--
---
Jaemin menelengkupkan kepalanya di atas meja, membiarkan Jeno mengusap surainya selama dia tidur. Sebenarnya mereka tidak sebangku, Jaemin itu sebangku dengan Felix, tetapi Jeno memaksa ingin duduk dengan ayang hari ini.
Felix sendiri hanya mengangguk mengiyakan dan beralih duduk bersama dengan Chenle.
Hari Senin setelah upacara, pelajaran pertama hingga istirahat pertama adalah matematika. Lumayan horor dan tidak menyenangkan bagi beberapa siswa, apalagi tipikal siswa yang sama sekali tidak mengerti tentang apa yang diterangkan guru.
Contoh, Haechan, Mark dan Jisung. Jeno mengerti, hanya saja terlalu malas mendengar ocehan sang guru yang malah kesana kemari. Yang paling tenang hanyalah Renjun, menyimak seperti anak baik.
Jaemin lebih memilih tidur, dia lebih menikmati mimpinya daripada kenyataan. Kenyataan sudah cukup membuat dirinya lelah.
"Kamu sakit?" Jeno bertanya dengan berbisik, menoel noleh pipi Jaemin hingga si empu terusik.
Menepis tangan Jeno, Jaemin kembali melanjutkan acara tidurnya yang terganggu. Jaemin tidak begadang, hanya saja dia memang suka tidur. Atau ketika dia bosan, dia akan tidur, sudah menjadi hobi soalnya.
"Sayaangg... Kamu sakit?"
"Diem bajingan, gua ngantuk."
Tanggapan Jeno hanyalah tawa kecil, lalu tangannya kembali menusuk nusuk pipi Jaemin dengan telunjuk. Jaemin sembal, kembali menepis tangan Jeno dengan tatapan yang super duper tajam.
"Jeno, Jaemin." Keduanya menoleh, bedanya Jaemin tatapannya terlihat sekali mengantuk.
"Kalian kenapa becanda terus?! Jaemin, kamu tidur?!"
"Mukanya emang gitu bu, kan ibu sendiri yang tadi bilang kita becanda. Terus gimana jadinya ibu malah nanya Jaemin ini tidur? Masa saya becanda sendiri?"
"Keluar dari kelas saya kalian, sekarang juga."
Jeno tersenyum senang, malah mengejek ke arah lima sohibnya yang kini menatapnya sebal. Jaemin sendiri tanpa kata langsung keluar kelas, tujuannya adalah UKS untuk melanjutkan tidur.
"Mau kemana cantik?"
"Bacot. Gua mau ke UKS." Jeno cemberut, tapi langkahnya tetap mengikuti.
"Ke kantin bareng ngga?"
"Nanti juga ketemu, ngapain harus beriringan kek anak ayam."
Jeno mendengus, "Kan sekalian bego, jadinya barengan." Tidak ada tanggapan dari Jaemin, setelah sampai di UKS Jaemin malah langsung merebahkan diri di brankar yang tersedia.
Jeno bingung harus melakukan apa, biasanya jika tanpa Jaemin dia akan bolos ke kantin atau ke warung belakang sekolah untuk nongkrong bareng sama anak anggota Dream lainnya.
Jadi dia turut merebahkan diri di brankar lain, dan mulai merogoh handphonenya untuk bermain game. Itu lebih baik daripada harus mendengarkan ocehan memutar dari si guru matematika yang so killer.
.
Bell istirahat pertama sudah berbunyi, namun Jaemin masih ada dalam posisinya saat baru pertama merebahkan diri disana. Jeno jadi khawatir sendiri, jadi dia mengecek suhu tubuh Jaemin yang ternyata memang lumayan hangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
RESTISALYA
Short StoryKayaknya Jaemin udah beneran gila deh. all dream w/ Jaemin Na.