16.

5.5K 619 66
                                    

"Boleh aku masuk?" Tanya Sunghoon dari luar kamar tidur ia dan Sunoo.

"Masuk, suamiku."

Sunghoon membuka pintu, ia melihat Sunoo sedang duduk di atas tempat tidur sambil bersandar, kakinya tertutup selimut sampai sebatas paha, dan tak lupa seulas senyum terukir cantik di wajahnya.

Sunoo menepuk tempat dimana Sunghoon biasanya tidur, Sunghoon pun tersenyum dan mencium kening serta bibir Sunoo sekilas sebelum akhirnya ikut duduk di sebelah Sunoo, membiarkan lelaki manis itu menyandar pada bahunya.

"Sean sudah tidur?"

Sean adalah nama anak mereka berdua, Park Sean.

Sunoo mengangguk, "Baru saja, perawat membawa Sean pergi ke kamarnya."

Sunghoon hanya mengangguk paham. Suasana hening cukup lama sebelum Sunoo kembali bersuara.

"Maafkan aku dan Sean ya..."

Sunghoon berhenti mengelus pergelangan tangan Sunoo yang sedari tadi ia genggam.

"Maaf untuk apa?"

"Sean....dia selalu menangis saat di dekatmu, bahkan saat sudah aku tenangkan, dia tetap menangis. Aku sudah berusaha, tapi dia tidak mau mendengarkan aku. Sudah aku coba, tapi Sean tetap menangis. Aku tidak tau apa yang salah. Aku merasa bersalah padamu. Apa aku salah merawatnya? Apa dia tidak mengenali ayahnya sendiri? Aku salah membesarkan--------

"Sayang. Sudah cukup, jangan di teruskan ya? Aku mengerti. Dan sudah, tidak perlu dipikirkan lagi. Tidak ada yang salah untuk ini semua. Dia masih belum bisa mengenali orang-orang disekitarnya kecuali orang yang melahirkan dia. Kalau memang ada yang harus disalahkan, maka aku juga bersalah. Ingat saat dia baru lahir? Aku bilang kan padamu kalau aku menjauh darinya? Jadi wajar dia seperti itu. Seiring berjalannya waktu semua akan baik-baik saja. Kamu dan Sean adalah tanggung jawabku, selamanya akan begitu dan tidak ada yang akan berubah. Sekalipun Sean tidak mengenali aku sebagai ayahnya, dia tetap anakku."

Sunoo menangis, ia meringkuk di dada Sunghoon dan memeluk perut Sunghoon erat. Isakannya semakin lama semakin keras. Sunghoon tidak bisa melakukan apapun selain mengusap punggung Sunoo berharap tangisnya akan segera reda.

"Suamiku...."

"Ya...?" Sunghoon menangkup wajah Sunoo. "Kenapa sayang?" Ia membersihkan air mata Sunoo lalu mengecup kedua matanya lembut.

"Bolehkah aku mencintaimu juga?"

Sunghoon terpaku. Ini pertama kalinya Sunoo membicarakan soal cinta diantara mereka.

"Bolehkah aku mencintaimu seperti kamu mencintai aku? Seperti pasangan yang sudah menikah? Seperti omega kepada alpha nya?"

"Sunoo, kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu tanyakan?"

Sunoo mengangguk, "Bolehkah? Apa aku belum terlambat?"

"Tidak ada kata terlambat sayang. Kapanpun, aku selalu menantikan hari-hari seperti ini datang. Hari dimana kamu siap menerima aku sepenuhnya."

"Mau bantu aku?"

"Kamu ingin aku bantu apa? Apapun pasti akan aku lakukan."

"Tandai aku. Aku mohon..."

Suasana hening kembali. Sunghoon merasa kaget, tentu saja, ini terlalu tiba-tiba.

"Sunoo..."

"Suamiku. Aku mohon. Tandai aku sekarang. Aku ingin merasa aman dan merasa dimiliki oleh seseorang. Aku ingin memulai semuanya denganmu dari awal. Aku ingin memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia denganmu, dengan Sean..."

"Dengarkan aku. Aku hanya ingin kamu tau, jika aku menandai mu, itu artinya kita akan memiliki nafsu untuk satu sama lain yang mungkin berujung pada hubungan dewasa. Kamu tau itu kan? Apa kamu yakin?"

Sunoo mengangguk malu, "Jangan diperjelas. Aku tau. Jadi.... Tolong lakukan sekarang sebelum pagi datang."

Sunghoon mematung.

"Kenapa diam saja?"

"Sunoo-ya, jika aku sudah maju, tidak ada lagi jalan untuk kamu bisa pergi. Pikirkan baik----

Sunoo mencium bibir Sunghoon penuh nafsu, Sunghoon tidak menolak sama sekali, dia memeluk tubuh Sunoo dan menekan tubuh yang lebih mungil itu ke tempat tidur hingga Sunoo tidak memiliki ruang untuk bergerak mundur. Ciuman mereka sangat dalam dan terkesan penuh damba.

Sunoo membuka matanya kala ciuman mereka terlepas untuk saling menghirup udara karena sesak. "Buat adik untuk Sean, ya? Tolong beri aku anakmu, Putra Mahkota. Buat aku hamil anak kita, aku mohon...."

Sunghoon menggeleng, "Sean masih terlalu kecil. Tidak perlu terburu-buru, mari buat adik untuk Sean saat dia sudah cukup mengerti apa itu adik. Ya?"

Sunoo menggeleng kencang, air matanya menetes, "Tidak. Aku ingin hamil. Aku ingin mengandung anak kita. Aku mohon. Aku mohon. Penuhi aku disini..." Sunoo mengelus perutnya sendiri. "Penuhi sampai aku tidak bisa menampungnya lagi. Masukan semuanya kesini. Beri aku bayi... Aku mohon...."

Sunoo meremat kerah baju Sunghoon, dia seperti sedang meraung meminta perhatian. Sunghoon paham, dia mengelus jemari Sunoo dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Maka, sesuai keinginanmu..." Ucap Sunghoon sebelum dia mengeluarkan alpha dari dalam tubuhnya dan menyerang Sunoo tanpa belas kasihan.
























"Hasil tes DNA sudah keluar, Kaisar."

Menteri Choi memberikan selembar kertas diatas meja kerja Heeseung. Kertas itu masih terlipat rapih dalam sebuah amplop. Heeseung meraih dan membuka amplop itu perlahan, dia membaca setiap kata dengan teliti dan hati-hati.

"Dia membohongi semua orang. Dan menyembunyikan kebenaran selama ini."

Menteri Choi mengerti apa isi dari hasil tes DNA Sean, Park Sean, anak yang dikenal sebagai anak dari mantan Permaisuri Kim Sunoo dan Putra Mahkota kerajaan Suwon, Park Sunghoon.

"Aku akan mengambil apa yang merupakan milikku." Heeseung membawa kertas itu dalam genggaman nya.

"Siapkan mobil."

"Tunggu Yang Mulia, apakah Yang Mulia akan pergi ke Suwon sekarang juga? Hari sudah malam. Bukankah lebih baik Yang Mulia pergi besok pagi?"

"Aku sudah dibohongi. Dan kamu berharap aku pergi besok pagi?"

Menteri Choi menunduk.

"Aku akan menjemput anakku." Heeseung berjalan keluar.

Tapi belum sempat Heeseung pergi, di depan pintu ia dihalangi oleh Wonyoung, selir nya .

"Anakmu? Apa yang Kaisar maksud dengan anak Kaisar?"

"Tidak perlu mencampuri urusan yang bukan urusanmu." Heeseung berjalan melewati Wonyoung.

"Anak kita atau anak itu?"

Heeseung berhenti melangkah.

"Jika Kaisar ingin menjemput anak itu, maka aku akan membawa anak kita pergi meninggalkan istana, bahkan pergi meninggalkan Namyangju. Dan akan aku pastikan Kaisar tidak bisa menemui anak kita lagi."













^^

THE SUN [ SUNSUN ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang