Beberapa hari tak ketemu minhee, yunseong ngebut ketika pria cantik itu menyuruhnya datang ke rumah.
Hubungan mereka jalan 1 bulan semenjak kejadian di rumah yunseong dulu. Hubungan tanpa kepastian yang awet, yunseong beberapa kali sudah mengutarakan perasaanya tapi tak memaksa minhee.
"Sialan, gini doang udah kangen banget"
Yunseong mengernyit ketika ada mobil papanya minhee di halaman.
Ini minhee mau apa ya, minta dilamar?
Ia tetap permisi dengan sopan dan membalas senyum manis minhee ketika dibukakan pintu.
Baru tiga langkah masuk suara taeyoung memakinya dan memukul kencang tepat di pipi.
Yunseong terjatuh buat minhee teriak dan mendorong adiknya menjauh.
"Ah! Berengsek! sini lo gue bikin patah tulang!"
"Taeyoung!"
Teriakan papa kang baru bisa meredakan taeyoung. Minhee memeluk lengan yunseong yang sudah berdiri agak terhuyung karena shock akan apa yang terjadi.
Minhee menukul kepala taeyoung dengan kepalan tangannya yang kecil walau ia tahu tak akan terlalu berasa.
Tapi taeyoung sudah meraih kerah kaos yunseong dahulu, yang ditarik hanya terdiam macam orang bodoh.
"Berapa kali kalian mantep-mantep! Gak tau apa yang namanya kondom?!"
"Ada apa..." tanya yunseong tanpa energi
"Kakak gue hamil!"
"Hah?!"
"Jadi...bayi ya disini"
Minhee terkekeh, ia singkap piyamanya dan menaruh telapak tangan kasar yunseong diperutnya.
"Keras kan, disini ada anak kamu seong. Baru 2 minggu umurnya, masih mungil.."
Yunseong menangis, "maaf ya kak"
Minhee mengusap lelehan air mata yang lebih muda.
"Aku nggak nyesel ada bayi diperutku. Ada perbuatan pasti ada akibat, aku juga minta maaf ya. Kalau kamu belum atau nggak mau jadi suami aku...ngga apa"
"K-kok ngomongnya gitu??? Ya mau lah, mau banget"
Mereka berpelukan di atas ranjang minhee.
Taeyoung di luar sana masih tak terima dan menyangkal terus. Ia hanya tak siap untuk rela kakak kesayangannya jadi milik orang lain.
.
End
Ku mau pub ini ntar mampir yaa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
