28. Luka hati dan Fisik
Happy Reading
"Aku gak mau check-up ke psikiater, Mah," ucap Shaka pada Jasmine di rumahnya.
Pagi hari ini, Shaka mendpolapatkan chat dari Jasmine untuk pulang ke rumah. Orang tuanya memutuskan untuk rujuk kembali karena masalah perjodohan Shaka dan Hani. Hal ini membuat Shaka jengkel karena Papa-nya yang terus berlagak menjadi orang tua yang baik. Jika bukan karena permintaan Jasmine, Shaka tak sudi dengan rencana rujuk tersebut.
"Tapi kamu butuh perawatan. Kamu juga sering sakit kepala, kan?," ucap Jasmine terus menasehati.
"Tapi itu dulu, Mah. Sekarang Shaka baik-baik aja dan gak ngerasa pusing lagi," ujar Shaka menolak perawatan karena menurutnya itu sia-sia. Kondisi kejiwaannya baik-baik saja. Meski, akhir-akhir ini ia sering bermimpi buruk tentang Karina. Ia yakin Karina meninggal bukan karenanya, saat itu Shaka sedang tidak di rumah dan hanya ada keluarga sepupunya saja.
"Mama takut kamu berhalusinasi dan kejadian Karina terulang lagi. Kamu harus perawatan!," ucap Jasmine penuh penekanan.
"Mama gak percaya kalau bukan aku yang buat Kak Ina bunuh diri?," ucap Shaka berdiri dan menatap tajam Jasmine.
"Mama percaya, kamu udah jelasin semuanya. Tapi kamu salah karena pernah cinta sama kakakmu sendiri," ucap Jasmine merasa kecewa dengan anaknya yang tak jujur.
"Itu bukan kesalahan, lagian itu masa lalu dan sekarang Shaka udah punya Bulan. Jadi, Shaka gak akan pernah konsultasi ke psikiater," ucap Shaka beranjak pergi dan tak berpamitan dengan Jasmine karena terlanjur kesal.
"SHAKA, ITU PERINTAH PAPAMU," teriak Jasmine pada Shaka yang sudah pergi.
Jasmine hanya bisa menghela napas melihat anaknya yang begitu keras kepala.
***
Dengan langkah tertatih dan pandangan yang mulai mengabur, Bulan berjalan di trotoar untuk ke apotek. Gadis itu ingin mengobati luka di sekujur tubuhnya akibat Shaka yang terus memukul dan menyiksa tubuhnya. Bulan sudah tak sanggup jika harus disiksa kembali. Bulan ingin mati saja rasanya, namun akal sehatnya hadir teringat dengan Hesa. Ia harus kuat demi keluarga satu-satunya.
Tanpa alas kaki, Bulan terus berjalan dan berakhir ambruk karena pingsan di pinggir jalan membuat kehebohan dintara kerumunan orang-orang.
Jay yang melihat Bulan pingsan pun menerobos kerumunan dan membopong tubuh Bulan. Lelaki itu membawa Bulan ke rumah sakit milik keluarganya.
Jay menaruh Bulan di kursi belakang dengan hati-hati seraya menepuk pipi gadis itu menyadarkannya.
"Lan, Bulan. Bangun, hey. Lo kenapa luka gini?," ujar Jay seraya terus menepuk-nepuk pipi Bulan.
Karena tak ada pergerakan Jay pun langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh ke rumah sakit.
Beberapa jam kemudian
Bau khas rumah sakit, itulah hal pertama yang Bulan rasakan setelah bangun dari pingsannya. Bulan terkejut karena dirinya berada di rumah sakit dan memakai pakaian rumah sakit.
Bulan melihat ke arah pintu yang terbuka menampilkan Jay yang membawa makanan.
"Lo udah sadar?. Yuk makan gue bawa makanan kesukaan lo," ucap Jay seraya mengeluarkan soto ayam dan menuangkannya ke mangkok.
"Kenapa lo bisa bawa gue?," heran Bulan karena seingatnya ia akan ke apotek lalu karena pusing pandangannya buram dan jatuh pingsan.
"Gue ikutin lo, gue khawatir," jawab Jay yang memang mengikuti Bulan dan mengawasinya di apartemen Shaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]
Подростковая литература17+ Blurb : Mereka seharusnya tidak pernah bertemu. Andai waktu dapat terulang kembali, mungkin Bulan memilih untuk tak bertemu dengan Shaka. Pertemuan nya dengan Shaka di kantin sekolah membuat Bulan harus terjerumus ke dalam kehidupan gelap Shaka...