3. Bertatap Muka

611 51 0
                                    

Kini, keluarga kecil itu sudah sampai ke tujuan yakni Fattah Resto. Restoran yang cukup terkenal dengan berbagai hidangan lezatnya.

Aya masih senyum-senyum sendiri sampai ayah bundanya melirik satu sama lain. Ada apa dengan anak mereka, kok mengerikan ya mesam-mesem sorangan.

Ingin tahu apa yang ada dipikiran gadis itu? Ia tengah memikirkan kalimat yang diucapkan Anik tadi. Dijodohkan katanya? Itu membuat pikirannya langsung tertuju pada novel yang sering ia baca. Seorang gadis yang dijodohkan dengan CEO, bad boy, maupun ketua geng motor yang disegani semua orang.

Kira-kira Aya akan dijodohkan dengan siapa ya? Ah, ia berharap punya pasangan bad boy atau ketua geng motor. Nanti bisa diajak balapan motor bareng. Pasti seru, deh.

"Aya!" bunda Yuvika memanggil Aya sedikit keras.

"Hm, ya, bun?" Aya menoleh masih dengan menaikkan kedua sudut bibir.

"Kamu kenapa senyam-senyum sendiri? Ngeri bunda lihatnya," ceplos sang ibu.

Raksa pun sampai geleng-geleng kepala. Sikap putrinya itu kadang bikin kesal, kadang juga membuat orang yang menatapnya menjadi bingung. "Mikirin apa?" Raksa bertanya.

Aya menjawab dengan gelengan kepala dan jangan lupakan senyuman yang belum juga luntur dari wajahnya, "Gak mikir apa-apa kok."

"Yang bener?" goda Yuvika.

Belum sempat Aya membalas, mendadak saja ada seorang wanita yang menghampiri meja mereka.

"Yupiii, assalamualaikum!" wanita itu tiba-tiba saja menepuk pundak Yuvika membuat Yuvika menoleh lalu melihatkan reaksi keterkejutannya.

"Eh, waalaikummussalam. Hai, Tri!" balas bunda Yuvika.

Setelah mereka berjabat tangan dan cipika-cipiki, wanita yang tadi dipanggil Tri oleh bunda Yuvika itu menabok pelan pundak bunda. Kemudian berkata demikian, "Ih! Jangan panggil Tri! Nama aku itu Dinastri dan panggilannya Dina bukan Tri!" wanita cantik dengan baju longgarnya itu mencak-mencak mendengar panggilan yang diucapkan bunda Yuvika. Merasa tak terima.

Bunda Yuvika terkekeh. "Hehe, sengaja. Maaf deh."

"Itu putra kamu, Din?" semua pasang mata sontak melihat ke arah belakang punggung Dinastri. Mereka baru sadar jika ada yang mengekor dibelakang wanita cantik tersebut.

"Ah, iya. Sini, nak." Buru-buru ia menarik putranya itu untuk berdiri tepat disampingnya. Sudah seperti pengawal saja berdiri dibelakangnya.

Dinastri tiba-tiba dicegah Yuvika saat akan memperkenalkan putranya. Wanita itu menampakkan raut bertanya. Kemudian Yuvika pun berkata, "Sambil duduk aja ngomongnya."

Benar juga, dari tadi mereka masih belum mendudukkan bokongnya. Akhirnya Dinastri terkekeh pelan. Selepasnya ia menarik kursi dan duduk dengan nyaman. Di ikuti oleh putranya.

"Kalian gimana kabarnya?" tanya Dinastri basa-basi.

"Alhamdulillah, semua baik," balas Raksa mewakili.

"Kamu dan keluarga baik juga, kan?" sahut Yuvika yang dibalas sama seperti jawaban Raksa tadi.

"Ini Zayan, Din?" pertanyaan Yuvika tersebut dibalas anggukan oleh Dinastri. "Iya, makin ganteng bukan?" candanya.

ZAYYA - Happiness Starts with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang