-3

3.2K 160 0
                                    

Jangan lupa vot & coment

-teken bintang nya kak gpp

Propoundis

Setelah di antar oleh gibran entah kenapa liam merasah senanang tunggu? Apa senang?

Bukannya liam benci dengan gibran? Tapi kenapa dia malah senang karena menghabiskan waktu bersama?

Ahhhh liam pusing mungkin dengan satu gelas air dingin bisa menenangkannya

Liam merebahkan tubuhnya lelah karena hari ini dia menatap langit langit kamar nya dan membayangkan sifat gibran yang berubah padanya sejak kapan? Ntahlah liam baru menyadari nya

Memejamkan mata nya adalah jalan yang baik berkelana di dalam mimpi sesekali tersenyum kecil lalu terlelap

Pagi pagi sekali liam sedang terburu buru oh ayolah bagai mana dia lupa dengan kata gibran

'Besok kalo telat awas!'

Ohhh perasaanya jadi tak enak, takut jika gibran melakukan hal gila padanya

Sebenarnya liam tak ada kelas pagi, karena gibran punya jadwal pagi mau tak mau gibran harus ke kampus bukannya aneh? Orang mana yang mau ke kampus pada saat tak ada kelas pagi?

Huh!

Berlari menuju kelas gibran tentu nya saat sudah sampai napas nya terengah engah lalu membuka pintu kelas dan

Damm it!

Gibran sudah duduk tampan di sana, menatap liam dengan datar lalu berjalan mendekatinya

Sedangkan liam?

Tentu saja manusia itu diam jika melawan dia tau konsekuensi nya sangat tak adil begitulah dunia

"Setengah jam telat?, ngapain aja lo?" Ujar nya masih setia menatap liam tajam

"A-aku.....maaf aku nyenyak kali tidur, dan sebenernya aku ga ada kelas pagi tapiii baru inget kata kamu kemarin" lirih liam tak berani menatap mata elang tersebut

Liam mendengar helahan nafas kecil sangat kecil tapi liam tak yakin kalo itu gibran

Gibran menarik pelan tangan kecil itu membaya nya menuju kantin liam heran kenapa membawa nya ke sini? Dia pikir gibran akan ke toilet, perpustakaan, uks ah tunggu? Apa?! Liam kamu sudah liar jangan memikirkan hal itu bodoh!

Liam merutiki dialog batinnya kenapa harus ke toilet huh sungguh mesum!

"Gue belum sarapan dan temeni gue buat sarapan" ucap nya pergi untuk memesan sarapan selang beberapa menit kini sudah tersaji dua bubur ayam komplit namun yang satu tidak menggunakan sambel

Liam menaikan alis nya,

'Dia mau eksperimen bubur atau apa? Masak dia makan segitu banyak nya?' Eh? Kenapa liam peduli? Cih

"Lo liatin apa? Makan!" Ujar nya sambil menyuruh liam makan bubur itu ah ternyata bubur tak ada sambel nya itu punya liam toh tapi kenapa gak pake sambel

"Ga u-sah bran hehehe aku udah sarapan tadi" tolak nya halus cukup kemarin saja liam merepotkan gibran

"Lo ga pinter bohong anj makan!"

Sontak liam terkejut atas umpatan gibran dengan sedikit ragu dia memakan bubur tersebut hingga habis

"Umm makasih bran nanti ku ganti uang nya"

"Gue gak butuh uang lo, gue butuh lo!"

Ha? Liam bingung gibran bilang apa barusan dia hanya senyum kikuk

Mereka berjalan menuju kelas gibran, lantas liam mau buat apa di sini? Dia kan ga seharusnya kuliah

"Tunggu gue sampe pulang, pas istirahat temui gue di kantin tadi, satu lagi kalo lo pulang tanpa sepengetahuan gue awas aja lo!" Ancam nya sambil menatap liam tajam dan sang empu hanya manggut

Sudah mau masuk jam istirahat, liam tadi menunggu gibran di taman kampus hari ini tak terlalu ramai udara nya juga bagus

Dia beranjak menuju kantin sesuai pesan gibran tadi namun saat di tengah jalan liam melihat gibran dengan wajah tampan nya ada lebam di pipi dan sudut bibir yang robek tentu saja liam panik

Berlari mendekat ke gibran memegang tangan nya dan berkata

"Gibran kamu kenapa?, ayok ke uks obatin dulu!" Ujar liam menarik lengan gibran

Entah kenapa gibran senang jika liamnya khawatir akan diri nya bukan benci dan terpaksa

Sampai di uks liam mendudukan gibran ke brangkar dia sibuk membasuh kain dengan air es yang ada di uks

Mencari betadin juga saat semua sudah ada meletakan ke nakas mengambil kain basah itu lalu mengompres sudut bibir nya

Lagi lagi gibran tak bisa menyangkal kalo dia senang melihat liam peduli padanya lihat lah wajah serius itu sambil meniup niup agar nyeri di sudut bibir hilang

"Sudah, kamu ke nap- hewmppppp!" Liam terkejut gibran mencium bahkan melumat bibir nya namun kali ini dengan lembut bukan seperti biasanya kasar dan penuh

Tapi kali iniii sungguh liam terbuai bahkan sesekali dia akan melenguh

"Eunghhh!"

Gibran terus menyesap lidah dalam liam, seakan tau jika permainan gibran membuat liam terbuai

Mengabsen gigi rapi rasa mint cerry itu memgecap sana sini seperti permen yang tak akan habis

Saat pasokan oksigen hampir habis liam menepuk dada gibran agar berhenti dan sang dominan pun mensudahinya

Tangan itu mengusap bibir yang sudah candu bagi nya menatap lekat mata itu kali ini bukan tatapan tajam melainkan lembut

'Kenapa dia begini? Dia ngelakuinnya gak kasar, tapi lembut, apa gibran lagi ngebully aku?, tapi ciumannya lembut' batin liam bingung sambil membalas tatapan itu

Gibran rasa dia akan berlaku lembut kepada liamnya dia cukup senang

"Gue balik dulu sebentar lagi kelas gue siap"

Liam hanya mengangguk lalu gibran pun pergi dari uks

Dia menatap punggung tersebut

"Eh? Ah iya aku lupa nanyak kenapa dia penuh lebam gitu?"

"Umm gibran gak teriak teriak sama ku, kenapa dia berubah?"

'A-apa ini cinta?, gak mungkin aku suka sama gibran, d-dia gak gay dan aku juga? Jadi?'

"Arghhhhh aku bingung bunda" ujar nya lesu

Flashback

Jam istirahat sudah selesai gibran ingin menjumpai liamnya namun saat di jalan gibran mendengar seseorang sedang bicara

"Oh kalo gak liam aja anak fakulitas dokter itu, dia kan kek gak ada circle juga sabi lah kita aja nongki and dia manis juga cantik sih hahaha"

Liam? Mau di ajak nongki sama bedebah itu? Apa cantik? Yang boleh muji liam itu diri nya doang gibran seorang aja

Dengan santai nya dia mendekat ke arah 3 remaja tersebut dan membogem yang memuji liam tadi

"Kenapa lo bangsat!" Amuk nya saat sadar dia di bogem

Gibran tak peduli namun dia tetap akan membogem nya saat ingin melayangkan tinju nya pipi kiri nya di tinju balik oleh sang teman

Membuat gibran tersungkur dan membentur kuris yang ada di saja mengakibtkan bibir nya robek

Gibran pun melayangkan tinju nya kembali dan dekit berikutnya gibran meninju lagi hingga orang itu tersungkur

"Inget kalo lo pada mau deket sama liam siap siap hidup lo pada jadi sensara"

Tentu saja saat mendengar itu ketiga remaja itu sudah tau kalo gibran adalah pengaruh besar untuk kampus

Memilih acuh dan meninggalkan ketiga nya lebih baik isi tenaga buat liat liamnya

Saat sudah sampai liam berlari membuat gibran tersenyum kecil terlihat raut khwatir dari liam

Off

Makin ke sini makin ke sana ye kan

Hehehe udah, lanjut gak? Typo di maklumi saya malas rekab 🙏🏻😅

Happy reading 📖📖

BULLY! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang