Hari ini tepat dua bulan Jeadle dan Marko mengenal masing-masing lebih dalam. Secara perlahan, mereka mulai terbuka kepada satu sama lain. Seperti rutin memberi kabar walaupun dilakukan dua hari sekali, rutin melakukan date satu minggu sekali, memberi tahu kepada masing-masing apa hal yang disuka dan tidak disuka, dan mencoba menjadikan satu sama lain tempat bercerita.
Sore nanti mereka akan bertemu setelah pertemuan terakhir satu minggu yang lalu. Marko akan menjemput Jeadle di rumah, dan membawa Jeadle ke tempat tujuan yang sudah mereka berdua sepakati bersama.
Tapi, waktu untuk menuju sore masihlah panjang, karena sekarang baru saja pukul 7.30 pagi. Keluarga Jeadle masih berada di meja makan, berbincang bersama. Mereka baru saja menyelesaikan sarapannya di hari Sabtu pagi yang sejuk.
"Kabar hubungan kamu sama Marko gimana, Kak?," ayah bertanya pada Jeadle.
"Baik kok, Yah. Nanti sore juga kita bakal keluar."
"Kamu senang sama Marko?," masih ayah yang bertanya.
"Senang yah, kak Marko baik banget. Dia walaupun kayaknya keliatan kaku, tapi sebenernya ga kok. Dia juga asik kalau diajak ngobrol."
"Syukur kalau kamu senang, ayah juga ikutan senang."
"Calon mantu bunda nih top banget deh, langsung tunangan aja deh kalian. ga usah pacaran. Toh kalian belum jadian aja udah kayak orang pacaran," tanggapan bunda membuat pipi putih Jeadle bersemu.
"Si kakak blushing tuh bun," Jayden tertawa dengan kencang.
"Diomongin sama Marko dong kak. Bunda mau banget kalau punya calon mantu kayak Marko. Mau punya yang kayak Hellen, tapi cowoknya ga gerak-gerak. Bunda jadi hopeless," ucap bunda dengan sok drama. Seperti biasa. Ayah dan Jeadle dibuat tertawa, sedangkan Jayden tersenyum kikuk.
"Udah ada pergerakan tahu bun. Aku udah sering chattingan lagi sama Hellen, dan kita juga udah pernah ketemu baru-baru ini. Aku juga udah bilang Hellen kalau nanti mau ngajak dia keluar, dan kalau jadi, mau aku ajak balikan hari ini," Jayden menjelaskan.
"Semoga lancar ya, Bang."
"Iya kak, doain ya kak, yah, bun."
"Bunda, ayah, sama kakak pasti selalu doain kamu abang. Semangat ya," ucapan ayah diangguki oleh seluruh orang yang ada di meja makan.
•••
Marko sudah sampai di rumah kediaman keluarga Noah untuk menjemput Jeadle. Setelah berpamitan pada orangtua Jeadle, Marko menjalankan mobilnya untuk menuju ke garden park. Ya, tempat tujuan yang sudah mereka sepakati adalah garden park.
Alasan mereka memilihnya sebagai tempat tujuan karena mereka akan melakukan picnic date kali ini. Jeadle juga telah menyiapkan bekal dan alas kain untuk pikniknya. Sedangkan Marko hanya membawa gitar untuk dimainkan nanti sebagai hiburan. Sebenarnya, Marko ingin berbagi membawa bekal dengan Jeadle, tetapi Jeadle menolaknya. Ia bersikukuh akan menyiapkan semua bekalnya sendiri. Karena tidak mamu mempeributkan hal yang tidak perlu diributkan, akhirnya Marko menyetujuinya.
Mobil mereka telah berjalan sejauh setengah perjalanan, dan mereka memutuskan untuk mampir berhenti sebentar di mini market untuk membeli beberapa minuman yang mereka butuhkan. Setelah selesai dengan urusan di mini market, Marko kembali menjalankan mobilnya dan melanjutkan perjalanan mereka.
•••
Jeadle dan Marko telah sampai di taman. Mereka memilih tempat di depan danau yang berada di garden park. Setelah itu, mereka menata barang yang mereka bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Classic Story [ MARKNO || GS ]
FanfictionKisah klasik hubungan Marko dan Jeadle. ↪GS (gender switch) story ↪Main pair, Markno (gs) ↪Side pair, Nahyuck (gs) Jangan salah lapak! If you not interest with this story, just go start: Dec 16, 2022