Zayan menyandarkan tubuhnya di sofa. Ia baru saja pulang dari kantor. Cukup lelah telah bekerja penuh seharian ini. Dirinya ingin segera mandi lalu sholat dan bergegas siap untuk tidur. Tapi kali ini dia seakan malas mengerjakan itu semua, entah mengapa.
Perjodohan. Tentang perjodohan itu, masih menjadi beban pikirkan tersendiri oleh Zayan. Dirinya belum sepenuhnya menerima, hatinya masih terus saja gelisah entah apa penyebabnya.
Notifikasi muncul dilayar handphone yang ia pegang. Dengan segera ia mengecek. Ternyata pesan dari Umanya.
___
Umaaaaa
Zayan
Uma udah atur baju pengantin kalian, semoga kalian cocok sama baju pilihan UmaIya Uma, terima kasih
Sehari lagi, kalian bakalan sah! Jaga kesehatan. Libur dulu kerjanyaaaa
Iyaaaa, Umaaaaa sayangg
___
Pada pertemuan malam itu mereka semua menyepakati bahwa pernikahan Zayan dan Aya akan dilangsungkan seminggu kemudian.
Dan dua malam lagi akan tepat dua minggu setelah adanya pertemuan malam itu. Segala persiapan telah dilakukan. Tinggal beberapa persen saja hingga semuanya akan selesai.
"Ya Allah, jika perempuan itu benar-benar tercipta dari tulang rusuk hamba, hamba ikhlas juga ridho, Ya Allah. Semoga hamba bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik nantinya. Aamiin," Zayan menundukkan kepalanya sembari membatin.
Ia dipertemukan dengan calon jodohnya belum lama ini, itupun diperantarai oleh perjodohan yang diadakan para orang tua itu. Uma Dinastri sudah terlampau greget sebab Zayan tak kunjung mendapatkan calon pendamping hidup yang tepat padahal usianya sudah cukup dewasa.
Lalu pada akhirnya Uma Dinastri mempertemukannya dengan gadis kecil yang cantik parasnya. Kalau tentang akhlaknya sih, kata Uma masih harus dituntun untuk memperbaiki. Dan Zayan lah yang akan berkewajiban menuntun Aya untuk menjadi lebih baik lagi... nantinya.
Semoga ia bisa. Zayan yakin, karena Allah juga akan membantunya.
×××
Aya berdecak malas kemudian melipat tangannya didepan dada. Menatap jengah tempat yang tengah ramai dengan pengunjung ini.
Ia butuh tempat yang tenang, namun kedua teman laknatnya malah mengajaknya ke tempat berisik seperti ini. Aya tak suka, sungguh tidak suka.
"Gue mau pulang aja," katanya. Kemudian berdiri dan membenarkan sedikit tas ranselnya yang hampir melorot dari pundak.
Tapi gadis itu dicegah Lingga. "Katanya butuh tempat buat nenangin pikiran, ya ini tempatnya."
"Nggak untuk sekarang. Lepas, gue mau pulang!" Aya melirik pergelangan tangannya yang dicengkeram sahabatnya itu.
Beberapa detik setelah Aya mengucapkan kalimat dengan intonasinya kian meninggi, perlahan cekalan tersebut terlepas. Lingga menatap Aya dengan raut tak bisa diartikan. Mungkin perempuan itu sedih, kecewa, atau marah? Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYYA - Happiness Starts with You
Teen FictionZAYYA [Zayan - Aya] Cewek urakan dijodohin sama cowok yang paham agama?! ××× Kanaya Cassiova Arganta, si cantik yang suka nyari bahaya buat dirinya sendiri. Kelayapan malem-malem, balap liar, itu tak jarang dilakukan olehnya. Di sekolah tempatnya me...