunda, terima kasih"
Minhee duduk terdiam di ranjang pengantinnya. Ingatan dua bulan lalu sebelum pernikahannya hari ini tiba-tiba terlintas.
Ia tak memikirkan apapun selama persiapannya menjadi istri yunseong. Semua orang tua yang mengatur. Ia masih sangat muda, ia tak peduli.
Tapi baru sekarang ia memikirkan semua. Handuk kecil di tangannya ia lempar kasar ke lantai. Rambut basahnya ia jambaki pelan
"Apa semua bakal baik-baik saja?"
"Tentu-sayang?! Kamu pusing??"
Minhee segera duduk tegak melihat suaminya masuk ke kamar.
"Ah-enggak. Baru nyadar kenyataan aja adek"
Pipi dingin minhee dikecup dalam.
"Kamu baru gelisah?"
"Iya kak"
"Gapapa, anggep aja kaya biasanya"
"Mana bisa gitu. Sekarang kita udah suami istri"
"Kamu kaya nyesel nikah sama kakak deh. Mama bersyukur walau kita terlalu berani, tapi kamu jadi menantu dia. Ayah juga tadi meluk kakak erat, dia seneng kakak yang jadi suami kamu, ya...sama ngancem sih"
Tiba-tiba minhee menangis, yunseong tersenyum dan mengusak leher minhee. Tubuh ringan itu ia angkat ke pangkuannya dan dipeluk.
Mungkin sekitar 2 menit minhee menangis dan diam sendiri. Kini tubuhnya lebih rileks, ia balas peluk yunseong.
"Emang nggak nyangka bakal nikah secepet ini, tapi nikah sama kak yunseong tuh salah satu cita-cita adek"
Minhee mengecup bibir yunseong singkat.
"Kakak juga kok. Yaudah? Yuk malam pertama?"
Ekspresi mesum suaminya buat minhee memutar mata malas, dia capek. Walau acara tadi privat dan terkesan terburu-buru, tapi minhee tetap saja lelah. Mana akan ada pesta lagi nanti jika ia betulan sudah lulus.
"Besok pagi aja ya, suamiku?"
Mata yunseong berbinar mendengar panggilan barunya.
"Iyadeh. Tapi sampai suamimu ini puas ya"
"Ya ya, terserah. Sekarang kelonin adek sampe bubuk!"
"Siap sayang!"
.
End