05

2.4K 175 4
                                    

--

---

Suasana warung kopi malam ini lumayan ramai, tapi ngga terlalu ramai sebab Hyunjin milih tempat warung kopi yang ada di pojokan. Katanya sekalian sebagai pengalaris warung, kapan lagi?

Ada Seungmin, Felix, Han, Soobin, Beomgyu juga Taehyun disana. Beomgyu mainin gitar dengan nada acak, sisanya ngobrol random sesekali nyanyi ngikutin nada gitar yang Beomgyu petik.

Di saat saat kayak gini lah Jaemin ngarasain jadi remaja normal pada umumnya, bukan terikat sebagai suami orang.

"Oh iya, katanya kemarin si Lia nyamperin langsung ke Dream?" Tiba tiba Han buka topik itu.

Yang lain langsung natap Jaemin minta kepastian, yang di tatap mengangguk, "Iyoo, dia datang sama Ryujin Yuna kalau ngga salah? Emang sih, tuh cewek nyalinya selalu gede."

"Hahaha, Lia bos. Terus ekspresi lo gimana?" Seungmin tanya penasaran, dia sampai matiin rokoknya supaya fokus sama pembahasan ini.

Jaemin ngangkat kedua bahunya acuh, "Ya ngga gimana-gimana, paling sama-sama kaget aja sih." Jaemin mulai menyeruput kopinya perlahan, "Masih cantik, gila."

"Terus lo kenapa ngga balikan aja?" Jaemin menatap malas pada Hyunjin, yang ditatap hanya cengengesan tidak jelas.

"Ya ngga akan bisa lah, Lia nya juga ngga akan sudi."

"Tapi katanya tentang perselingkuhan si Lia, itu ada penjelasannya. Apalagi lo sama dia udah dari kelas 8 SMP kan? Sampe kelas 11 Semester 1, berapa tahun itu?" Tanya beomgyu dengan raut wajah antusias.

"Lumayan lama, tapi gua bilangnya ke mereka 3 bulan." Soobin geleng kepala ngga habis fikir, dan sebenernya dia pun rada miris sih sama kisahnya Jaemin.

"Gimana dua setengah bulan lo sama mereka?" Jaemin senyum mesem atas pertanyaan Felix, tapi lebih milih diem tanpa mau jawab.

Lalu matanya melirik ke arah jam yang ada di dinding kedai, pukul 12 malam dan yang pasti mereka tengah mencarinya untuk segera di bawa pulang.

"Kenapa? Lo mau pulang, Jaem?" Taehyun nanya dengan wajah yang lumayan tengil, Jaemin dengus tapi ngga ayal dia ngangguk.

"Rada miris gua sama lo, tapi mending gih sana balik daripada lo kena omel." Ujar Felix disana, Jaemin dengan pasrah mengangguk dan mulai memakai jaketnya.

Mengambil kunci motornya yang ada di meja, dengan cepat Jaemin menandaskan kopinya. "Gua balik duluan ya, gua nitip Lysander." 7 orang di sana mengangguk dengan mantap.

"Jangan ada kerusuhan, kita ini bebas tapi bukan berarti rusuh. Harus tetap damai, mempertahankan apa yang semestinya." Lagi, mereka mengangguk. "Soobin, faham?"

"Siap, faham ketua."

Dan dengan tenang, Jaemin pergi dari sana setelah menitipkan hidupnya, juga rumahnya yang sudah dia perjuangkan dan di pertahankan sedari lama.

----

Jaemin ngelirik ke sekitar, suasananya udah gelap berarti para suami bajingannya sudah terlelap di kasur. Padahal ekspetasi Jaemin dia akan di interogasi hingga pagi, hanya sebab pulang terlalu larut.

Dengan santai Jaemin pergi ke arah dapur untuk meminum air putih, efek kopi yang dia minum dua gelasan tadi membuat dirinya seperti tidak akan terserang ngantuk.

Setelah selesai dengan tenggorokannya, Jaemin melangkahkan kakinya dengan santai naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Melirik sekeliling yang sepi, tandanya mereka semua memang sudah tidur.

RESTISALYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang