Semua orang yang ada di ruangan berdiri dan memberi hormat saat permaisuri berjalan menuju pintu untuk meninggalkan ruang aula khusus rapat anggota inti kekaisaran.
"Saya tidak akan menceraikan mu, permaisuri."
Seolah tuli, Sunoo tidak berhenti melangkah, dia dengan yakin membuka pintu dan keluar tanpa memperdulikan ucapan Heeseung. Sunoo ingin segera ke kamarnya dan mengemasi barang-barang.
Tapi belum sempat Sunoo masuk ke kamarnya, suara penjaga di depan kediamannya menggema, memberitahukan bahwa Kaisar datang. Sunoo melihat Dongpyo dan tanpa sepatah katapun Dongpyo mengerti, dia memerintahkan semua dayang keluar. Sedangkan Sunoo terus berjalan ke dalam kamar, Ia berdiri tepat di didepan jendela kamarnya yang berukuran cukup besar.
"Permaisuri."
Sunoo menoleh, dia melepaskan tangannya yang tadi ia lipat di depan dada, dengan sangat hormat ia membungkuk ke arah Heeseung, hormat yang dilakukan oleh rakyat biasa, bukan hormat permaisuri pada kaisar nya. Dan entah kenapa, hal itu berhasil membuat Heeseung mengepalkan tangan.
"Semua ucapanmu memang benar. Aku mengakui semuanya dan aku mengakui jika aku salah. Aku salah telah menghancurkan semuanya. Kepercayaan mu, cinta mu, pernikahan kita."
"Tapi, Sunoo-ya, kamu harus mendengar penjelasan ku dulu. Aku akan menjelaskan semuanya. Pertama, mengenai aku dan Wonyoung yang diam-diam bertemu. Aku juga tidak tau kenapa aku dan dia bisa sering bertemu, aku sungguh tidak tau, Sunoo-ya. Dimana aku pergi, aku sering bertemu dengannya, dia mengatakan kalau dia ada disana setelah mengantar orang tuanya untuk ke suatu tempat. Apa yang bisa aku lakukan? Memang aku akui, semakin sering bertemu aku memiliki sedikit rasa tertarik padanya. Tapi aku tidak melakukan apapun, aku hanya memilikimu di hati dan pikiranku. Sungguh."
"Kedua, mengenai aku yang membawanya ke istana. Kamu tau kalau di selatan Namyangju sedang terjadi wabah. Aku menyerahkan tugas itu padamu agar aku tidak perlu bertemu Wonyoung. Tapi kemudian, Aku dengar Wonyoung menjadi korban kebakaran, aku panik dan membawanya ke istana. Saat itu kamu sedang ada rapat. Aku berniat memberi tahumu, tapi kamu sudah lebih dulu datang ke kediamanku untuk menjemput dayang-dayang mu dan bukan ingin menemui ku. Aku tidak tau kenapa, tapi saat itu aku merasa sakit oleh sikapmu. Kamu terlihat tidak peduli atau cemburu sama sekali."
"Ketiga, dia tidur di tempat tidurku........Ini salahku, kamu bisa memarahiku. Tapi ini juga tidak di sengaja. Wonyoung mengeluh perutnya sakit sepanjang malam. Dan cara yang bisa dilakukan adalah aku membantu mengusap perutnya. Kalau aku tidur di kamarnya, dimana aku harus tidur? Dia hanya memiliki satu tempat tidur kecil. Aku tidak berpikir panjang bahwa tempat tidurku begitu istimewa untuk kita. Aku minta maaf."
"Keempat, mengenai Rut................" Heeseung menghembuskan nafasnya berat.
"Omega, dengarkan aku baik-baik."
"....."
"Aku Rut saat aku berada di wilayah selatan Namyangju. Aku tidak tau kenapa aku tiba-tiba Rut, tapi itu yang terjadi. Aku Rut lebih cepat dari biasanya. Dan saat aku kesakitan karena Rut ku, orang tua Wonyoung datang, mereka menawarkan aku istirahat di rumah mereka. Aku setuju karena aku pikir aku bisa meredakan Rut ku setelah aku istirahat sebentar. Tapi saat sampai di rumah keluarga Wonyoung, orang tua Wonyoung ijin pergi karena harus kembali ke pasar. Saat aku sedang berbaring, Wonyoung masuk kedalam kamar dan berteriak kaget, dia baru selesai mandi. Aku.........."
Sunoo memalingkan wajahnya.
"Maafkan aku Sunoo-ya. Aku benar-benar minta maaf. Aku gagal mengendalikan diriku saat itu." Heeseung merasa putus asa, dia tidak tau harus menjelaskan dengan cara apa lagi.
Setelah hening cukup lama, Sunoo akhirnya bersuara.
"Kaisar sudah selesai? Bolehkah aku berbicara sekarang?"
Tanya Sunoo, ia ingin memastikan tapi Heeseung tetap diam.
"Lalu sekarang apa, Yang Mulia? Sungguh, Yang Mulia hanya buang-buang waktu menjelaskan itu semua pada ku. Semuanya sudah terjadi. Calon selirmu sudah hamil. Dan aku, aku tidak ingin lagi menjadi Permaisuri mu Yang Mulia. Semuanya sudah selesai."
"Sunoo-yaa...."
"Aku bisa terima andai saja Yang Mulia datang padaku. Menjelaskan semuanya padaku bahwa Yang Mulia menyukai seseorang dan ingin menjadikan orang itu sebagai selir. Aku akan mengatakan aku tidak apa-apa. Yang Mulia bisa menikah. Meski aku akan cemburu, tapi aku sudah tau sejak awal kalau ini salah satu resiko sebagai seorang pendamping Kaisar. Ditambah lagi, aku resesif. Aku tidak akan menghalangi Kaisar. Tapi Kaisar tidak memilih langkah ini. Kaisar mengkhianati aku. Kaisar tidur dengan orang asing. Membayangkan nya saja membuat aku malu. Apa seburuk itu aku melayani Yang Mulia hingga Yang Mulia gelap mata dan meniduri orang asing? Dia bukan selir mu. Aku ulangi, dia bukan selir mu."
"Omega, harus dengan cara apa lagi aku menjelaskan padamu? Aku tau aku salah."
"Aku tidak ingin penjelasan apapun. Aku ingin kita pisah."
"Omega. Jangan seperti ini."
"Kaisar hanya mencari alasan agar Kaisar tidak sepenuhnya salah. Kaisar seolah menyalahkan takdir yang sering mempertemukan Kaisar dengan dia. Itu hanya cara takdir menguji apa Kaisar benar-benar hanya mencintaiku. Ternyata tidak, Kaisar goyah hanya karena sering bertemu. Apa aku juga boleh goyah pada seorang Alpha yang sering aku temui?"
"Omega."
"Kaisar. Aku berhenti sampai disini. Selanjutnya bagaimana, aku tidak peduli. Aku hanya ingin semuanya berakhir. Kaisar sangat tau kalau aku sangat membenci perselingkuhan, tapi Kaisar tetap melakukannya. Bukankah ini yang Kaisar inginkan? Kenapa berpura-pura menahan ku dan tidak ingin bercerai? Kaisar takut rakyat berkata omong kosong tentang Kaisar? Tenang saja. Aku tidak akan membeberkan apapun alasan perceraian kita."
"Sayang kenapa kamu seperti ini? Aku akan melakukan apapun agar kamu tidak meminta cerai dariku. Katakan, apapun, aku akan menuruti keinginan mu."
"Gugurkan anak di dalam kandungan Wonyoung."
"Kim Su-----
"Tidak bisa? Maka mari berpisah."
"Sayang, Wonyoung lemah, kehamilannya juga tidak terlalu baik, jika aku menggugurkan anak di dalam kandungannya, aku tidak hanya membunuh anak itu, tapi juga Wonyoung."
"Aku tau. Yang Mulia tidak bisa, maka aku bisa meminta pisah dari Yang Mulia. Benar kan?"
"Minta apa saja selain hal itu, aku mohon."
"Tadi Kaisar bilang apapun akan Kaisar lakukan. Sekarang berubah lagi. Kaisar yang aku kenal adalah Kaisar hebat yang tidak pernah ingkar pada kata-katanya. Sepertinya jarak diantara kita sudah sangat jauh. Aku tidak lagi mengenali siapa suamiku sendiri."
Sunoo mendekat dan meraih tangan Heeseung. "Keputusan ku sudah bulat. Ayo, kita berpisah." Ucapnya sambil menarik cincin pernikahan mereka dari tangan Heeseung.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Aku muak melihat cincin itu. Apa Kaisar tidak muak?" Sunoo melempar cincin mereka keluar jendela, menghilangkannya dari pandangan.
"Baiklah jika ini maumu." Suaranya berubah tegas, "Kim Sunoo. Kita tidak akan berpisah. Ini perintah."
Sunoo tersenyum meringis. Sungguh dia juga tidak mau! Tapi dia lebih tidak mau bertahan dengan seseorang yang sudah mencintai orang lain.
"Maka, pengacara ku yang akan mengatur semuanya. Lagipula, aku berasal dari Suwon. Aku akan pulang ke Suwon. Orang tuaku akan membantuku bercerai darimu jika aku memberi tau mereka kenapa aku ingin bercerai. Dan aku juga bisa meminta perlindungan pada kerajaan Suwon jika Kaisar berniat menghukum ku karena melanggar perintah Kaisar. Sebentar lagi kakakku datang untuk menjemput ku. Jika Kaisar tetap bersikeras ingin mempertahankan pernikahan ini, maka lanjutkan saja. Aku sudah benar-benar selesai. Aku bukan lagi permaisuri negeri ini. Aku akan kembali ke tempat asalku. Tempat dimana seharusnya aku berada."
^^
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SUN [ SUNSUN ]✔️
Fanfic"Ini anakku." Omega cantik itu berucap teguh. "Hanya anakku." Lanjutnya, tidak goyah, apalagi ragu. BxB !!! Yang ga suka skip yaaa°•° 🥇1. #Heenoo - 10 Desember 20222 🥇1. #Heeseung - 19 Desember 2022 🥇1. #Sunsun - 21 Desember 2022 🥇1. #Aboverse...