Seventh; Day by Day

318 36 3
                                    

Di pagi Senin yang cerah ini, Marko telah berada di kediaman keluarga Noah untuk sarapan bersama. Awal niatnya datang adalah untuk menjemput Jeadle dan mengantarnya ke kampus, karena Jeadle ada kelas pagi pada pukul delapan. Tapi saat di chat, Jeadle berkata jika Marko harus datang pukul enam pagi karena orangtua Jeadle ingin mengajaknya sarapan bersama sembari berbincang-bincang santai, bunda Fany juga akan memanggang cookies pagi ini, jadi Marko harus datang lebih pagi dari yg semula akan datang pukul 7:30 menjadi pukul enam karena bunda ingin Marko mencicipi cookiesnya selagi masih hangat.

Jeadle sedang sibuk di dapur membantu Bunda memotong sayuran yang akan dimasak pagi ini. Menu yang akan disajikan pagi ini adalah sop daging dengan sayuran, ayam goreng, perkedel, tempe tahu goreng, serta sambal tomat dan sambal terasi sebagai pelengkapnya.

Semalam, Bunda dan Jeadle telah membuat adonan perkedelnya, lalu menyimpannya di kulkas. Jadi, pagi ini tinggal digoreng dengan menambahkan baluran telur. Ayam, tempe, dan tahu pun sudah dimarinasi sejak semalam dan disimpan di kulkas, semuanya tinggal di goreng saja dan tidak akan memakan waktu terlalu lama.

Bunda dan Jeadle terlihat serasi ketika bersama di dapur. Bunda yang sedang sibuk menggoreng lauk sarapan dan membuat perpaduan bumbu untuk kuah sopnya, dengan Jeadle yang sedang memotong sayuran dan sesekali mengecek oven guna mengetahui apakah cookiesnya sudah siap untuk diangkat atau belum.

Jika kalian bertanya tentang apa yang dilakukan Ayah, Jayden, dan Marko jika mereka tidak terlihat di dapur, jawabannya adalah karena Jayden dan Ayah mengajak Marko untuk olahraga pagi bersama di ruang gym di kediaman keluarga Noah. Ruangannya tidak terlalu besar, tapi cukup untuk diisi alat-alat gym yang basic dan digunakan berolahraga sampai sekitar sepuluh orang.

Sesekali mereka juga berbincang, ayah menanyakan kabar Marko dan berkata kepada Marko agar menjaga kesehatannya karena kesibukan Marko sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang dilanda pusing skripsi sering membuat Marko melewatkan jam makannya. Ayah juga berkata jika Marko sedang suntuk dan butuh hiburan, ia bisa menghubungi ayah Noah dan Jayden untuk bersenang-senang bersama. Entah memancing, bermain golf, bermain basket, atau apapun itu hal positif yang dapat mereka lakukan untuk menghibur diri.

•••

Menu sarapan yang tadi di masak telah selesai dan dihidangkan di atas meja makan. cookies buatan bunda yang hangat fresh from oven pun telah ikut tersaji di meja makan. Sebelum memulai sarapan dengan nasi, bunda meminta Marko agar mencicipi cookiesnya terlebih dahulu karena masih hangat sesuai yang diinginkan bunda.

"Sebelum mulai sarapan, bunda mau Marko cicipin cookies buatan bunda dong. Kamu kan belum pernah nyoba, jadi bunda mau tau manis cookiesnya selera kamu apa ga, atau malah kurang manis."

Marko yang diminta mencoba cookies oleh bunda pun langsung mengambil sebuah cookies dan mencobanya.

"Enak bun, Marko ga terlalu suka manis, tapi menurut Marko, cookies buatan bunda ga kemanisan kok. Pas banget jadi ga bikin eneg," Jelas Marko mengenai pendapatnya.

"Senangnya dipuji calon mantu, syukur kalau kamu suka, sebelumnya juga Adel udah bilang kalau kamu ga terlalu suka manis, jadi bunda bikin cookiesnya pake dark chocolate yang agak pahit biar ga kemanisan di lidah kamu," Marko sangat senang mendengar ucapan bunda, ia merasa keluarga Jeadle sangat memperhatikannya dan menganggapnya sebagai anak sendiri.

"Terima kasih banyak ya bun, udah ngerepotin bunda sampai bunda bikin cookies juga. Makasih juga ya, Del."

Marko tersenyum menatap Jeadle yang persis duduk di sampingnya dan mengelus pelan tangan kiri Jeadle yang berada di bawah meja. Jeadle pun membalas senyum Marko dengan tidak mengeluarkan komentar.

Our Classic Story [ MARKNO || GS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang