BAB 26

505 60 6
                                    

26. Hilang Arah

Happy Reading
Warning!!

Seperti keramik putih yang bersih,  itulah perumpamaan yang cocok dengan keadaan Shaka saat ini. Bulan tak mengira Shaka akan secepat ini menyelesaikan masalahnya. Hesa sudah dibebaskan namun Bulan belum dapat menghubunginya karena larangan Shaka.

Shaka memanifulasi polisi sehingga Karina dinyatakan sebagai bunuh diri karena stress belajar. Bulan pun semakin takut dengan sosok lelaki itu, ia berusaha agar tak membuat Shaka marah. Sekolah berjalan seperti biasanya setelah kejadian malam itu. Bulan tak akan pernah bisa mengingat malam itu.

Ujian sekolah pun mulai dilaksanakan dan hari ini merupakan hari terakhir ujian. Bulan dapat bernapas lega karena dapat menyelesaikan ujiannya. Namun Bulan masih memikirkan, apakah ia berhak menggapai masa depan? Dirinya sudah hancur malam itu. Bulan hanya berpura-pura kuat dan tidak terjadi apa-apa di depan orang lain.

Bulan pun menjadi trauma bila bersentuhan dengan lelaki. Ia akan merasa sesak saat mengingat kejamnya Shaka malam itu. Bulan pun menjauhi Jay, Jaka, dan Mauren karena disuruh Shaka. Meski Mauren tetap menemaninya makan seperti ini tanpa saling bicara.

Mauren pun sedih dengan perubahan Bulan yang seperti ingin mengasingkan diri seperti ini. Mauren ingin menyalahkan Shaka, namun lelaki itu pandai berkelit lidah. Mauren sudah bingung menghadapi Shaka. Sebagai sahabat dirinya ingin membantu.

Setelah selesai makan Bulan pun pergi membawa nampannya, tanpa berpamitan dengan Mauren. Mauren hanya bisa menghela napas sedih dengan jarak yang dibuat Bulan.

Bulan pun ingin pergi ke toilet menumpahkan air mata yang sudah dipendam lama. Namun langkahnya terhenti di toilet cewek ketika mendengar suara Shaka di salah satu bilik kamar mandi bersama cewek.

"Pelan-pelan, Ka. Lo pengen banget ya cium gue," sahut si cewek membuat Bulan penasaran dan ingin membuka bilik kamar mandi.

Akan tetapi, bilik tersebut terbuka menampilkan Shaka yang berantakan dengan rambut kusut dan baju acak-acakan membuat Bulan tercengang di tempat. Shaka memilih tak peduli dan pergi.

"Oh ternyata, saudara tersayang gue," ucap cewek tersebut yang ternyata adalah Hani.

"Ngapain lo sama Shaka berduaan di toilet?," tanya Bulan. Bulan bingung dengan hatinya, ia membenci Shaka namun masih sedikit ada rasa pada lelaki itu. Andai saja pertemuannya dengan Shaka bukan balas dendam. Mungkin saat ini gadis itu dapat bahagia.

"Lo pikir aja deh sendiri. Lagian Shaka tuh pengen lo menderita. Jadi, jangan sok kalau lo ceweknya Shaka. Nanti juga lo dibuang kalau dia udah bosen pake lo," ucap Hani sambil membersihkan tangan di wastafel. Tampilan Bulan di cermin pun terlihat oleh Hani. Hani hanya tersenyum miring karena berhasil membuat Bulan terdiam.

Bulan hanya bisa mengepalkan tangannya, lalu ingin pergi namun lengannya ditarik Hani.

"Shaka sama gue udah dijodohin sama Papa. Iya Papa kita, dia juga gak peduli sama lo. Mending lo jauhin Shaka deh," bisik Hani pada telinga Bulan.

"Gue juga pengen jauhin dia. Tapi dia yang gak mau lepasin gue. Lo belum tahu aja gimana sikap sadis Shaka," jawab Bulan menghempaskan lengannya lalu berbalik pergi namun menoleh kembali pada Hani.

"Dan soal Ayah, gue gak peduli lagi sama dia. Dia bukan Ayah gue, silakan lo ambil sepuasnya," ucap Bulan lalu pergi membuat Hani kesal.

"Sialan lo, Bulan! Gue bakal bikin lo keluar dari sekolah sebelum kelulusan!," ucap Hani sambil menjambak rambut panjangnya dan menghentakkan kakinya kesal.

***

Seharusnya Shaka melepaskan Bulan bukan terus menahannya pergi. Harga dirinya sudah hancur dan ia tak dapat bertemu dengan Hesa. Ia ingin menyambut kebebasannya, namun Bulan takut dengan ancaman Shaka.

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang