Fifth; Can We Meet Again?

353 43 1
                                    

Kini, Jeadle sudah berada di mobil Marko. Dengan Marko tentunya. Ia merasa sedikit awkward hanya berduaan di mobil dengan Marko.

"Kamu mau mampir dulu atau mau langsung pulang, Del?."

"Aku ngikut kak Marko aja, kan yang nyetir kak Marko, hehe," Jeadle merasa sungkan dan Marko mengulas senyum tipisnya.

"Kalau saya ajak kamu mampir studio saya dulu, kamu mau? Mumpung masih siang, jadi kamu pulangnya juga ga kesorean. Itu pun juga kalau kamu mau. Kalo ga, langsung saya anterin pulang, kok. Anw, studio saya ga jauh kok dari sini, dan searah sama arah rumahmu juga," Jeadle mengangguk.

"Aku mau kok, Kak. Ga ada kegiatan juga habis ini."

"Oke, jadi setuju ya mampir ke studio saya dulu?," Marko memastikan.

"Iya kak Marko," lalu keduanya tersenyum.

•••

Mereka berdua telah sampai di studio Marko. Studionya berada pada sebuah gedung setinggi 10 lantai yang di dalamnya berisi macam-macam tempat. Seperti; studio seperti milik Marko, kantor, tempat bimbel, dan ada yang menggunakannya sebagai tempat tinggal. Karena di setiap ruangan gedung sudah terdapat dapur dan kamar mandi. Jadi selebihnya harus direnovasi sendiri sesuai keinginan pembeli gedung.

Marko dan Jeadle sedang berada di dalam lift menuju ke lantai 8, di mana studio Marko berada. Keduanya hanya diam saja selama berada di dalam lift. Jeadle masih sedikit canggung hanya berduaan dengan Marko seperti sekarang ini. Ia merasa nyaman, tapi canggung juga di saat yang bersamaan.

Lift telah berhenti di lantai yang mereka tuju. Marko menuntun Jeadle menuju studionya yang berada tepat di samping kiri lift.

Jeadle kagum melihat studio milik Marko yang ternyata sangat luas. Awalnya, Jeadle pikir, studio milik Marko adalah studio musik kecil yang hanya digunakan secara pribadi oleh Marko. Ternyata pemikirannya salah. Berbagai alat musik yang sepertinya lengkap tertata rapi pada studio Marko. Jeadle tidak paham alat musik, tapi ia tahu bahwa ada piano, keyboard, gitar, bass, drum, saxophone, harpa,  bahkan ada suling. Sisanya, Jeadle tidak tahu apa namanya.

Ada dua orang yang berada pada studio milik Marko yang setelah diketahui ternyata bernama “Dream Music Studio” selain Jeadle dan Marko. Kedua orang tersebut terlihat sedang sibuk berbincang di sofa pada sudut ruangan. Marko mengajak Jeadle untuk menghampirinya.

"Hey guys!."

"Eh bang Marko, kapan datengnya, Bang? Kita ga sadar," sahut lelaki jangkung masih duduk di sofa.

"Barusan, waktu kalian lagi asik ngobrol."

"Itu kakak cantik siapa, Bang?," kali ini si gadis yang duduk bersama lelaki jangkung ikut bersuara.

"Oh ini Jeadle, teman abang," Jeadle tersenyum.

"Halo, aku Jeadle. Kalian bisa panggil aku Adel," sapa Jeadle ramah.

"Halo kak Adel, aku Clairo. Biasa dipanggil Iro. Adik sepupu abang Marko."

"Aku Jiandra kak, temennya Clairo, sama sesekali ikut bantu-bantu di studio bang Marko."

"Mereka sebenernya lebih dari temen, Del. Udah temenan dari bayi, kadang mesra-mesraan juga. Masa cuma temen," Jeadle terkekeh mendengarnya.

"Abang nih ga percayaan banget kalau dibilangin," bibir Clairo mengerucut.

"Kak Adel jangan percaya omongan bang Marko ya. Aku sama Clairo emang cuma temenan kok," Jeadle terkekeh, lagi.

"Kalian tuh friendzone. Pada denial sendiri sih. Padahal punya perasaan lebih."

"Abaaang, udah deh. Kalau emang friendzone ya udah. Urusan aku sama Jian biar kita urus sendiri abaang," Clairo merengek. Dan menurut Jeadle, itu terlihat sangat menggemaskan.

"Kamu lucu banget, Iro. Gemes," tutur Jeadle jujur.

"Kak Adel juga cantik banget, manis. Tipe abang banget," Clairo terkikik bersama Jian.

"Iya, kak Adel tuh tipe bang Marko banget," timpal Jian.

"Kalian diem deh, ayo Del, saya ajak ke ruangan saya."

"Mau ngapain tuh diajak ke ruangan?," goda Clairo.

"Kamu diem deh Iro," ucap Marko tegas.

"Abang galak! kak Adel, abang tuh aslinya galak banget. Serem!," Clairo kompor. Dan Jeadle tertawa.

Marko mengabaikan ucapan adik sepupunya, lalu menarik tangan Jeadle untuk mengikutinya.

•••

Marko mempersilakan Jeadle untuk duduk dengan nyaman di sofa yang berada di ruangannya. Jeadle mengamati ruangan pribadi Marko yang lumayan luas. Selain sofa yang sedang didudukinya, di ruangan ini juga terdapat empat gitar yang tertata rapi pada dinding ruangan, meja serta kursi kerja yang nyaman, dua komputer, dan sebuah tempat tidur multifungsi berukuran single bed. Multifungsi karena bagian bawah tempat tidur bisa digunakan sebagai lemari pakaian, ataupun tempat menaruh barang. Dan sebuah kulkas mini yang juga digunakan sebagai nakas.

"Ruangan kamu kelihatan nyaman, Kak."

"Bisa dibilang begitu. Saya nyoba buat setting ruangan ini senyaman mungkin. Karena saya kerja di ruangan ini, dan kadang juga tidur di sini. Jadi biar pikiran dan badan enjoy. Akhirnya buat ruangan yang menurut saya nyaman," Adel mengangguk mendengar penjelasan Marko.

"Oh iya, Del. Soal ucapan Clairo tadi, yang bilang kalau kamu tipe saya. Itu memang benar adanya, saya juga merasa nyaman saat sedang bersama kamu. Kalau kamu tidak keberatan, dan juga mengijinkan, saya mau mencoba lebih mengenal kamu."

Jeadle bingung setelah mendengar ucapan Marko. Ia merasa ucapan Marko terdengar tulus.

"Makasih banyak ya kak Marko udah mau jujur. Jujur, aku juga nyaman kok sama kakak. Tapi masih lumayan canggung, mungkin karena kita baru ketemu dua kali dan belum saling kenal. Aku ga keberatan kok kalau kakak mau coba mengenal aku, kalo boleh, aku juga mau coba mengenal kakak," Jeadle menampilkan senyum manis bulan sabitnya setelah selesai menyelesaikan ucapannya.

Raut wajah Marko juga terlihat senang.

"Jadi, can we meet again?."

"Sure, why not."

Marko sangat senang, sungguh.

"Thank you so much, Del," dengan refleks, Marko merengkuh tubuh Jeadle.

Awalnya Jeadle terkejut, tapi setelah itu ia membalas pelukan Marko yang terasa semakin erat.

"My pleasure, Kak."

—••—••—••—

Hi, how are you, guys!
it's been a long time since my last update.

Im kinda busy with my head in these days hehe.
Hope you enjoy it!

And if you like it, you can give me appreciation with click the star button for me.

Enjoy your day!

Love, Cassa

Our Classic Story [ MARKNO || GS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang