mengejar 1 milyar pertama telah tercapai tapi apakah bisa mengejar nama baik nya juga??
Kisah nyata seorang perempuan merusak nama baik keluarga nya karena menikah dini. Ia pun bekerja keras dengan suaminya agar taraf hidupnya Menjadi lebih baik, s...
Siang itu aku di minta oleh mamiku untuk membeli sekaleng cat di toko sebelah paman ku Uncle Sam, yaitu toko Logam Mulia.
Aku membeli sekaleng cat dan mengobrol sebentar dengan pemilik toko tersebut yang bernama Ko Yayat dan adik perempuan nya bernama ce Ida.
Berawal dari situlah, aku dan Ko Yayat serta Ce Ida menjadi akrab, kami intens mengobrol santai bersama di kala ku istirahat setelah makan siang.
Ko Yayat karakter nya si realistis yang selalu blak-blak-an dan apa adanya.
Bertolak belakang pada diriku yang suka bertele-tele dan punya sejuta angan-angan, akibat terlalu banyak menonton film Disney yang menjual mimpi dan harapan pada gadis-gadis kecil. (Ampuni aku masa lalu. )
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalu untuk karakter dari adik ko Yayat, yaitu ce Ida, ia di kenal Judes oleh orang-orang sekitar.
Jika Ce Ida melihat orang, selalu dari atas sampai ke bawah seperti orang punya utang sama dia, tapi di mataku, Ce Ida merupakan orang yang baik hati dan sangat perhatian meski sedikit cerewet.
Aku pun selalu berkeluh kesah tentang hidup ku yang payah ini kepada mereka.
Mereka selalu menjadi pendengar yang baik dan menyemangati ku untuk bertahan hidup meski dunia ini terlihat berat sebelah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hingga satu hari saat kami bertiga sedang asyik mengobrol, datanglah,ce Lisia istri dari ko Yayat yang baru pulang dari kantornya, berkata kepada ce Ida.
"Eh si Jiso ini dengar-dengar pintar menggambar dan mewarnai loh da" kata ce Lisia
"Ya begitulah cece, tapi itu dulu, sekarang keahlianku hitung baut secara cepat" Jawab ku
"Oo iya kah? Mumpung anak-anak libur sekolah, gimana kalau kau ajari anakku si Desi, sama anak-nya si Yayat, Micky dan Mini, mereka itu suka menggambar, sampai dinding toko nih pun di coret sama mereka. "
Kemudian aku berpikir sejenak, sepertinya ide ini boleh juga di explore, lalu aku menjawab
