Saat itu Hujan lebat di sertai petir yang menderu.
Aku yang tidak mau terlambat ke kantor setelah istirahat siang, menembus badai hujan di kala itu.
Saat sampai di kantor, semua kaget melihatku seperti hantu sadako, sudah pucat, rambut panjang, bungkuk, basah kuyup pula.
"Ya ampun, coba kalau hujan itu berteduh Ibu Jiso" Kata Ce Lia, atasan ku.
"Supaya gak telat ce. " Jawab ku
"Takut betul si Jiso nih telat, ngapain kamu bela-belain so, gak ada penghargaan karyawan teladan di sini, meski kamu berkorban gitu. " Kata mba Nur yang merupakan karyawan bagian pajak paling senior dan karyawan yang juga paling di segani satu kantor.
Aku hanya tertawa dan kemudian ijin ke toilet untuk memeras rambut dan baju ku, mungkin jika di takar air perahan tersebut, bisa sampai satu liter.
Saat aku memasuki ruangan kantor, aku pun di minta Ce Lia untuk pulang mandi dan berganti baju, lalu setelah itu baru di perbolehkan masuk kantor, hingga aku pun menurutinya.
****
Beberapa hari kemudian aku pun jatuh sakit, meski sakit aku selalu memaksakan diri untuk masuk kantor.
Namun tidak untuk kali ini, aku sudah terlalu demam dan tidak sanggup lagi untuk turun kerja.
Pikir ku supaya tidak ijin berhari-hari, di saat itu juga,aku yang belum ada tanda-tanda kesembuhan pun memiliki ide untuk memakai Jamsostek kesehatan (Yang kini di Sebut BPJS) yang ku punya sebagai karyawan swasta.
Saat ku amati kartu Jamsostek ku, terlihat dokter umum yang tertera di kartu tersebut ,alamatnya berada dekat dengan rumah mertua ku.
Tanpa pikir panjang, aku meminta suamiku ko Yayang untuk mengantarku.
Karena aku juga saat itu sedang boke berat, tidak ada uang untuk membeli obat apalagi ke dokter spesialis, hingga Jamsostek kesehatan lah jalan ninja-ku. Terima kasih jamsostek, sangat membantu ku kala itu.
Setiba nya di praktek dokter umum tersebut, alangkah kagetnya aku karena suasana di sana sangat ramai, hingga timbul di benak-ku untuk membatalkan kunjungan ku ke dokter tersebut.
Namun karena aku yang teringat krisis moneter yang menerpa ku, aku tetap maju untuk mendaftar.
Aku pun mendaftar ke mba penjaga yang judes pedas seperti keripik macici.
Kemudian setelah mendaftar aku pun mulai mengantri, namun aku tidak kebagian kursi.
Hingga aku mencari posisi bersender dinding untuk berdiri dan hampir terperosok jatuh karena ubin kayu yang jabuk di biarkan bolong begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Nama Baik ???
Humormengejar 1 milyar pertama telah tercapai tapi apakah bisa mengejar nama baik nya juga?? Kisah nyata seorang perempuan merusak nama baik keluarga nya karena menikah dini. Ia pun bekerja keras dengan suaminya agar taraf hidupnya Menjadi lebih baik, s...