8. Dekapan Hangat

694 57 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Semua orang bahagia, termasuk kedua orang tua mempelai. Ayah Zayan, Zain, juga sudah menampakkan diri, duduk di sebelah putranya.

Jujur, Zayan merasakan adanya kelegaan bisa mengucap qabiltu dengan lancar. Sedangkan kerisauan yang sebelum

nya ia rasakan, sudah dibuangnya begitu saja. Zayan menyerahkan semua pada Rabbnya dan dapat dipastikan jika semua akan baik-baik saja.

Tak sampai bermenit-menit dirinya dan seluruh manusia yang berada didalam ruangan ini akhirnya melihat tokoh utama perempuan yang datang dari arah tangga.

Perempuan yang menggunakan gaun pengantin sedikit kebesaran dibadannya, kerudung yang menutup bagian dada, serta terdapat mahkota kecil diatas kepalanya.

Dia adalah perempuan yang sudah menyandang status sebagai istri Zayan yang sah dimata agama dan juga negara.

Masya Allah

Zayan pun sampai tak berkedip menatap Aya yang terlihat cantik dengan sedikit polesan make up diwajahnya.

Hingga akhirnya lelaki itu tersadar dan kembali menundukkan pandangannya. Memang tidak salah jika memandang perempuan yang sudah sepenuhnya menjadi miliknya, malah berpahala. Namun kembali lagi, Zayan masih belum menerima dan mencintai perempuan itu sepenuhnya.

Perlahan, Zayan akan mencoba membuka akses hatinya untuk meletakkan nama Aya didalam sana. Semoga dirinya bisa. Harus bisa.

Kini Aya sudah berada tepat di samping Zayan. Kalau boleh jujur, sebenarnya jantung Aya berdetak hebat tak karuan. Entah mengapa berdekatan dengan lelaki yang kini telah menjadi suaminya membuat debaran jantungnya kian menguat. Biasanya jika dekat dengan laki-laki lain, ia merasa biasa saja.

Zayan meraih cincin yang menjadi mahar pernikahannya. Dengan lembut ia meraih tangan yang sudah halal untuk disentuh. Dimasukkannya cincin tersebut pada jari manis sang istri. Pas, cocok, cantik sekali.

Aya sempat kaget saat lelaki disampingnya ini meraih tangannya. Tapi melihat apa yang dilakukan kemudian, Aya menahan senyuman. Selanjutnya, Aya bergantian memasangkan cincin satunya pada jari besar suaminya.

"Salim dulu!" saat ia kembali menghadap ke depan, Aya berhadapan dengan kedua orang tuanya. Bunda Yuvika pun langsung menyuruh Aya yang tak peka itu untuk menyalimi tangan Zayan.

Aya kembali menghadap samping. Lantas mengambil tangan kanan Zayan dan mencium punggung tangan lelaki tersebut. Hanya dua detik, kemudian Aya mendongakkan kepala kembali, dengan keadaan tangan mereka masih belum lepas.

Aya tersentak saat tiba-tiba saja Zayan menarik pelan tangannya untuk mempersempit jarak antara mereka.

Cup

Zayan mencium keningnya. Detik itu juga sekujur tubuh Aya seperti terkena sengatan listrik. Aliran darahnya berdesir sangat hebat. Keduanya sama-sama memejamkan mata. Lalu pekik riuh terdengar memenuhi ruangan membuat mereka membuka pejaman mata itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZAYYA - Happiness Starts with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang