BAB 5

914 141 30
                                        

5. Awal penderitaan

Happy Reading

Satu bulan kemudian

Waktu bagaikan kilat petir yang berkecepatan tinggi dan tanpa disadari berlalu dengan cepat. Seperti halnya hubungan Bulan dan Shaka yang sudah berjalan satu bulan. Waktu memang amat cepat berjalan dan baru Bulan sadari bahwa hubungan ia dan Shaka makin terjalin baik. Mungkin itu pemikiran Bulan sedangkan pemikiran Shaka akan berbeda.

Hari-hari Bulan masih sama diisi dengan kegiatan sekolah dan ekskul seni, mungkin yang berbeda adalah kehadiran Shaka. Shaka yang selalu menemani Bulan dalam kurun sebulan ini membuat dirinya merasa nyaman dan terlindungi. Kegiatan band pada hari guru sudah terlaksana Minggu kemarin dan acaranya pun meriah berkat penampilan Bulan di atas panggung. Jay teman masa kecilnya pun mengetahui hubungan Bulan dan Shaka. Jay sangat mendukung hubungannya, walau terkadang ia merasa khawatir dengan Bulan. Mauren dan Jay pun mulai akrab, mereka bertiga selalu menghabiskan waktu bersama sebagai sahabat. Shaka pun tidak mempermasalahkan kedekatan antara Bulan dan Jay karena hanya sebatas teman.

Setelah satu Bulan berlalu Bulan tak pernah mengenal orang tua Shaka karena Shaka yang tertutup begitupun sebaliknya Shaka tak pernah mau jika di ajak berkunjung ke rumah Bulan. Untuk Abangnya Hesa dia tetap pada pendiriannya untuk menentang hubungan Bulan dan Shaka. Bulan tak peduli akan anggapan abangnya tersebut lagian sekarang abangnya sudah tidak lagi membicarakan hal tersebut.

Bulan menatap isi pesan yang baru saja di kirimkan oleh Shaka. Dia merasa heran karena pagi ini Shaka akan menjemputnya untuk pergi ke sekolah bersama. Biasanya, Shaka tak pernah mau mengantar Bulan ke sekolah. Bulan pun merasa ada yang tidak beres dengan sikap Shaka hari ini tetapi ia tetap berpikiran positif bahwa memang Shaka mungkin ingin mengantarnya.

Bulan pun mulai memasukkan semua buku yang dibutuhkan dalam tasnya. Kemudian, ia mengambil pita berwarna pink dan memasangnya di rambut hitam Bulan yang tergerai panjang.

Ketika sampai bawah ia melihat Ibunya yang sibuk memasak sarapan dan abangnya yang sedang duduk di meja makan sambil mengetik laporan di laptop.

"Selamat pagi," sapa Bulan mendekati kursi meja makan lalu menariknya dan duduk disana.

"Selamat pagi, sayang," ujar Ibu Windi sambil meletakan piring berisi nasi goreng dengan telur setengah matang kesukaan Bulan. Sedangkan Hesa sibuk mengetik tanpa menjawab sapaan Bulan.

Ibu Bulan pun mulai duduk untuk ikut sarapan bersama. Bulan merasa bahagia walaupun tanpa ayahnya keluarga ini tetap sempurna.

"Hesa sarapan dulu, taruh laptopnya," peringat Ibunya sambil menyendokan nasi goreng tersebut.

"Iya, Bu. Ini juga dah beres," ucap Hesa ikut makan bersama.

Bulan pun tak banyak bicara dan mulai memakan nasi goreng. Ketika sedang sarapan, pintu rumah pun ada yang mengetuk. Bulan pikir pasti itu Shaka, maka ia pun memilih bangkit dari duduknya.

"Wah, kayaknya kita kedatangan tamu," ucap Ibu Bulan berniat berdiri namun Bulan menahannya.

"Biar Bulan aja yang bukain, Bu," ucap Bulan dan mulai berlari ke pintu utama. Ketika dibuka, muncullah wajah Shaka yang tampan.

"Masuk dulu aja, gue lagi sarapan," ucap Bulan. Shaka pun menurut dan masuk ke rumah Bulan. Ia memperhatikan interior sederhana rumah Bulan.

"Loh siapa Bulan?," tanya Ibu Windi penasaran.

"Halo tante, saya Shaka pacar Bulan sekaligus anak Bu Jasmine," ucap Shaka membungkukkan badannya sebagai perkenalan.

Bulan hanya bisa tersenyum ketika Shaka mengenalkan dirinya. Lalu, ia sadar Shaka menyebut Bu Jasmine. Bu Jasmine adalah majikan Ibunya yang bekerja di butik.

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang