mengejar 1 milyar pertama telah tercapai tapi apakah bisa mengejar nama baik nya juga??
Kisah nyata seorang perempuan merusak nama baik keluarga nya karena menikah dini. Ia pun bekerja keras dengan suaminya agar taraf hidupnya Menjadi lebih baik, s...
Ping, suara BBM yang masuk kala itu,saat ku buka ternyata dari sahabat ku Hyuna.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"jiso bisa minta tolong kah, aku di pilih jadi ketua perpisahan, terus di suruh bawakan kata sambutan nanti di panggung, aku bingung nulis apa nih, coba ya kalau masih ada kau di sini,pasti kau yang di pilih jadi ketua "
Kurang lebih seperti itulah chat Hyuna yang ku ingat, Oke dulu aku sangat cinta pelajaran bahasa indonesia.
Pernah satu waktu, aku satu-satunya yang lolos dengan nilai lumayan tinggi saat ujian Bahasa indonesia di antara 100an siswa yang ada di sekolah.
Teman-teman ku yang lain semua pada ikut her (ujian ulang) bahasa indonesia.
Hobi ku pun membuat puisi dan cerpen kala itu, makanya Hyuna meminta bantuan ku.
Saat SMA pula, aku selalu juara 2,maka dari itu aku suka sekali angka 2,menurutku 2 adalah angka keberuntunganku.
Saat sekolah aku aktif sebagai OSIS, aku juga selalu di pilih guru menjadi ketua kelas (karena patuh jadi tukang di suruh-suruh guru mungkin) dan mimpiku di kala itu adalah menjadi seorang dokter atau kuliah bagian seni.
Stop pamer diri yang gak seberapa, kembali ke Hyuna sahabat ku.
Aku pun menyanggupi permintaan Hyuna dan segera menuliskan materi kata sambutan sambil menatap tempat kerja ku,aku pandangi mur dan baut serta kecoa-kecoa penghuni toko yang terbang-terbang ke sana kemari.
Ya aku sedih tidak bisa datang ke perpisahan sekolah, tapi aku cukup senang, biarlah kata sambutan yang ku tulis mewakili kehadiran ku di atas panggung acara perpisahan.
***
Setelah Ujian nasional dan acara perpisahan sekolah usai, teman-teman ku melanjutkan hidupnya.
Ada yang kuliah di luar negeri, ada yang di Jakarta, Jogja, Malang, dan paling banyak di Surabaya.
Mereka berkuliah sedangkan aku di sini, di toko Uncle Sam,berjuang mencari nafkah dengan pakaian kaos oblong lusuh menghitung baut hitam ber-oli yang kotor dan ya terlihat tidak punya masa depan yang cerah.
Tapi ku jalani dengan penuh semangat meski tidak mandi pagi, mandinya cuma sore hari. (Bercanda guys, rajin mandi kok)
Lalu saat itu Beberapa bulan lagi Ko Kevin dan Ce Kely akan melangsungkan pesta pernikahan, mami ku pun mengajak-ku beserta Jason untuk ke Surabaya.
D belikan lah aku tiket PP untuk menemani ce Kely mengurus keperluan pernikahan nya di Surabaya, aku pun ijin ke Ce Noni sepupu ku yang baik hati, dan di beri ijin untuk berangkat ke Surabaya.
Sesampainya aku di surabaya, aku mengabari sahabat lama ku Yuri yang sedang kuliah di Surabaya, dia pun dengan antusias mengajak ku menginap di kost nya dan jalan-jalan sekitar kampus.
