1. Awal Pertemuan
Happy Reading🤗
Suara kicauan burung di pagi hari dengan sinar matahari yang menampakkan sinarnya lewat jendela kamar seorang gadis berambut panjang. Dia yang terlelap tidur tanpa terganggu dengan kebisingan yang ada bernama Bulan. Bulan menaikkan kembali selimutnya tanpa berniat untuk bangun pada pagi yang cerah ini.
Tiba-tiba, pintu kamar Bulan diketuk oleh Ibunya. Ibunya merasa kesal karena Bulan yang belum bangun juga.
Tok
Tok
Tok
Cklek
"Bulan, sayang ayo bangun ini udah jam 6 pagi. Hari ini kamu harus berangkat ke sekolah baru, jangan sampai telat", ujar Ibu Bulan bernama Windi.
"Lima menit lagi Bu. Bulan janji bakal bangun", ucap Bulan sambil memejamkan matanya kembali untuk tidur.
"Gak bisa, kamu dah telat Bulan. Ayo bangun, atau Ibu potong uang bulanan kamu", jawab Ibu Bulan dengan membuka selimut yang Bulan pakai.
"Iya ini Bulan Bangun. Ibu suka ngancem mulu", ucap Bulan dengan muka cemberut.
Bulan pun akhirnya bersiap-siap untuk pergi ke sekolah barunya. Setelah mandi, ia memakai seragam dan blazer sekolah. Kemudian, dia turun ke bawah untuk sarapan bersama Ibunya.
"Inget di sekolah baru kamu harus jaga sikap Bulan. Jadi anak yang pinter", nasihatnya.
"Iya Ibuku tercinta. Bulan bakal jadi anak baik dan rajin belajar", jawab Bulan sambil mengambil roti dan selai kacang untuk sarapan.
"Oh iya Bu. Abang Hesa gak pulang lagi hari ini?", tanya Bulan pada Ibunya.
"Abang kamu gak pulang karena keluyuran gak jelas. Ibu udah gak ngurus Abangmu itu", jawab Ibu.
"Nyebelin banget emang Bang Hesa ini".
Mereka berdua pun melanjutkan sarapannya. Lalu, Bulan berpamitan dan mencium tangan Ibunya untuk berangkat sekolah.
***
Bulan memperhatikan gerbang sekolah barunya dengan saksama. Pada papan gerbang bertuliskan "SMA Nusantara". Ya itulah nama sekolah baru Bulan. Hari ini ia berangkat sekolah sendiri dan tak mau diantar oleh Ibunya. Bulan merasa kasihan pada Ibunya.
Sejak kecil Bulan selalu saja jadi beban untuk Abang dan Ibunya. Ayah Bulan sudah meninggal 10 tahun yang lalu karena kecelakaan saat pulang bekerja. Walaupun hidup tanpa sosok Ayah Bulan tetap bahagia bersama keluarga kecilnya.
Bulan pun memasuki gerbang sekolah tersebut. Ia berjalan di sepanjang koridor sekolah untuk mencari kelasnya. Bulan sudah tahu bahwa ia akan berada di kelas XII IPS 1.
Bulan pun duduk sendirian di kursi belakang karena ia merasa risih harus dengan orang lain. Tiba-tiba datang seorang cewek cantik, berambut sebahu, dengan mata yang bulat menghampiri meja Bulan.
"Hai, lo murid baru yang dikasih tau sama Pak Deni kan?". Pak Deni adalah guru Sejarah sekaligus walikelas XII IPS 1.
"Iya itu gue", jawab Bulan.
"Wah kenalin, nama gue Mauren. Gue boleh duduk di sini kan. Soalnya ini meja gue, jadi kosong karena teman sebangku gue itu gak naik kelas"
"Oh iya silakan aja. Lo boleh duduk dimanapun, terserah"
"Btw, nama lo siapa?. Biar kita bisa jadi teman akrab gitu", kata Mauren sambil mengangkat tangannya ke udara.
"Nama gue Bulan, pindahan dari Bandung. Salam kenal ya. Maaf kalo gue rada canggung", jawab Bulan sambil membalas uluran tangan Mauren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]
Teen Fiction17+ Blurb : Mereka seharusnya tidak pernah bertemu. Andai waktu dapat terulang kembali, mungkin Bulan memilih untuk tak bertemu dengan Shaka. Pertemuan nya dengan Shaka di kantin sekolah membuat Bulan harus terjerumus ke dalam kehidupan gelap Shaka...