BAB 31

428 49 16
                                    

31. Keguguran

Happy Reading

Hari ini SMA Nusantara sedang melakukan kegiatan camping sebagai acara perpisahan kelas 12 yang tinggal beberapa bulan lagi. Bulan pun terpaksa ikut karena Jay yang mengajaknya.

Selama seminggu pasca kejadian di rumah sakit, Shaka tak pernah mendekati Bulan lagi. Mungkin Shaka merasa bersalah karena telah menyakiti Bulan. Sementara itu, hubungan Bulan dan Jay makin membaik semenjak ia ingin mulai mencintai Jay. Namun, perasaan Bulan kadang tak menentu. Ia ingin mencintai Jay tapi hatinya tertuju pada Shaka. Mungkin ia sudah gila karena masih mempunyai rasa pada lelaki bajingan tersebut. 

Sekarang, gadis itu sedang memandangi pepohonan yang tinggi dengan mata indahnya yang tak berkedip. 

"Woah, bagus ya view-nya," ucap Mauren menghampiri Bulan dan ikut mengagumi pemandangan hutan.

Bulan tersenyum kecil dan menyetujui perkataan sahabatnya. Bulan jadi teringat dulu ketika keluarganya masih lengkap ia sering di ajak berkemah oleh Ayah dan Ibunya. Setitik air mata pun jatuh ketika mengingat perkataan Shaka bahwa Jay yang membunuh Ibunya. Bulan masih tak percaya.

"Lan, kenapa lo nangis? Ada masalah? Cerita sama gue," tanya Mauren seraya memeluk sahabatnya.

"G-gue.....," ucap Bulan tak mampu melanjutkan perkataannya karena sesak di dada. Bulan yakin Jay tak sejahat itu. Buktinya, dia selalu ada untuknya.

"Lo tenangin diri dulu. Gue ada di sini," ujar Mauren mengelus punggung Bulan. 

"Bulan kenapa?," sahut Jay yang baru datang setelah memasang tenda miliknya bersama Jaka.

"Kayaknya dia cuma sensitif karena hamil," jawab Mauren dan Bulan pun melepaskan pelukannya.

Jay langsung memegang bahunya, "Jangan nangis. Lo jelek," ucapnya.

Bulan pun menjadi tertawa mendengar itu. Rasanya sulit dipercaya jika Jay berniat jahat. Kepada siapakah Bulan harus percaya?

Jaka yang mengerti situasi pun membawa Mauren pergi dengan menggenggam telapak tangan Mauren. Sepertinya, Jaka sudah move on dan mulai menerima Mauren. Begitupun sebaliknya. Itulah takdir tak ada yang tahu akan seperti apa. 

"Lo minum air ini aja dulu," ujar Jay memberikan sebuah botol minuman. 

"Thanks," jawab Bulan mulai meneguknya perlahan tanpa tahu seringaian Jay. 

***

"Ka, bisa gak sih lo lebih romantis?," sahut Hani menghampiri Shaka yang sedang duduk termenung di depan tenda. 

"Ngapain? Kita cuma dijodohin," jawab Shaka sangat malas berhubungan dengan cewek manja tersebut. 

Selama seminggu ini, Shaka mencoba untuk menjauhi Bulan dan mempersiapkan rencana untuk menangkap Jay. Namun, seminggu ini pula ia ditempeli dengan Hani yang seolah ia pacarnya. Shaka sungguh muak dengan ini. Ia hanya mencintai Bulan, namun Shaka takut Bulan tak akan memaafkannya.

Shaka juga sering berobat ke rumah sakit untuk memulihkan ingatannya kembali. Lelaki itu hanya ingin mencoba untuk tak menyakiti Bulan lagi. Apalagi, saat ini Bulan sedang mengandung anaknya. 

"Jangan mikirin Bulan terus! Dia punya Jay!," ucap Hani terlihat kesal.

"HANI, LO BISA DIEM GAK. MAU BULAN SAMA JAY ATAU SAMA SIAPUN ITU URUSAN GUE. LO GAK ADA HAK!," teriak Shaka berdiri dan membentak Hani. 

"Maaf, Ka. Gue cuma cinta lo. Kita udah dijodohin harusnya lo sadar tanpa gue perusahaan lo hancur!," balas Hani dengan derai air mata mencoba mencari simpati Shaka.

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang