1. Malam Itu

127 8 2
                                    

🐥🐥🐥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

Malam minggu merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu semua orang. Selain bisa menjadi waktu untuk jalan-jalan bersama orang tersayang, malam minggu merupakan malam penuh kenikmatan bagi kaum rebahan karena setelah sekolah atau bekerja, mereka bisa beristirahat sembari berselancar di sosial media.

Seperti pemuda ini contohnya, namanya Jayden Sukawibowo, pewaris tunggal keluarga Sukmawibowo yang merupakan konglomerat di negara ini. Saat ini, Jayden atau biasa dipanggil Jae, sedang rebahan diatas tempat tidur sembari menonton sebuah film di ponselnya.

"It's a fucking penthouse, Aris! You hear that? Fucking penthouse! Tega banget kamu selingkuhin Mbak Kinan, Aris! Go to hell, asshole!"

Jae mengelus dadanya. Dirinya pun segera beristighfar karena telah mengumpati setan berwujud pria bernama Aris itu, lebih tepatnya takut kena omel Mamih kalau beliau dengar waktu lewat depan kamarnya.

Disaat sedang asyik menonton film Layangan Nyangkut, tiba-tiba saja cacing diperutnya berdemo dan membuat perutnya berbunyi. "Eh? Kok udah lapar lagi? Tadi abis makan rendah 2 piring loh."

Jae mendudukan dirinya, entah mengapa ia ingin makan sesuatu yang manis. Liat aku aja, Mas🤭 Pentung Author pakai stik drum Mas Dowoon!

Jae bangkit dan menyambar jaket serta dompet miliknya sebelum pergi untuk berburu makanan manis di perempatan komplek yang terkenal banyak jajanan.

"Mau kemana kamu?"

Jae meringis, ia pun mendongak dan tersenyum kearah Mamihnya yang tengah berkacak pinggang dengan wajah yang penuh masker. "Mau jajan di perempatan."

"Tumben, biasanya jajannya di Sevel," gumam Mamih.

"Pasti banyak yang pacaran, Mih." Jae memutar bola matanya malas. "Aku pergi dulu ya, Mih. Kalau Papih udah mau nyampe, tolong bilang jemput Jae di perempatan ya, hehe."

"Kamu gak bawa mobil?" tanya Mamih.

"Nggak, Mih. Ribet!" jawab Jae.

"Naik motor aja sana! Udah malam ini. Nanti kalau diculik gimana? Atau, sama Pak Slamet aja perginya."

"Ya ampun, Mih, Jae ini udah gede. Mau setengah dari setengah abad loh! Mana ada orang yang mau nyulik Jae?"

"Mau setengah dari setengah abad kok masih jomblo? Tuh liat si Brian, tinggal bagiin undangan doang!"

"Enough, Mih. Mau beli martabak aja ribet sampai merembet ke jodoh. Udah ah, Jae pergi dulu. Laper!"

"Hati-hati, Nak! Liat kanan-kiri kalau mau nyebrang! Jangan terima permen dari orang asing! Kalau diikutin, pergi ke tempat ramai!" teriak Mamih saat punggung Jae mulai menghilang dibalik pintu utama rumah keluarga Sukmawibowo.

Kidnapped | Jae (DAY6)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang