8. Pasar Malam

4 2 0
                                    

🐥🐥🐥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

Jae dibuat terpukai dengan suasana pasar malam yang ramai akan warga dari berbagai usia. Meski dirinya sudah sering ke pasar malam di berbagai negara, namun kali ini Jae merasakan atmosfer yang berbeda.

"Mas Jae belum pernah ke pasar malam?" tanya Anindya saat melihat ekspresi Jae.

Jae menggeleng. "Kalau di Indonesia belum pernah, tapi di luar negeri sering. Biasa, nyari kulineran."

"Kenapa orang kota lebih suka kulineran sama jalan-jalan di luar negeri, padahal di Indonesia juga bisa? Negara kita itu luas loh, ada banyak daerah dan makanan yang mungkin belum pernah dicoba," gumam Anindya yang membuat Jae tersedak ludahnya sendiri. Ia merasa tertampar dengan ucapan gadis disampingnya. "Mas Jae mau beli apa?"

Jae menggeraruk kepalanya yang tidak gatal. "Seharusnya saya yang nanya begitu ke kamu, kamu mau beli apa?"

Anindya menggeleng. "Nggak perlu, Mas. Anin gak mau apa-apa."

"Loh, kok gitu? Bilang aja kamu mau apa, nanti saya beliin," kata Jae.

"Nggak, Mas Jae. Anin memang gak mau apa-apa," sahut Anindya.

Jae menaikkan satu alisnya. Baru kali ini ia menemukan spesies gadis yang tidak ingin membeli apapun, padahal mereka hanya tinggal memilih barang yang diinginkan.

Jae menatap Anindya yang juga tengah menatapnya sembari sesekali mengerjap. Gadis itu benar-benar menggemaskan!

Jae mengalihkan pandangannya ke sekeliling, ia berusaha mencari sesuatu yang mungkin bisa ia belikan untuk Anindya. Mata sipit itu seketika berbinar saat melihat pedagang seblak. Pasti Anindya suka karena betina mana yang menolak makanan khas Sunda itu, meski mereka berada di Kebumen.

Anindya hanya mengikuti Jae ketika pemuda itu menarik tangannya ke seorang pedagang yang tengah sibuk membuat pesanan.

"Seblaknya dua ya, Bu! Makan disini! Sama satu bungkus!" Jae menyebut pesanannya.

"Siap, Mas!" sahut sang pedagang.

Selagi menunggu, Jae pun mengajak Anindya duduk sembari menikmati suasana pasar yang lumayan ramai.

"Mas Jae gak perlu repot-repot." Jae menoleh saat mendengar Anindya bersuara dan mendapati gadis itu tengah menatapnya.

Anindya menunduk, lalu tangannya bergerak memainkan rok yang ia gunakan. "Aku jadi gak enak sama Mas Jae."

Jae tersenyum. "Nggak apa-apa kok. Saya senang malah bisa ajak kamu jalan-jalan ke pasar malam. Ditambah, saya jadi punya pengalaman ngebajak sawah. Jangan salahin diri kamu lagi, Anin."

"Tapi Mas Jae--"

"Ssstt, udah-udah. Sekarang, kamu ada yang mau dibeli gak? Nggak apa-apa ngomong aja, nanti saya beliin," potong Jae.

Kidnapped | Jae (DAY6)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang