🐥🐥🐥
Kediaman keluarga Sukmawibowo dibuat gempar mengenai kabar kalau pewaris tunggal mereka telah diculik setelah salah seorang ART mendapat telepon subuh tadi.
"Ya ampun, Jae. Kok kamu bisa diculik, Nak? Katanya kamu udah umur setengah dari setengah abad," ucap Mamih sembari ditenangi oleh beberapa ART.
"Gimana Pak Mamat?" tanya Papih Jae ketika satpam rumah keluarga Sukmawibowo datang.
"Tadi saya udah tanya Pak RT, katanya Mas Jae pergi sama orang asing pas lagi beli martabak. Di CCTV jalan, Mas Jae dibawa mobil warna hijau," jelas Pak Mamat.
"Apa mobilnya, Mat? Berapa nomor polisinya? CEPAT CARI TAU, ANAK SAYA LAGI DALAM BAHAYA!!" teriak Mamih.
"S-siap, Nyonya!" Pak Mamat langsung berlari menuju rumah Pak RT lagi untuk meminta beberapa hal yang diinginkan Mamih.
"Mamih tenang ya?" Papih duduk disamping istrinya dan mengelus pundaknya.
"Jae anak kita satu-satunya, Pih. Gimana kalau dia kenapa-napa? Dia udah makan belum? Semalam dia izin beli martabak karena lapar," lirih Mamih.
Papih pun membawa Mamih ke dekapannya. "Jangan khawatir, Mih. Jae itu anak kuat. Mamih lupa dia pernah juara silat se-TK? Pasti dia baik-baik saja."
🐥🐥🐥
"Huee, Mamihh!!!"
Keempat pria itu terus saja menutup telinga mereka sejak Jae dibawa menuju tempat persembunyian mereka sampai sekarang.
"Bayi aja nangisnya gak kayak gini," gumam pria bertubuh besar.
Seorang pria bertubuh kurus memutar bola matanya malas, lalu bangkit untuk menghampiri Jae. "Dek? Adek!"
"ADEK, ADEK! EMANG GUE ADEK LO?!?! GUE UDAH BUKAN ADEK-ADEK LAGI!!!"
Pria bertubuh kurus itu terlonjak saat suara Jae menggelegar. Sungguh, Jae benar-benar menggambarkan kecil-kecil cabe rawit yang sesungguhnya.
"Yaudah, Mas? Masnya mau makan gak? Katanya semalam beli martabak karena lapar," tanya pria kurus itu.
"Anak kecil juga tau kalau alasan beli martabak ya karena lapar! Pakai ditanya lagi!" sahut Jae.
Ketiga teman pria kurus itu cekikikan melihat rekannya meladeni Jae yang jauh lebih menyebalkan daripada anak kecil yang rewel.
"Masnya mau makan apa? Nanti saya ambilin," kata pria kurus itu.
"Eh, boleh makan nih?" tanya Jae.
Pria kurus itu mengangguk, padahal Jae tidak dapat melihatnya karena kepalanya ditutup sarung helm. "Saya kasihan lihat Masnya yang badannya udah kurus nanti makin kurus. Saya beliin nasi di warteg ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnapped | Jae (DAY6)
FanfictionJayden Sukmawibowo merupakan putra tunggal dari seorang konglomerat yang diculik ketika sedang membeli martabak di perempatan komplek. Atas izin Tuhan, dirinya pun berhasil kabur, namun siapa sangka dalam pelariannya ia justru bertemu dengan seorang...