"Surat apa ini?"
"Jadi gibran.....?"
.
.
.Lliam melihat secarik kertas dan di sana ada beberapa barang yang sering di gunakan lisa waktu dulu, dia masih memegang surat tersebut sambil menatap ke arah kotak nya
Haruskah di buka?
Liam ragu, hal ini juga menyangkut privasi milik orang, tapi kenapa gibran memberi sandi tanggal lahir liam? Kenapa tidak lisa?
Lama memikir dan liam pun membuka kertas tersebut
Mata liam membaca setiap huruf huruf yang ada dari ujung kata hingga akhir kalimat
Lama membaca dia mendengar suara keran sudah mati tandanya gibran telah usai mandi dia segera membereskan kotak itu dan menyimpan nya kembali
Liam pun kembali duduk di ranjang milik gibran dan memainkan ponsel nya
"Yam...."
"Iya?"
Hening, mereka saling menatap gibran yang menyelemi mata indah di balik kacamata itu dan liam yang melihat mata gibran yang sendu
Kedua nya saling berpendapat beda
"Lo...masih ragu sama gue?"
"Maksudnya?"
"Gue tau yam, kotak itu" gibran menunjuk kotak tadi "gue sengaja tarok situ biar lo liat, biar lo buka, sandi nya angka lahir lo, di sana ada barang punya lisa dan-"
"Surat?"
Gibran mendongak, liam menghela nafas
"Bran, aku....a-aku bukan ragu sama kamu, atau takut kamu kayak dulu, aku percaya kok kamu udah berubah tapi...-"
"Tapi apa yam?"
Liam menatap wajah itu lalu tersenyum
"Tapi aku juga mulai suka sama kamu"
Ha? Gibran ga salah denger ni? Liamnya.....
"Yam coba bilang sekali lagi!" Girang nya dia berlutut dan memegang pipi gibran
"Is kamu denger tadi!"
"Hahahahaha, yes yes yes! Liam my mine!"
"Gibran, sttt jangan ribut! Tapi aku ga mau langsung nikah" jujur liam ngucap gitu rada malu
"Jadi?"
"Yah.....aku mau kita saling mengenal dulu"
"Kita udah lama saling kenal"
"Belum, kamu belum tau aku yang sekarang gimana"
"Tau kok, kamu cantik, baik penyayang- akhhhh!"
"Rasain, intinya um.....k-kita pacaran dulu dan saling mengenal satu sama lain ga ada penolakan titik!"
Setelah itu liam masuk kedalam selimut dan menutupi semua badannya terutama di bagian wajah karena sudah menjadi tomat
Gibran senyum senyum gaje lalu mendekat dan membekap tubuh liam
"Thanks yam, thanks lisa" gumam nya yang terdengar oleh liam ia tidak marah tersemat nama lisa di sana liam malah terseyum
Dan terbawa tidur karena pelukan hangat yang di berikan oleh gibran
Besok paginya liam dan gibran sudah berpakaian rapi gibran yang menggunakan jas navy beserta dalaman putih, dan liam memilih kemeja bercorak batik dan celana kain berwarna hitam
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLY! (HIATUS)
Short StoryLapak [BL] harap bijak memilih book! Homophobic/homophobia harap jauh-jauh! . . . . . . . . . . . . berawal dari masa SD hingga di jenjang kuliah liam argantara selalu mendapatkan bullyan dari gibran putra pangestu hingga pada suatu hari liam harus...