-- ⚠️ --
(Wajib komen dibawah)
--
Chenle sudah selesai urusannya dengan Jaehyun, pun kini Chenle sendiri tengah bersantai bermain handphone di mejanya, membiarkan Jaemin dan Jaehyun hanya berdua saja.
Awalnya Jaemin menolak, mencengkram erat ujung jas Chenle agar Chenle duduk di sampingnya terus. Tapi Chenle dengan lembut berbisik, "Tanya, tanya aja alasannya ngga apa. Ngga dosa." Akhirnya Jaemin mengangguk saja.
"Gimana kabar?" Jaehyun membuka suara
"As you can see? Baik." Dan suasana kembali canggung.
"Kemana aja? Gua rasa lo udah ngga peduli lagi sama gua."
Jaehyun menghela nafas, "Lo ngga tau apa apa, dan lo ngga akan ngerti."
"Ya makanya kasih tau gua biar gua ngerti bang." Jaehyun hanya diam.
Jaehyun sama sekali tidak ingin untuk memberi tahu Jaemin semuanya, apalagi ketika Jaemin dengan santainya mengubah marga dari Jung menjadi Na. Atau tentang pernikahannya yang bahkan sampai ke telinganya setelah dua minggu pernikahan, dan masih banyak lagi.
Jaehyun juga seharusnya tak lagi peduli pada anak ini, tak seharusnya juga duduk disini, diberi ruang agar berbicara hanya berdua membahas masalah yang bahkan Jaehyun sendiri tak mau membahasnya, tak mau mengungkitnya.
Ego Jaehyun terlalu tinggi, Jaehyun hanya ingin yang terbaik tentang Jaemin dengan cara yang salah.
"Tanggung jawab gua tentang lo udah selesai, kan? Gua ngga perlu transfer lo duit lagi, sebab lo udah ada sua-"
"Bukannya lo emang udah ngga pernah transfer gua duit lagi ya sejak setahun terakhir? Gimana nikmatin uang hasil ngebabu dari bapaklo sendirian? Enak?" Jaemin tersenyum miring.
Jaehyun mengepalkan tangannya sebelum berdiri, lalu berjalan ke arah Chenle. "Saya duluan, terimakasih untuk hari ini." Kemudian pergi.
Chenle dan Jaemin saling menatap, tatapan Jaemin jelas marah. Jadi dengan inisiatif, Chenle langsung menghampiri Jaemin dan memeluk tubuh itu erat.
Meskipun tidak ada balasan, Chenle tetap memeluk Jaemin hangat. Diusap lembut kepala hingga punggung Jaemin dengan lembut, pelipisnya sesekali di kecup.
Jaemin hanya diam, tak membalas pun tak menolak. Tak apa.
"Ngga apa apa, mau pulang? Atau mampir dulu?"
Jaemin menggeleng, kemudian menunduk kecil "Mau pulang." Jawabnya dengan lirih.
Jadi Chenle langsung menggenggam tangan Jaemin dan berjalan secara beriringan untuk pulang, ke rumahnya. Ah- Rumah mereka.
--
Selama di perjalanan tadi, Jaemin tampak sangat murung. Bahkan sekarang ketika sudah sampai rumah, hanya berdiam diri menonton TV di sofa dengan tatapan yang kosong.Chenle tau, Jaemin sangat menyayangi kakaknya itu.
"Jaemin kenapa? Murung amat itu." Tiba tiba Haechan bertanya, Chenle menoleh menatap Chenle yang sedang mengemil cookies.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTISALYA
Short StoryKayaknya Jaemin udah beneran gila deh. all dream w/ Jaemin Na.