🐥🐥🐥
Keesokan harinya, Jae terbangun dengan tubuh yang benar-benar segar. Setelah terdiam beberapa saat untuk mengumpulkan nyawa dan meregangkan otot, Jae menyingkap selimut serta sarung yang membungkus dirinya dan pergi keluar kamar.
Sembari menggaruk kepalanya, Jae mengedarkan pandangannya dan mendapati keadaan rumah yang sepi. "Mas Sutris?"
"Mas Jae udah bangun?"
Jae membalikkan tubuhnya dan melihat keberadaan Anindya dari arah dapur. "Hehe, iya. Uhm, Mas Sutris kemana?"
"Mas No nya udah berangkat ke pasar," jawab Anindya. "Mas Jae butuh sesuatu?"
"Eh, ngg-nggak kok. S-saya cuma mau pinjam baju, saya mau mandi," kata Jae.
"Yaudah, Mas Jae tunggu disini aja. Anin ambilin dulu bajunya Mas No." Anindya pun pergi untuk mencari pakaian Sutrisno di kamar pemuda itu. Tak berselang lama, Anindya kembali dengan satu setel pakaian dan memberikannya ke Jae. "Kamar mandinya di belakang ya, Mas."
Jae mengangguk, lalu ia segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Setibanya disana, Jae dibuat bergidik dengan suara katak yang bersemayam di sawah belakang kamar mandi. "Hih, gede banget suaranya."
Dengan takut-takut kalau ada katak yang tiba-tiba muncul, Jae mulai membuka seluruh pakaiannya dan mengambil air menggunakan gayung untuk membasahi tubuhnya. "AAAA!!! DINGIN BANGETTTT!!!"
🐥🐥🐥
Jae duduk di bangku meja makan dengan tubuh yang bergetar kedinginan serta kepala yang sedikit pusing, padahal ia baru saja sembuh dan parahnya belum ada sehari dirinya sembuh.
"Dingin," gumam Jae sembari mengusap tangannya dengan maksud mencari kehangatan. Dirinya tidak menyangka air di kampung akan lebih dingin dari di Jakarta, bahkan es mungkin kalah.
"Teh nya, Mas Jae." Anindya meletakkan segelas teh di depan Jae. "Anin bikinin air hangat untuk Mas Jae mandi lagi ya? Biar gak menggigil."
"Eh? Ngg-nggak usah, nanti juga gak menggigil lagi," tolak Jae yang merasa tak enak pada Anindya.
"Assalammu'alaikum, Mas No pulang!" ucap Sutrisno sembari memasuki rumah. "Loh, Anin? Mas Jae kenapa?"
"Mas Jae kedinginan habis mandi tadi terus kepalanya pusing karena Mas Jae langsung bilas kepala pakai air dingin, nggak disesuain dulu di badan," jelas Anindya.
Sutrisno meringis. "Mas Jae kok beranian langsung bilas kepala pakai air dingin gak nyesuain dulu di badan? Saya aja gak berani. Dingin, Mas. Saya gak akan kuat."
"Justru karena Mas Sutris gak kuat, biar saya aja," sahut Jae.
Anindya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua pemuda didepannya. "Di Jakarta, pasti Mas Jae suka pakai pancuran yang diatas itu ya? Makanya langsung bilas kepala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnapped | Jae (DAY6)
FanfictionJayden Sukmawibowo merupakan putra tunggal dari seorang konglomerat yang diculik ketika sedang membeli martabak di perempatan komplek. Atas izin Tuhan, dirinya pun berhasil kabur, namun siapa sangka dalam pelariannya ia justru bertemu dengan seorang...