Sinar matahari pagi samar-samar menyusup ke dalam kamar yang berada di studio Marko melalui lubang fentilasi. Sepasang sejoli yang semalam akhirnya tidur bersama, masih tertidur dengan lelap sembari berpelukan di bawah selimut yang tebal.
Tak lama setelah itu, alarm pada nakas kamar Marko yang selalu di-setting pada pukul enam akhirnya menyala. Membuat Marko terbangun. Tapi tidak dengan Jeadle. Gadis itu masih nyaman terlelap pada pelukan Marko. Marko mengulas senyumnya, mengelus lembut kepala Jeadle, lalu memberi kecupan-kecupan ringan pada wajah cantik Jeadle. Membuat Jeadle sedikit terusik dari tidurnya.
"Good morning, princess."
Jeadle menggeliat, lalu membuka matanya perlahan. Jujur saja, Marko sedang menahan gemas karena wajah bangun tidur Jeadle yang terlihat sangat menggemaskan dan seperti anak kecil.
"Kamu mau sarapan apa, hm?," kesadaran Jeadle belum 100%, sehingga belum mampu merespon pertanyaan Marko.
Alih-alih menjawab pertanyaan Marko, Jeadle malah membenamkan wajahnya di dada Marko dan mengencangkan pelukannya. Lagi-lagi Marko mengulas senyum, dan mengelus-elus kepala Jeadle.
"Bangun yuk, princess. Kita nyari sarapan, yuk!," Jeadle mendongakkan kepalanya menghadap wajah Marko yang sedari menunduk menatapnya.
"Morning my prince."
"Aku mau nasi kuning," Marko terkekeh ringan."Iya, ayo cari nasi kuning, kamu bangun dulu terus kita cuci muka."
"Gendong."
"Aduuh, manjanya tuan puteri. Iya ayo sini digendong."
"I love you, My prince."
"I Love you more, Princess."
Akhirnya Marko mengangkat Jeadle dalam gendongannya, dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi. Setelah kegiatan di kamar mandinya selesai, Marko mengganti celana tidur pendek yang semalam dipakainya menjadi celana training panjang. Lalu memberikan Jeadle hoodie miliknya untuk dipakai menutupi atasan piyama Jeadle. Celananya tidak perlu ganti, karena piyama Jeadle bercelana panjang dan tidak bermotif. Hanya polos, jadi tidak akan terlalu terlihat mencolok untuk dipakai keluar.
"Yuk!," Jeadle menggandeng lengan Marko. Setelah itu mereka berdua berjalan keluar dari studio menuju ke bawah gedung studio Marko dan mencari sarapan di sekitarnya.
Fyi: Karena gedung yang dipake studio Marko ini serbaguna, jadi banyak pedagang di sekitar gedungnya. Bukan pedagang kaki lima di pinggir jalan raya, tapi memang udah disediain lahan khusus dan fasilitas untuk jualan pedagang UMKM.
Posisi pedagang-pedagang sarapan yang akan dituju Marko dan Jeadle hanya tepat berada di samping gedung ini. Bangunan luas yang berisikan kios-kios penjaja berbagai menu sarapan, seperti; nasi uduk, nasi kuning, soto, nasi rames, nasi pecel, bubur ayam, dan jajanan tradisional. Serta terdapat banyak bangku dan meja untuk pembeli yang akan makan di tempat.
Marko dan Jeadle berjalan menuju kios yang menjual nasi kuning, mereka harus sedikit mengantre karena lumayan banyak pembeli.
"Kamu duduk dulu di sana ya, Del. Biar aku yang pesen, kamu minumnya mau apa?," Jeadle mengangguk.
"Aku mau wedhang jahe anget ya, Kak," Marko mengangguk, setelahnya, Jeadle berjalan menuju meja yang tadi ditunjuk Marko.
Tak lama, setelah memesan menu yang diinginkan, Marko kembali menuju Jeadle dan duduk berhadapan. Marko tadi menunjuk meja yang hanya muat untuk dua orang, agar kegiatan sarapan mereka lebih nyaman karena tidak harus semeja dengan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Classic Story [ MARKNO || GS ]
FanficKisah klasik hubungan Marko dan Jeadle. ↪GS (gender switch) story ↪Main pair, Markno (gs) ↪Side pair, Nahyuck (gs) Jangan salah lapak! If you not interest with this story, just go start: Dec 16, 2022