Di tengah kesunyian malam dengan lampu yang redup, Zayan menengadahkan tangan sesudah sholat tahajud. Pada sepertiga malam, ia selalu mengobrol dengan Allah, Sang Pencipta Alam. Meminta, mencurahkan isi hati, dan selalu memohon perlindungan kepada Rabb yang menciptakannya.
Zayan percaya akan takdir yang telah Allah tulis untuknya. Jika memang Aya sungguh-sungguh yang tertulis di lauhul mahfudz nya, Zayan akan menerima dengan ikhlas. Ia tak boleh egois, orang tuanya juga ingin melihat ia menikah. Mengucap qabiltu dengan tegas dan lugas.
"Ya Allah, Engkau pasti tau apa yang terbaik untuk hambaMu ini. Berikanlah aku hati yang ikhlas untuk menerimanya sebagai jodoh yang telah Engkau tuliskan untukku.
Semoga aku dapat membimbingnya dengan baik agar bisa bersama-sama dengan ku menuju surgaMu yang abadi. Aku percaya semua akan baik-baik saja selagi aku terus ingat kepadaMu, Ya Allah.
Ya Rabb, hilangkan lah kegelisahan yang melanda hati hamba. Sungguh, aku percaya takdir yang Engkau ciptakan bermaksud baik, namun jangan sampai kerisauan hati ini terjadi. Amin, Ya Rabbal 'Aalamin."
Zayan mengusap telapak tangannya pada wajah. Hatinya berubah menjadi sedikit lebih tenang. Tadi malam dirinya benar-benar gelisah akan sesuatu hal. Entah apa itu.
Semoga tidak terjadi apa-apa nantinya.
Selama satu menit termenung, akhirnya Zayan menghela nafas. Kemudian ia menolehkan kepala pada gantungan baju yang terletak disebelah lemari. Ada tuxedo hitam, celana hitam, dan kemeja putih.
Itu adalah pakaian yang akan ia kenakan pagi nanti. Saat dirinya mengucap akad nikah.
Tak disangka, dirinya sebentar lagi akan menjadi kepala rumah tangga. Zayan berdoa, semoga ia bisa menjadi suami dan ayah yang baik, yang dapat membimbing keluarga kecilnya menuju janah-Nya.
×××
Matahari akhirnya muncul dari arah timur. Menggantikan bulan yang sudah hadir dimalam hari tadi. Matahari itu menyorotkan cahayanya pada sebagian bumi ini. Membuat manusia yang tertidur pulas segera bangun untuk melakukan aktivitas yang harus dilakukan hari ini.
Seperti seorang gadis yang sudah bangun sedari tadi sebab semburan omongan dari bundanya tercinta. Pagi-pagi buta, ia harus mandi dan bersiap untuk acara nanti. Padahal bundanya tersebut mengetahui bahwa dirinya paling tidak bisa mandi pagi-pagi banget. Kalau agak siangan dikit sih, no problem. Tapi ini masih terlalu pagi!
Akhirnya ia memilih tidur sebentar dikamar mandi sebelum mandi. Gadis itu duduk di bathtub yang belum terisi air.
"AYA!"
Gadis itu bergumam sebagai respon, padahal suaranya lirih, tak akan mungkin terdengar sampai luar kamar mandi.
"AYA!" bundanya berteriak lagi sekali.
Aya berdecak, suara bunda memang tidak ramah. "Apa?" jawab Aya sedikit berteriak juga.
"CEPETAN DIKIT MANDINYA!"
"Sabar!"
Masih pukul 4 loh ini. Ijab kabul nya masih dilaksanakan jam 10 nanti.
Oke. Aya mencoba sabar. Dengan perlahan ia membuka matanya agar mengusir kantuknya. Selepas itu Aya bergegas mandi supaya wangi.
Kini Aya sudah selesai sholat subuh. Ia melipat mukenanya dan ditaruh dalam lemari. Jam menunjukkan pukul 5. Aya masih sedikit mengantuk, jadi ia merebahkan diri sebentar diatas kasur.
Ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan sendu. Hari ini ia sungguh akan merubah statusnya ya? Lalu ia juga akan dikeluarkan dari kartu keluarga Arganta dan membuat kartu keluarga sendiri untuknya dan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYYA - Happiness Starts with You
Teen FictionZAYYA [Zayan - Aya] Cewek urakan dijodohin sama cowok yang paham agama?! ××× Kanaya Cassiova Arganta, si cantik yang suka nyari bahaya buat dirinya sendiri. Kelayapan malem-malem, balap liar, itu tak jarang dilakukan olehnya. Di sekolah tempatnya me...